Banner 1

Parah! Pedestrian Belum Bersih dari PKL

BOGOR – Pemkot Bogor terus berbenah menjelang akan diresmikannya fasilitas pedestrian (pejalan kaki) Kebun Raya Bogor (KRB). Sejumlah SKPD dikumpulkan dalam rapat di Paseban Surawisesa Balaikota, Kamis (05/01/2017). Salah satu masalah yang menjadi sorotan Walikota Bogor Bima Arya adalah jalur pedestrian yang belum steril......

Menang di #WeLoveCities, Bogor Dinobatkan Sebagai Kota Paling Dicintai di Seluruh Dunia

BOGOR- BOGOR - Setelah melewati proses panjang, akhirnya Kota Bogor meraih kemenangan di ajang #WeLoveCities dan dinobatkan sebagai kota paling dicintai di seluruh dunia dalam ajang yang digelar World Wide Fund for Nature....

PSB Bogor Sukses Gulung Persima Majalengka

BOGOR - PSB Bogor berhasil meraih poin penuh dalam lanjutan Liga Nusantara 2016. Tidak tanggung-tanggung anak-anak Laskar Pakuan menggulung tim asal Jawa Barat lainnya, Persima Majalengka enam gol tanpa balas....

Hadapi Liga Nusantara, PSB Matangkan Persiapan

BOGOR–Skuat PSB terus mengasah kemampuannya dalam rangka persiapan menghadapi Liga Nusantara (Linus) di Depok pada 8-11 Agustus nanti. Bertempat di Stadion Padjajaran, kemarin tim kebanggaan warga Kota Bogor ini melakoni uji tanding melawan kesebelasan Ciomas....

Mantap! Atasi Pemotor Nekat, Walikota Instruksikan Patroli di Jalur Sepeda Otista

BOGOR – Aksi Mahesa Jenar (13) dan Wildan Pratama Putra (13) yang nekat memalang sepedanya di jalur sepeda Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) yang dilewati pengguna sepeda motor jelas menampar telak Pemkot Bogor.Walikota Bima Arya bahkan mengaku greget jika melewati Jalan Otista. Jalur yang dibangun khusus untuk sepeda seringkali dikuasai sepeda motor, berbeda dengan.......

Tuesday, 31 January 2017

Kades Sambut Baik Rencana Program Kementerian


SUKAKARYA – Kepala Desa Sukalaksana, Nandang mengaku belum mengetahui lebih jauh terkait program Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama Kementerian Pertanian. Kendati demikian, dia mengaku menyambut rencana pembangunan embung pengairan pertanian.

Kata dia, program tersebut cukup baik dalam upaya peningkatan ekonomi melalui sektor pertanian. Saluran irigasi di wilayah Desa Sukalaksana sendiri dinilai sudah sangat dibutuhkan, dengan kondisi saat ini yang tidak aktif.“Kalau wacana dari kementerian sudah berjalan saya sudah ada titik yang akan dibuatkan irigasi, memang pertanian di wilayah saya sangat membutuhkan air,” ucapnya.

Nandang berharap pembuatan embung maupun saluran irigasi bisa meningkatkan produksi padi di wilayahnya. Apalagi, kendati telah mengajukan beberapa kali saluran irigasi tetapi sampai saat ini belum juga disetujui.

Dia sendiri menilai, program ini menjadi angin segar bagi petani yang tidak mau lagi kesulitan air guna pengairan lahan sawah mereka. Selanjutnya, program peningkatan pertanian juga menjadi prioritas pembangunan Desa Sukalaksana di samping ada beberapa program pembangunan yang lain.

“Ada infrastruktur, seperti Jaling (Jalan Lingkungan), jembatan penghubung antar kampung, perbaikan masjid, dan pengajuan untuk guru mengaji agar dapet upah setiap bulannya, dan lebih semangat lagi mengajar anak-anak,” beber Nandang.

Dia berharap, pengajuan di tahun 2017 bisa disetujui, karena pengajuan yang diajukan salah satunya yang menjadi prioritas perlu segera dikerjakan. Salah satu contohnya adalah perbaikan masjid yang rusak, agar jamaah bisa lebih khusyuk menjalankan ibadah.

“Kalau untuk sekarang, guru mengaji hanya dapet upah dari murid satu orangnya Rp1.000, selama pengajuan belum disetujui saya akan menyisipkan sebagian gaji saya untuk ngasih guru ngaji di Desa Sukalaksana,” tutup Nandang.(ent)

Lihat, Lihat… Waria di Bogor Ini Ngaku Kerja di Komnas HAM


BOGOR – Setelah keberadaannya dikeluhkan masyarakat, akhirnya Pemerintah Kelurahan Puspanegara memanggil beberapa waria yang sering mangkal di wilayahnya, Jumat (27/1/2017).

Dalam pertemuan itu, pemerintah kelurahan berdialog interaktif bersama waria. Dari hasil diskusi, Pemerintah Kelurahan berjanji mendeportasi para waria ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor.Lurah Puspanegara, Dita Aprillia mengatakan, waria ini sangat meresahkan warganya. Agar tidak terjadi tindakan anarkis, pemerintah kelurahan telah berusaha meredam dan siap menertibkannya.

Berdasarkan pengakuan mereka para (waria, red), mereka menjajakan seks.

“Dalam kesempatan itu, kami minta waria ini tidak lagi mangkal dan menjajakan seks di Puspanegara,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Dari hasil diskusi itu, sambungnya, para waria ini memiliki banyak keahlian. Berdasarkan pengakuan mereka, selain salon, mereka juga memiliki keahlian desain, fashion, dan lainnya.(ent)

Wow! Ternyata Harga ‘Gorila’ yang Ditemukan di Bogor Mencapai 880 Juta


BOGOR – Penemuan sejumlah bungkusan di Villa jalan Pasir Angin, Kampung Cibadak, Desa Pasir Angin, Kecamatan Megmendung kemarin telah menemukan titik terang. Usai diperiksa Direktorat Reserse Narkoba (Dit Res Narkoba) Polda Jabar ternyata dua karung narkotika jenis ganja sintetis turunan gorila dengan merk Ganesha yang ditemukan berisi 22 kilogram dengan total 11 bantalan.

