BOGOR – Jual beli lapak menjadi alasan pedagang
untuk bertahan. Dimana harganya dibandrol Rp 50 juta hingga Rp150 juta
per kios. Hal ini disampaikan staf Desa Tugu Selatan, Yayat.
Menurutnya, lapak-lapak sepanjang Jalan Cisarua-Puncak ini memiliki
nilai ekonomis. Selain pedagang yang sudah lama, sejumlah investor asal
Timur Tengah pun berbondong-bondong membelinya. Salah satunya pangkas
rambut serta penjualan kayu wangi.
“Disini lapaknya sewaan. Harganya dari puluhan juta sampai ratusan
juta rupiah. Setahun belakangan ini banyak disewa oleh orang Arab dan
dikelola oleh imigran serta warga setempat,”katanya Selasa (23/08/2016).
Mereka, sambungnya, merogok kocek hingga Rp60 juta untuk kios
berukuran 5×5 meter. Bukan tanpa perhitungan, dalam satu bulan omset
bisnis imigran ini mencapai Rp50 juta.
Hal itu dikatakan oleh Ahmad Mahmud (28). Imigran yang bangunannya
ikut dibongkar ini mengaku, bisa mendapatkan uang Rp3 juta per hari.
“Sekali pangkas rambut Rp300 ribu. Untuk janggut Rp150 ribu-Rp200
ribu. Sebulan minimal Rp50 juta,”kata pria berkewarganegaraan Maroko
itu.
Sementara untuk keamanan, ia mengaku menyetor Rp500 ribu per bulan ke preman setempat.
“Ada yang ngambil tiap bulan,”katanya.
Hal itu diamini Camat Cisarua, Bayu Rahmawanto. Bangunan pedagang
sepanjang jalur Puncak kerap diperjualbelikan. Mereka yang menjual
umumnya dari dari pedagang lama ke pedagang baru.(ent)
Thursday, 25 August 2016
Home »
berita
,
metropolitan
» Setahun Keluar Ratusan Juta Rupiah Hanya untuk Jual Beli Lapak di Kabupaten Bogor
0 komentar:
Post a Comment