BOGOR – Penutupan area Stasiun Parungpanjang dengan
menggunakan pagar besi, terus jadi polemik para pengguna kereta dan
warga Kecamatan Parungpanjang.
Keluhan penutupan secara permanen itu terus muncul karena warga merasa dipersulit untuk masuk area stasiun tersebut.
“Jadi kalau mau masuk stasiun, warga harus berjalan kaki memutar
dulu sekitar 500 meter. Ini sangat merugikan dan merepotkan kami
sebagai konsumen (penumpang, red) kereta,“ ujar Ridwan (35), warga
sekitar kepada Metropolitan, Senin (15/08/2016).
Hal senada diungkapkan warga lainnya, IH. Menurutnya kebijakan
kepala Stasiun Parungpanjang menutup pintu masuk sangat mengganggu
serta mematikan usaha warga sekitar.
“Padahal adanya stasiun itu untuk meningkatkan ekonomi warga. Kalau begini malah bikin susah,“ katanya kesal.
IH mengaku warga sekitar yang hendak berjualan asongan dan mengelola
area parkir, saat ini hanya bisa gigit jari dengan adanya penutupan
pagar di sekeliling stasiun.
“Kami harap pemerintah juga bisa melihat sisi lain, terutama peluang
kerja dan usaha warga yang dimatikan dengan adanya penutupan ini. Jadi
tolonglah dibuka kembali,“ pintanya.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Parung Panjang, Wahyudin menjelaskan,
sosialisasi telah diberikan sejak awal Juli. Gerbang utama ditutup untuk
menciptakan ketertiban di stasiun.
“Ini perintah dari direktur utama bagian operasional PT. KAI, sebelum peresmian stasiun pada 10 Juli 2016 lalu,” terangnya.
Diakuinya, meski gerbang utama ditutup, calon penumpang tetap nekat menerobos melalui sela-sela pagar.
“Wajar saja kalau ada yang seperti itu. Kami pun masih mencari cara untuk mengatasi masalah ini,” tandasnya.(ent)
0 komentar:
Post a Comment