“Berat satu bantalannya dua kilogram, sehingga totalnya jadi 22 kilogram,” kata Kapolsek Megamendung, AKP Adam Muchamad Pradana Senin (30/1/2017).Untuk penyidikan selanjutnya, kata Adam, akan dilimpahkan ke Satuan Narkoba Polres Bogor. Pada penyidikan selanjutnya petugas akan melakukan uji kadar bahan kimia dalam tembakau di laboratorium.

Tak hanya tembakau, barang yang berhasil ditemukan yakni bungkusan plastik berbagai ukuran mulai dari 10 gram hingga 100 gram. Jadi, jika 10 gramnya memiliki harga 400 ribu rupiah, maka untuk 22 gram bernilai 880 juta rupiah.

Selain itu, barang bukti yang ada akan dilimpahkan ke Polres Bogor untuk diketahui siapa yang memiliki ‘gorila’ tersebut.
“Pemilik barang menggunakan modus titip atau ditinggal secara diam-diam dalam suatu tempat,” paparnya.(ent)

Pemberantasan Sampah di Kota Depok Bakal Menjadi Contoh bagi Kota dan Kabupaten di Indonesia


DEPOK – Walikota Osaki Jepang, Yasuhiro Higashi mengatakan, pemanfaatan sampah menjadi barang layak pakai kini tidak bisa lagi dipandang remeh.

Bahkan, kerjasama antara Kota Depok dan Kota Osaki Jepang juga terkait pengelolaah sampah menjadi barang terpakai.
Rencananya proyek ini digadang-gadang akan menjadi percontohan bagi seluruh kota dan kabupaten yang ada di Indonesia.

“Jika kerjasama ini berhasil dan mampu memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, maka Depok menjadi pilot project terselenggaranya sistem pengelolaan sampah yang menganut sistem di Osaki Jepang, dan nantinya akan menjadi contoh bagi kota maupun kabupaten se-Indoensia,” ujarnya.

Dirinya mengaku optimis, Kota Depok mampu menerapkan pengelolaan sampah seperti di Kota Osaki Jepang.(ent)

Pemberantasan Sampah di Kota Depok Bakal Menjadi Contoh bagi Kota dan Kabupaten di Indonesia


DEPOK – Walikota Osaki Jepang, Yasuhiro Higashi mengatakan, pemanfaatan sampah menjadi barang layak pakai kini tidak bisa lagi dipandang remeh.

Bahkan, kerjasama antara Kota Depok dan Kota Osaki Jepang juga terkait pengelolaah sampah menjadi barang terpakai.Rencananya proyek ini digadang-gadang akan menjadi percontohan bagi seluruh kota dan kabupaten yang ada di Indonesia.

“Jika kerjasama ini berhasil dan mampu memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, maka Depok menjadi pilot project terselenggaranya sistem pengelolaan sampah yang menganut sistem di Osaki Jepang, dan nantinya akan menjadi contoh bagi kota maupun kabupaten se-Indoensia,” ujarnya.

Dirinya mengaku optimis, Kota Depok mampu menerapkan pengelolaan sampah seperti di Kota Osaki Jepang.(ent)

Atap Rawan Ambruk, Siswa di Kabupaten Bogor Ketakutan Belajar


BOGOR – Kondisi bangunan SDN Parungpanjang 03 sangat memprihatinkan. Plafon pada ruang kelas rusak, sehingga nyaris ambruk. Hal ini mengancam keselamatan para siswa.

Ada enam rombel yang mengalami kerusakan parah. Bahkan beberapa atap, terlihat mengelantung dan nyaris copot.

“Nggak nyaman belajarnya. Takut tertimpa plafon. Maunya sekolah dibenerin,” ujar siswa kelas VI,  Rina (12).

Kepala SDN 03 Parungpanjang, Neng Supriatin sudah melakukan antisipasi. Yakni memindahkan kegiatan belajar mengajar (KBM) ke tempat yang lebih aman.

“Kondisi kelas semakin parah. Apalagi saat ini musim penghujan, kami antisipasi keselamatan para siswa,” ujar mantan Kepala SDN Lumpang 5 ini.

Ia menambahkan, hampir semua atap plafon ruan kelas  I sampai VI sudah rusak. Termasuk juga ruangan kantor dewan guru. Padahal, bangunan SDN Parungpanjang 03 ini, baru di rehab pada 2013 lalu.

“Kami pihak sekolah sudah mengajukan usulan perbaikan saat Musrenbang tahun 2016 kemarin. Harapannya, pemerintah segera membantu perbaikan ruang kelas inj agar dapat dipergunakan untuk belajar dengan tenang.” tukasnya.

Sementara itu Kepala UPT Pendidikan Parungpanjang, Sutarbun, mengakui jika enam ruang KBM SDN Parungpanjang 03 sudah rusak dan perlu segera diperbaiki.

“Usulan rehab SDN Parungpanjang 03 menjadi salah satu skala prioritas usulan kegiatan. Saya berharap hal itu bisa masuk ke dalam anggaran 2017. Akan kami upayakan masuk pada APBD perubahan tahun ini,” terangnya.(ent)

Raskin Jadi Rastra Bagaikan Simalakama di Kota Depok


DEPOK – Kepu tus an Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos) dengan merubah istilah beras miskin (raskin) menjadi beras untuk keluarga sejahtera (rastra) mulai 2017, ibarat buah simalakama.

Di satu sisi, Pemerintah Pusat ingin memperbaiki penyaluran raskin. Namun di bagian lain, Pemerintah Daerah rupanya belum siap dengan kebijakan ini.Kendati di Kota Depok Rastra telah dilaunching di Balaikota Depok, beberapa waktu silam. Kebijakan ini membuat penyaluran raskin untuk bulan Januari yang seharusnya dinikmati rumah tangga sasaran (RTS), harus dihentikan.

