BOGOR – Revitalisasi Pasar Bogor yang dikerjakan PT
Waskita Jaya Purnama, mendapat sorotan dari Komisi C DPRD Kota Bogor.
Selain pekerjaan proyek yang asal-asalan.
Komisi yang membidangi pembangunan itu juga menemukan proyek dengan
anggaran Rp11,5 miliar tersebut rawan bagi pengunjung dan pedagang yang
berjualan.
Lantaran, mereka menemukan keramik lantai flooring yang ditumpuk
dengan existing keramik yang ada. Mengingat usia bangunan yang sudah
tua, kondisi tersebut dikhawatirkan akan menambah beban bangunan.
“Kalau nanti rubuh bagaimana? Harus memikirkan keselamatan
pengunjung,” ujar anggota Komisi C DPRD Kota Bogor, Yus Ruswandi, di
sela-sela inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Bogor, Jumat (19/8/2016).
Belum lagi, salah satu perwakilan konsultan mengatakan, sebagian
bangunan di Pasar Bogor sudah retak-retak, sehingga sangat rentan
ambruk. Sementara itu, Ketua Komisi C Zaenul Mutaqin mengatakan, ada
kegiatan teknis yang belum pas dan belum memiliki dasar kajian.
Pembangunan keramik yang dilakukan di setiap lantai pada revitalisasi pasar Bogor ditumpuk pada existing keramik yang ada.
“Kajian ilmiah dari tim ahli bangunannya juga tidak ada, jadi, hal ini menjadi sorotan dan perhatian kami,” bebernya.
Proyek Benomor SPPBJ 027/04/SPK/PJKRPB/PPK/VI/2016 itu, akan
dilaksanakan selama 250 hari. Namun, dalam papan plang yang ada di pasar
Bogor, kegiatan waktu pelaksanaan selama 189 hari.
“Soal waktu kerja ini juga bisa menjadi masalah apabila tidak sesuai
dengan hasil lelang di unit layanan pengadaan (ULP). Tidak perlu
terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaan revitalisasi. Sesuaikan saja
waktunya berdasarkan hasil ULP, agar pekerjaan berkualitas,” katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Operasional PD Pasar Pakuan Jaya (PPJ),
Syuhairi mengatakan, revitalisasi Pasar Bogor dilakukan pada lantai
dasar, lantai 1 dan 2, dengan total los dan kios 2.100. Sampai saat ini,
pekerjaan sudah dilakukan sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB).
Terkait masalah pemasangan keramik menimpa keramik yang ada, pihak
PD-PPJ sudah meminta agar keramik yang lama dibongkar dulu supaya tidak
menambah beban berat pada bangunan.
Akan tetapi, karena alasannya tidak ada di dalam RAB, jadi tidak dilakukan oleh pihak kontraktor.
“Pihak pelaksana mengatakan tidak ada anggaran, karena tidak ada di
RAB. Kalau dia bongkar siapa yang bayar?” kata Syuhairi menirukan gaya
bicara pengembang.
Solusinya, pihak kontraktor harus membuat analisis teknis terhadap
kekuatan daya dukung bangunan Pasar Bogor ini. Sebab, biaya membongkar
keramik tidak ada.
Sampai sekarang PD-PPJ masih menunggu hasil analisis. Dan kalau tidak
memungkinkan, maka harus dihentikan dulu kegiatan pembangunan dan
menghitung ulang RAB, serta membuat rencana baru lagi.(ent)
Tuesday, 23 August 2016
Haduh, Ternyata Revitalisasi Pasar Bogor Asal-asalan!
Related Posts:
Warga Kabupaten Bogor Cari Uang Jajan di Jalan Rusak, Ini Lokasinya.. BOGOR – Jalan rusak tak selalu mengangu pengendara. Justru, tak sedikit warga Desa Tajur, yang mengambil keuntungan dari jalan rusak. Mereka memanfaatkannya untuk meminta sumbangan kepada para pengendara dengan alasan un… Read More
Misteri Kematian ABG Sukabumi Terungkap, Tewas setelah Dicekoki Miras SUKABUMI – Misteri kematian seorang remaja asal Kampung Talaga Hilir Desa Cisande Kecamatan Cicantayan, Fit (15), akhirnya terungkap. Sebelum meninggal, korban terlebih dahulu dicekoki miras oleh pelaku.Hal itu terungkap s… Read More
Pipa PDAM Tirtawening Bandung Pecah, Ratusan Liter Air Hilang Perdetik BANDUNG – Selama empat hari ke depan 20 ribu pelanggan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Bandung akan mengalami gangguan. Hal tersebut dikarenakan adanya pipa Transmisi Cisangkuy berdiameter 850 mil… Read More
Hari Nelayan di Cianjur Terganjal Cuaca CIANJUR – Tak banyak yang mengetahui bahwa setiap tanggal 6 April diperingati sebagai Hari Nelayan Nasional. Konon katanya, peringatan tersebut berangkat dari gelaran pesta rakyat yang sering digelar para nelayan di Kabu… Read More
Akibat Rusaknya Saluran Irigasi Ratusan Petani di Kabupaten Bogor Merugi BOGOR – Tak seperti petani di Desa Tajur, yang kini sudah bisa memperbaiki saluran irigasi secara swadaya. Ratusan petani di Kecamatan Cileungsi justru menjerit karena tak berfungsinya irigasi. Infrastruktur pertanian ini … Read More
0 komentar:
Post a Comment