Di atas sofa coklat yang sudah siurterkelupas lapisan kulitnya di beberapa bagian, Mursid (57), masih menantikan kabar apakah dirinya masih masuk kuota RTS untuk program voucer pangan (Rastra) atau tidak.

Bapak enam orang anak yang kesehariannya berprofesi sebagai buruh serabutan ini menjelaskan, selama ini jatah Raskin yang diterima setiap bulan sebanyak 15 kilogram itu pun tidak lantas ditebus tiap bulan.

Dengan penghasilan yang tidak tetap, dirinya tidak memiliki uang untuk mengambil Raskin. Terkadang, Mursid harus patungan bersama tetangga untuk menebus Raskin.

Bahkan, ketika mampu membeli Raskin yang disediakan, pernah suatu waktu ia mendapat beras yang kualitasnya buruk.(ent)

Yeay… Walikota Osaki Jepang Bantu Kota Depok Berantas Sampah


DEPOK – Pengelolaan sampah di Kota Depok yang masih manual, kedepannya akan diperbarui.

Belum lama ini, Osaki Jepang siap membantu memodernisasi alat menjadi lebih canggih dan fasilitas bagi Sumber Daya Manusia (SDM) di 438 bank sampah di Kota Depok.
Program yang digalakkan Depok ini, menindaklanjuti Sister City melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).

“Untuk alat, kita tidak beli. Nanti akan dipinjamkan. Dari sisi teknologinya memang diakui. Alatnya canggih-canggih,” tutur Walikota Depok, Mohammad Idris kepada Radar Depok.

Idris menambahkan, bisnis plan rencananya akan berlangsung selama tiga tahun. Nantinya ada delegasi SDM dari Kota Depok yang mengunjungi kerja ke Kota Osaki. Fungsinya untuk memberi pendampingan bagi pengelola bank-bank sampah.

1000 NMAX Banjiri Cibubur, Maxi Day Kenalkan Motor Kelas Premium


BOGOR – Yamaha kembali gelar event besar bertajuk Maxi Yamaha Day live in the higher stage, Minggu (29/1/2017) pagi kemarin.

Helatan yang digelar di Taman Wiladatika, Cibubur Jakarta Timur tersebut sekaligus memperkenalkan lebih jauh lagi soal produk motor kelas premium keluaran Yamaha kepada masyarakat luas.Fitri Agustadhi P, Chief DDS Yamaha Bogor mengatakan, Maxi merupakan tagline motor kelas premium dari Yamaha.

Untuk itu, dalam helatan kemarin motor – motor kelas premium seperti N-Max, X-Max, dan T-Max. Ketiga motor tersebut yang menjadi formasi baru Maxi dari Yamaha.

” Yamaha ingin memberikan motor yang memiliki kelas motor yang berbeda. Yaitu premium motor yang arahnya kita ingin masyarakat bisa melihat dan memilih motor yang memang secara fitur oke, secara tenaga juga bagus. Minatnya yang luar biasa,” ujar Fitri.

Untuk penjualan N-Max saja, Yamaha bisa mengeluarkan 2 ribu unit motor perbulannya. Total penjualan sejak pertama peluncurannya saja sudah melebihi 50 persen dari pangsa pasar yang ada.(ent)

Galian Pipa Bikin Macet, Dirut PDAM Tirta Pakuan Jaya Minta Maaf


BOGOR – Sementara itu, permohonan maaf diutarakan Dirut PDAM Tirta Pakuan Jaya, Deni Surya Senjaya terkait pengerjaan proyek PDAM yang menganggu pengguna jalan.

Proyek tersebut kata dia, ditargetkan selesai 10 hari mendatang. Untuk mempercepat proyek pihaknya kerja siang malam, selama 24 jam untuk menuntaskan proyek.“Kita sekarang siang malam kerja, kita itu masuk sisanya tinggal 40 pipa. Sekitar satu minggu lagi. Sekarang sudah sampai di pertigaan Cimanggu Hejo, jadi selesai disitu sudah pekerjaan,” katanya.

Deni mengatakan, pekerjaan pemasangan pipa di Jalan Merdeka hingga ke Nurul Fikri sudah selesai dijalankan.

Di cuaca hujan seperti ini, sambung Deni, untuk pemasangan pipa terus berjalan, berbeda dengan pemasangan sambungan kabel yang mau tak mau harus dihentikan.(ent)

Haduh… Puncak Bogor Jadi Pasar Penjualan ’Gorila’


BOGOR – Bandar-bandar besar rupanya membidik kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, sebagai pasar narkoba.

Jumat (27/1/2017), dua karung besar tembakau gorila jenis Ganesha ditemukan tergeletak di parit sebuah vila, di Kampung Cidadak RT 01/03, Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.Kuat dugaan, ganja sintetis kelas dua itu sisa penjualan di libur panjang akhir pekan Minggu (29/01/2017).

Hampir saja 11 kilogram tembakau Ganesha senilai ratusan juta rupiah rusak tergerus hujan yang mengaliri parit. Ketua RT setempat, Tatang Senjaya, adalah yang kali pertama menemukan dua karung tembakau tak bertuan itu.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Tatang sedang melintas di Jalan Pasir Angin, dimana ia melihat dua karung besar tergeletak di depan sebuah vila.

“Saya awalnya baru pulang dari Gadog, pagi-pagi. Lalu ada benda mencurigakan. Sebagai Ketua RT, saya mencoba melihat isinya, saya sobek. Isinya persis tembakau,” ujarnya kepada Radar Bogor, Minggu (29/01/2017).

Curiga dengan keberadaan dua karung itu, Tatang langsung melaporkannya ke polisi. Tak berapa lama, Kapolsek Megamendung AKP Adam Muchamad turun langsung meninjau lokasi.

“Memang ini adalah tembakau gorila jenis Ganesha. Bahasa ilmiahnya AB-CHMINACA,” jelas AKP Adam.(ent)

Menara Telekomunikasi Makin Marak, Pemkab Bogor Kehilangan Rp3 Miliar


BOGOR – Retribusi menara telekomunikasi, hingga kini belum jelas. Akibatnya, Pemkab Bogor terancam kehilangan pendapatan.

Kepala Bidang Layanan Komunikasi dan Informatika Diskominfo Kabupaten Bogor, Betty Sugiarti mengatakan, sejak Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan seluruh gugatan atas pasal 124 Udang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terkait tarif retribusi pengendalian menara telekomunikasi maksimal 2 persen dari nilai jual objek pajak (NJOP).Kondisi tersebut, memaksa Pemkab Bogor kembali harus merumuskan ulang formula yang tepat untuk retribusi pengendalian menara telekomunikasi.

“Saat ini, aturannya belum jadi, tetapi budget-nya sudah dianggarkan Rp1,3 milyar untuk tahun 2017,” ujar dia.

Kasus tersebut, kata dia, bukan hanya terjadi di Kabupaten Bogor tetapi secara nasional sudah tak ada penarikan retribusi terhadap  Tower Base Transceiver Station (BTS) sebelum ada peraturan daerah yang menaungi.

“Terakhir, Pemkab Bogor melakukan penarikan retribusi pada tahun 2014. Setelah itu, rertibusi BTS tidak ada lagi. Sayang memang, potensinya besar, sekitar Rp3 milyar dalam satu tahun,” ujarnya.

Meski demikian, kata dia, sumber PAD Kabupaten Bogor yang hilang tersebut tak dapat berlaku surut. Artinya, tidak boleh ada penarikan retribusi selama peraturan daerah yang baru ditetapkan kembali.

“Sebenarnya tinggal menunggu Perda saja, ada 1.160 BTS yang akan ditarik dengan besaran retribusi Rp1,1 juta per menara per tahun,” tukasnya.(ent)

Rumah Bambu di Kabupaten Bogor Butuh Bantuan


BOGOR – Rumah tidak layak huni (rutilahu) menjadi pekerjaan rumah utama Pemerintah Kabupaten Bogor. Sebab, pada 2018 mendatang menjadi target demi misi menjadi kabupaten termaju se-Indonesia.

Salah satunya keberadaan rumah pasangan Jumiro (46) dan Hartati (33), warga Kampung Leuwiliang RT 08/03, Desa Leuwiliang, Kecamatan Leuwiliang yang masih belum tersentuh bantuan pembangunan rutilahu.

POJOKJABAR.com, BOGOR – Rumah tidak layak huni (rutilahu) menjadi pekerjaan rumah utama Pemerintah Kabupaten Bogor. Sebab, pada 2018 mendatang menjadi target demi misi menjadi kabupaten termaju se-Indonesia.

Salah satunya keberadaan rumah pasangan Jumiro (46) dan Hartati (33), warga Kampung Leuwiliang RT 08/03, Desa Leuwiliang, Kecamatan Leuwiliang yang masih belum tersentuh bantuan pembangunan rutilahu.

“Mau bangun rumah saja tidak mampu. Suami saya bekerja sebagai penjual bakso, itu pun punya orang lain,” ujar Hartati ditemui Radar Bogor di rumahnya Minggu (29/01/2017).

Kondisi rumah, sambungnya, sudah tak layak huni yang hanya terbuat dari anyaman bambu. Jika hujan, atap akan bocor.

Sementara itu, Kepala Desa Leuwiliang  Yanto Suyatno mengaku, perbaikan rutilahu telah merata kepada warga kurang mampu. Meski diakuinya masih ada yang belum mendapatkan bantuan.

“Kalau untuk jumlahnya saya tidak tahu, karena ada di seksi ekonomi dan pembangunan (ekbang).  Namun, masalah pembagian sudah merata, khususnya bagi warga yang benar-benar membutuhkan,” singkatnya.(ent)

Astaga… Warga Kabupaten Bogor Bentrok, Enam Orang Diamankan!


BOGOR – Seorang warga Kampung Babakan Rawa Jamun, Desa Dayeuh, berinisial FN (35) menjadi bulan-bulanan warga setempat, Jumat (27/1/2017).

Pasalnya, warga asal Bima NTB ini menabrak Gobed, warga Kampung Babakan.  Warga makin kesal lantaran pelaku mengacungkan golok ketika ingin diamankan. Dari sanalah awal mulanya terjadi bentrok antar warga.Kapolsek Cileungsi, Kompol Jaka Mulyana menceritakan, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 20:00. Tepatnya di depan Indomart Kampung Babakan, Desa Dayeuh.

Pelaku saat itu menabrak warga bernama Gobed. Warga yang kebetulan melintas bernama Embi bertanya penyebab masalah itu.  Namun, FN justru tidak terima lantaran dianggap dipelototi.

Tak lama kemudian terjadilah cekcok mulut. Warga lainnya Zaenal, yang saat itu sedang melintas menghampiri ketiganya.

“Bukannya bicara baik-baik, pelaku justru mengeluarkan golok,” ujarnya kepada Radar Bogor, Minggu (29/01/2017).

Melihat golok pelaku, Zenal lari. Tidak lama kemudian, warga mengepung lokasi dan FN berusaha kabur menyelamatkan diri.(ent)

Duh! Bolos Sekolah, Novita Nyaris Tewas karena Ugal-ugalan di Jalan


BOGOR – Bohong tidak hanya menimbulkan masalah. Terlebih jika yang dibohongi orang tua sendiri, maka sudah pasti akan menuai balasan. Seperti yang dialami Novita (16), alih-alih ijin tidak bersekolah karena sakit, gadis yang merupakan siswi kelas 8 Sekolah menengah pertama di bilangan Kecamatan Gunung Putri itu nyaris tewas. ABG itu terlibat insiden kecelakaan tunggal akibat ugal-ugalan di jalan baru, Cikeas, Lewinanggung, Desa Cikeas Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Senin (30/1/2017) sore.

Warga kampung Kadupugur Rt 3 Rw 11, Desa Cikeas Udik, Kecamatan Gunung Putri, mendadak kehilangan kontrol dari sepeda motor yang dikendarainya seorang diri, hingga menghantam separator jalan. Akibat kelalaiannya, gadis berkulit sawo matang itu pun dilarikan ke klinik terdekat. Ia mengalami luka dibagian kepala dan patah lengan sebelah kanan.
“Kalau masalahnya saya tidak tahu. Tapi sepertinya mereka baru saja pacaran. Karna setau saya banyak anak sekolah yang pacaran dan bolos disini. Tiba-tiba Brakkk,” kata Didin (38), warga setempat yang menolong kepada pojokjabar, Senin (30/1/2017)

Sementara, diungkapkan Putri (16) saksi yang juga teman korban, mengatakan, musibah terjadi sekitar pukul 16.30 WIB sore di perempatan jalan baru akses tol Cikeas-Lewinanggung. Kejadian berawal setelah korban terlibat cekcok dengan arif (20) pacarnya, karena menduga sang pacar berselingkuh dengan wanita lain. Tidak terima atas perlakuan sang pacar, kedua sejoli itu pun terlibat pertengkaran, dan tak lama korban berlari dengan menangis menuju motor.

“Tadinya sih dia cuma 4ngajak tongkrong.pas disini dia lihat pacarnya sama cewek dari sekolah lain. Begitu,mereka terus ribut. Lalu, sambil nangis dia lari terus pergi. Tau-tau udah begini,” jelas Putri.

Sementara, Nasroh (43) Ibu korban, terlihat syok, saat mengetahui kondisi anak keduanya. Dirinya mengaku tidak mengetahui kalau anaknya pergi, karena sebelumnya terlihat tertidur.

“Saya ditelepon temannya, katanya Novi kecelakaan, semalam memang ijin mau istirahat di rumah katanya sakit,” jelasnya sembari mengelus dada. Meski Novi sempat terpental sejauh dua meter, keluarga bersyukur masih dapat tertolong.

“Korban dibawa ke klinik Cikeas, alhamdulilah saat ini sudah sadar, tapi masih muntah-muntah. Mungkin masih pusing akibat terlempar dari motor,” sambungnya.

Diketahui, kawasan jalan baru akses tol Cikeas-Lewinanggung memang kerap dijadikan tempat nongkrong dan memadu kasih kaum remaja. Lengahnya pengawasan patroli dilokasi membuat jalan dua jalur dengan lebar 5 meter itu tak pernah sepi dikunjungi remaja di sore dan malam hari.

Soal ini, AKP Niih Hadi Wijaya, Kapolsek Gunung Putri mengatakan sudah sering melakukan razia terhadap remaja yang sering tongkrong dan bolos di kawasan tersebut. Ia menghimbau peran dinas UPTD pendidikan dan satgas pelajar aktif dan bersinergi.

“Sudah sering kita patroli, tapi datang lagi datang lagi. Ini tugas upt pendidikan dan satgas pelajar, kita sebatas menertibkan,” tungkasnya.(ent)

Terkendala Anggaran, Bumdes Cicadas Kabupaten Bogor Tak Sesuai Harapan


BOGOR – Hingga kini, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Cicadas belum berjalan sesuai harapan. Minimnya anggaran menjadi salah satu alasan tidak aktifnya badan usaha yang dikelola pemerintah desa ini.

Padahal, Bumdes ini bisa mengembangkan kerajinan tangan yang dikelola Karang Taruna maupun kelompok masyarakat. Sekdes Cicadas, Nurdin mengatakan, kondisi Bumdes sangat memprihatikan.“Padahal, berbagai potensi desa bisa dikelola Bumdes, seperti pengelolaan limbah dan sampah, ternak kelinci, penggemukan sapi, dan kerajinan tangan yang dikelola karangtaruna,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Akibatnya, kata dia, semua potensi desa tidak terkelola dengan baik. Sampah yang harusnya bisa didaur ulang, kegiatan itu semua jalan di tempat. Ketika sampah akan didaur ulang, membutuhkan biaya.(ent)

Macet Karna Proyek Pemasangan Pipa PDAM di Bogor Lebih Menyebalkan


BOGOR – Proyek pembangunan lanjutan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi IIB Kedung Badak-Yasmin, memaksa masyarakat pengguna jalan Sholeh Iskandar (Sholis) harus berpikir keras untuk menghindari macet.

Pasalnya jalur alternatif seperti Jalan Johar hingga tentara Pelajar ternyata justru lebih menyebalkan.Bagaimana tidak, proyek pemasangan pipa PDAM di sepanjang jalur tersebut membuat jalan Tentara Pelajar yang biasanya bisa dilewati tiga lajur kendaraan harus berdesak-desakan karena tersisa dua lajur.

Kemacetan diperparah dengan banyaknya bahan-bahan proyek yang ditumpuk di pinggir jalan.

Pantauan Radar Bogor kemarin, macet di Jalan Tentara Pelajar terjadi hingga ke Jalan Perikanan Darat. Jarak antara kedua jalan ini mencapai 1,1 kilometer. Kondisi tersebut membuat Amanda Baskoro (29), kesal bukan main.

Warga Bogor Barat yang  hampir setiap hari melalui Jalan Tentara Pelajar itu tidak habis pikir dengan kemacetan yang terjadi.(ent)

Pengembalian Dana Nasabah Koperasi Pandawa Kota Depok Belum Jelas!


DEPOK – Deputi Komisioner Manajemen Strategis OJK, Hendrikus Ivo menyatakan, sampai hari ini Satgas belum memperoleh laporan dari pengurus Pandawa Group mengenai pengembalian dana nasabah.

“Tetapi pada saat dimintai penjelasan dan pertanggungjawaban oleh Satgas Waspada Investasi. Pihak-pihak yang bertanggungjawab berjanji menyelesaikannya paling lambat tanggal 1 Februari 2017,” kata Hendrikus.Ia menambahkan, pengurus koperasi tersebut juga belum melaporkan kepada sekretariat Satgas mengenai realisasi atas janji yang mereka sampaikan.

Satgas masih akan menunggu sampai 1 Februari.

Hendrikus menekankan, bila sampai waktu yang dijanjikan pengurus KSP Pandawa Group tidak mengembalikan sesuai janji, maka Satgas akan bertindak tegas.

“Kami segera law enforcement melalui anggota Satgas dari Bareskrim, Mabes Polri, dan Polda Metro jaya,” ujar Hendrikus.(ent)

Ih… Masa Irigasi di Citeureup Bogor Dibiarkan Meluap!


BOGOR – Pemerintah Desa Barengkok terus mengupayakan perbaikan saluran irigasi Citeureup yang sering meluap dan membanjiri jalan hingga setinggi pinggang orang dewasa.

Sudah empat kali usulan perbaikan diajukan saat musyawarah rencana pembangunan (musrenbang), namun hingga kini belum juga terealisasi.Kepala Desa Barengkok Abdul Tawakal mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan agar irigasi tersebut segera diperbaiki.

“Seharusnya pihak pengairan pun memberikan solusi yang jitu agar permasalahan ini cepat ditindaklanjuti,”ujarnya kepada Radar Bogor Minggu (29/01/2017).(ent)

Citayam Hingga Parungpanjang Bakal Segera Dibangun Jalur Kereta


BOGOR – Jalur kereta api yang menghubungkan Citayam-Parungpanjang, segera dibangun.

Badan Perencanaan Pembangungan dan Penelitian Daerah (Bappeda dan Litbang) Kabupaten Bogor, sudah berkordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).Kepala Bidang Sarana dan Prasarana pada Bappeda dan Litbang Kabupaten Bogor, Ajat Jatnika menjelaskan, jalur baru tersebut bakal memiliki panjang lebih dari 35 kilometer.

Lintasan tersebut, kata dia, dimulai dari Stasiun Parungpanjang ke arah Stasiun Citayam.

Lebih lanjut ia mengatakan, BPTJ berkomitmen melakukan percepatan jalur kereta api yang bisa menghemat waktu dari Bogor menuju Tangerang.

Bahkan, saat ini konsultan perencana telah menyelesaikan segala aspek perencanaan dasar yang dilakukan sejak Maret 2011.(ent)

Monday, 30 January 2017

Sejarah Jalan Veteran Bekasi, Dikenal Sebagai Tempat Tinggal Pejuang Kemerdekaan


BEKASI – Nama Jalan Veteran sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1960-an. Awalnya, di wilayah tersebut banyak dihuni oleh anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang juga berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah bertempat tinggal di tempat tersebut.

Atas dasar itulah, masyarakat sekitar menyebut nama jalan tersebut sebagai Jalan Veteran. Nama tersebut dikenal hingga saat ini.Salah satu masyarakat asli pribumi Uus Firdaus (56) mengisahkan, awalnya di wilayah tersebut tinggal dua pejuang yang benama Letnal Bukhori dan Sersan Irsan yang dikenal oleh pribumi. Pria yang tinggal di Kampung Duaratus ini mengatakan, kedua pejuang tersebut sangat dekat dengan warga.

Selain itu, sosok kedua pejabat kodim tersebut dikenal selalu mengayomi masyarakat. Ia mengisahkan ketika itu belum lama merdeka masyarakat selalu berkumpul di depan kodim, tepatnya di Tugu Perjuangan.

”Dulu kan kondisi negara belum seaman saat ini, makanya kondisi masyarakat masih sangat tertekan. Dengan begitu selalu ada para tentara yang berjaga untuk melindungi pribumi. Di daerah kita ini banyak para pahlawan yang tinggal di sini, oleh sebab itu orang-orang mulai mengenal daerah ini sebutan Veteran,” jelas Uus Firdaus.

Pria yang juga bekerja sebagai marbot di salah satu musala di Jalan Veteran ini menceritakan, saat tragedi Partai Komunis Indonesia (PKI) masih sering terdengar suara tembakan, serta pesawat di atas kepala sekitar tahun 1960-an. Dengan kondisi tersebut, lokasi yang tidak jauh dari markas Kodim 0507 yang menjadi tempat para anggota TNI untuk berkumpul.

”Dan tidak jarang masyarakat untuk selalu berkomunikasi serta saling menbantu para anggota dalam setiap kegiatan ketika memperingati hari besar,” ujarnya.

Lebih jauh, kata Uus banyaknya para anggota yang sering berinteraksi dengan masyarakat, serta dari daerah lain untuk secara bersama ikut serta dalam memperingati hari-hari besar dengan para anggota membuat masyarakat daerah lain di sini dikenalnya tempat tinggal para pejuang. ”Hingga saat ini nama Veteran sudah diabadikan sebagai nama jalan,” ceritanya.(ent)

Yadi Supriadi, Ubah Indentitas Premanisme dengan Kreativitas Olah Sampah


TAMBUN – Kampung Gabus memang dikenal dengan jawara silatnya. Bahkan kampung ini juga sering disebut sebagai Kampung Mandor. Entah apa alasannya, namun yang pasti nama Kampung Gabus dikenal oleh warga asli Bekasi.

Ketenaran nama Kampung Gabus dimanfaatkan oleh Yadi Supriadi (32). Ia menggunakan nama gabus sebagai pelengkap nama usahanya yakni Gabus Souvenir.Setiap hari Yadi mengumpulkan sampah yang bisa diolah kembali seperti plastik, spoons, kain, ranting bambu, gipsum, bahkan sekam. Semua barang-barang itu ia sulap menjadi berbagai barang seperti miniatur sepeda, bross, patung kecil, maket, dan kerajinan lainnya.

Warga Kampung Gabus Duku, RT 02/ 04, Desa Srimukti, Kecamatan Tambun Utara ini mengembangkan potensi kreatif yang diracik berdua dengan temannya, yakni memanfaatkan sampah dan barang tidak terpakai untuk dijadikan barang bernilai ekonomis.

“Kita ingin merubah (kata premanisme) itu semua. Ditambah lagi Tambun Utara identik dengan premanisme. Kita ingin jadikan orang kreatif,” katanya.

Yadi menjalani usahanya sejak 2007 lalu. Produk kerajinan tangannya sering dipamerkan di festival kebudayaan dan juga di media sosial. Pembelinya kebanyakan dari luar Bekasi dan Jakarta, seperti Bandung bahkan hingga Irian Jaya.

“Biasanya mereka mesen produk souvenir pesanan dari facebook. Mau dibuat seperti apa, nanti kita buatkan. Mereka tentukan temanya, tentu semua kita bikin juga dari bahan bekas,” ungkap Yadi.

Harga produk kreasinya beragam. Untuk satu buah bross dengan bahan kain dibanderol Rp2 ribu, sedangkan yang memiliki karakter budaya Betawi dijual seharga Rp5 ribu. Sedangkan untuk seri karakter kebudayaan Betawi lengkap dengan rumah khasnya dibanderol Rp250 ribu.

“Lewat produk ini kita juga ingin mengangkat kearifan lokal di Gabus. Mempromosikan budaya. Makanya saya bikin ada yang silat, ada yang mengaji, ada yang pakai baju budaya Betawi,” ungkap lelaki berjenggot tipis ini.

Yadi tak hanya disibukan dengan produksi barang kreativitasnya. Tapi ia juga memiliki rutinitas menularkan kreativitasnya kepada puluhan muridnya di Sekolah Kreatif Gubuk Kreasi di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan, Kampung Gabus Gedong, Kecamatan Tambun Utara.

“Sekarang sampah ada di mana-mana, karena itu kita manfaatkan. Kita juga melatih anak-anak supaya menjadi terampil,” tutur Yadi.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten Bekasi memperhatikan industri kreatif rumahan yang ia rintis. Karena di Kampung Gabus banyak masyarakat yang berpotensi namun tidak tersalurkan.

“Berharap teman-teman yang kreatif di sini diperhatikan. Banyak prestasi tapi enggak disalurkan. Desa tolong diperhatikan dan juga kepada Ibu Bupati,” ungkap Yadi.(ent)

Penasehat Hukum pun Tak Tahu Keberadaan Leader Koperasi Pandawa Kota Depok


DEPOK – Terpisah, Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L Tobing menyatakan, Ketua KSP Pandawa Mandiri Group Nuryanto tidak hadir hari ini (Kamis 26/01/2017).

Satgas masih menunggu informasi dari panasehat kuasa hukumnya yang tadi mewakilkan.

POJOKJABAR.com, DEPOK – Terpisah, Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L Tobing menyatakan, Ketua KSP Pandawa Mandiri Group Nuryanto tidak hadir hari ini (Kamis 26/01/2017).

Satgas masih menunggu informasi dari panasehat kuasa hukumnya yang tadi mewakilkan.

“Tadi penasehat hukukumnya yang hadir, tapi sayang panasehat hukumnya juga tidak mengetahui keberadaan Nuryanto,” tegas Tongam hanya kepada Harian Radar Depok, Kamis (26/01/2017).

Satgas dan OJK, sambung Tongam masih menghormati hukum yang sedang berjalan, sembari menunggu 1 Februari batas waktu pengembalian dana nasabah oleh Pandawa Group.

“Kita tunggu sampai 1 Februari, pasti ada kebijakan dari kami,” tegasnya.(ent)

Empat Perusahaan di Kabupaten Bekasi Ini Terbukti Cemari Lingkungan


CIKARANG PUSAT – Dalam kurun waktu satu minggu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi menemukan empat perusahaan yang diduga melakukan pencemaran lingkungan. Temuan itu hasil dari tindaklanjut pengaduan masyarakat soal pencemaran lingkungan yang diduga dilakukan perusahaan.

Kepala Bidang (Kabid) Penaatan dan Penegakan Hukum Lingkungan pada DLH Kabupaten Bekasi, Mulyadi, pelanggaran yang dilakukan empat perusahaan itu bervariasi. Ada yang menimbulkan bau dari sisa limbah dan ada juga yang hanya pelanggaran dalam segi administrasi.“Empat perusahaan yang kedapatan melanggar yaitu PT Pahala Bahari Nusantara, PT Ogi, PT Mandom, dan PT Asumi,” katanya.

Dari empat perusahaan itu, yang paling dikeluhkan masyarakat ialah PT Pahala Bahari Nusantara yang berlokasi di Desa Sukaresmi, Cikarang Selatan. Perusahaan yang memproduksi ikan dalam kemasan kaleng ini diduga menimbulkan bau dari sisa tulang ikan.

“Untuk PT Pahala Bahari Nusantara itu setelah kami datangi ternyata memang menimbulkan bau dari sisa ikan, dan masalah karena perusahaan saat ini belum membuat kedap untuk meminimalisir bau ikan tersebut,” ungkap Mulyadi.

Sedangkan tiga perusahaan lainnya, lanjut Mulyadi, terindikasi melanggar secara administrasi. Pasalnya, tiga perusahaan tersebut tidak melaporkan secara berkala ke pemerintah daerah terkait pelaporan monitoring implementasi kegiatan perusahaan yang seharusnya dilaporkan setiap enam bulan sekali.

“Kebanyakan saat ini perusahaan yang kerap melanggar adalah perusahaan yang di luar kawasan sebab kalau yang di luar kawasan tidak mempunyai IPAL sendiri,” katanya.

Empat perusahaan itu, kata Mulyadi, akan dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang Lingkungan Hidup. Sementara komisi III DPRD Kabupaten Bekasi menyarankan agar dilakukan penataan setelah diberikan sanksi.

Pencemaran lingkungan diduga bukan hanya dilakukan oleh empat perusahaan tersebut. Oleh karena itu, Mulyadi mengajak seluruh masyarakat untuk mengawasi perusahaan khususnya yang berada di luar kawasan industri.

Jika ada temuan perusahaan melakukan pelanggaran seperti mencemari lingkungan, Mulyadi meminta agar warga melaporkannya ke pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi.

“Kami sudah menerima laporan dari masyarakat, berdasarkan laporan itu banyak perusahaan yang masih membuang limbah sembarangan di aliran sungai dan itu dilakukan pada saat jam sepi di malam hari, makanya kami DLH akan memonitoring di waktu subuh,” ungkap Mulyadi.(ent)

Waduh, Dua Karung Tembakau Ganesha Ditemukan di Megamendung Bogor

BOGOR – Lagi-lagi polisi berhasil menemukan barang haram di Kabupaten Bogor. Kali ini dua karung narkotika jenis ganja sintetis turunan gorila dengan merk Ganesha berhasil diamankan.
 
BOGOR – Lagi-lagi polisi berhasil menemukan barang haram di Kabupaten Bogor. Kali ini dua karung narkotika jenis ganja sintetis turunan gorila dengan merk Ganesha berhasil diamankan.

Tembakau dengan harga 400 ribu rupiah per 10 gram tersebut ditemukan di parir Villa Berkat Anugrah di Kampung Cibadak RT 01/03, Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung. Jumlah barang yang ditemukan mencapai 11.000 gram lengkap dengan kemasan berbagai ukuran.
 
Ketua RT 03/03 Kampung Pasir Angin, Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Tatang Senjaya mengatakan ia menemukan barang haram itu sekitar pukul 10.00 WIB.

“Pas lihat kok seperti benda yang mencurigakan. Saya coba lihat isinya, saya sobek ternyata isinya persis tembakau,” paparnya Minggu (29/1/2017) sore.

Usai menemukan barang yang belum diketahui milik siapa tersebut, ia langsung lapor ke Bhabinkamtibmas setempat untuk diamankan.

“Ini adalah tembakau gorila, mereknya ganesha. Kami langsung datang ke lokasi dan mengamankannya,” kata Kapolsek Megamendung, AKP Adam Muchamad.

Dalam karung polisi berhasil menemukan kemasan berbagai ukuran dan juga stiker.

“Kami sudah berkoordinasi dengan BNN dan Polres Bogor untuk memeriksa barang ini,” pungkasnya.(ent)

HUT ke-3, RS Karya Bhakti Bogor Evaluasi Diri



BOGOR – RS Karya Bhakti Pratiwi punya cara tersendiri memperingati hari ulang tahunnya yang ketiga.

Kamis (26/01/2017), sejumlah pakar kesehatan di rumah sakit ini memberikan ilmu tentang penanganan sendi lutut dalam seminar di lantai 5, RS Karya Bhakti Pratiwi.
 
BOGOR – RS Karya Bhakti Pratiwi punya cara tersendiri memperingati hari ulang tahunnya yang ketiga.

Kamis (26/01/2017), sejumlah pakar kesehatan di rumah sakit ini memberikan ilmu tentang penanganan sendi lutut dalam seminar di lantai 5, RS Karya Bhakti Pratiwi.

Acara yang dimulai pukul 08.00 pagi itu diisi oleh dokter spesialis ortopedi dr Ahmad Sukmana, SpOT, dan dokter spesialis rekam medik dr Lilies Nurjati, SpRM.

Keduanya menjelaskan penanganan osteoarthritis genu serta pelaksanaan rehabilitasi osteoarthritis genu kepada para peserta seminar yang didominasi kaum hawa.

“Melalui seminar ini juga, rumah sakit ingin tahu bagaimana pelayanan kepada masyarakat. Apakah sudah baik atau tidak? Jadi, kita dinilai dari pihak luar. Kalau sudah baik, alhamdulillah. Tapi kalau belum, ya, akan lebih baik dan memperbagus lagi kualitas pelayanan kepada masyarakat,” ujar Ketua panitia HUT ke-3 RS Karya Bhakti Pratiwi, dr A Arief Nasuha, SpPD.

Arief menjelaskan, tema seminar sengaja diusung untuk menuju akreditasi yang terbaik dengan menjunjung tinggi kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Sehingga HUT ke-3 sekaligus menjadi momen membenahi diri seluruh elemen rumah sakit agar dapat lulus dari paripurna.

“Tujuannya, agar rumah sakit ini dinilai baik dari pihak yang berkompeten menilai dan dalam hal pelayanan kesehatan pada masyarakat,” paparnya.(ent)

Dua Tahanan Narkotika yang Kabur Berhasil Ditangkap di Bogor


BOGOR – Tujuh tahanan melarikan diri dari sel tahanan Direktorat Narkoba Bareskrim Polri. Ketujuh tahanan tersebut bernama Cai Chang alias Antoni (49), Ridwan R Alias Rambe (22), Azizul alias Izul (30), Amiruddin alias Amir (27), Ricky Felani alias Ruslan (30), Sukma Jaya alias Jaya (34) dan Anthony alias Ridwan (33).


 
BOGOR – Tujuh tahanan melarikan diri dari sel tahanan Direktorat Narkoba Bareskrim Polri. Ketujuh tahanan tersebut bernama Cai Chang alias Antoni (49), Ridwan R Alias Rambe (22), Azizul alias Izul (30), Amiruddin alias Amir (27), Ricky Felani alias Ruslan (30), Sukma Jaya alias Jaya (34) dan Anthony alias Ridwan (33).



Dari ketujuh tahanan tersebut, dua diantaranya berhasil dibekuk oleh jajaran Polres Bogor yang memback up Direktorat Narkoba Bareskrim Polri. Pelaku sterpaksa dilumpuhkan dengan timah panas karena mencoba melarikan diri saat dikejar polisi.



“Dua pelaku yang bernama Sukmajaya dan Ricky alias Felani dibekuk di Kampung Cibeureum, Desa Cibatok, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,” kata Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky.



Pelaku berhasil dibekuk oleh Unit Reskrim Polsek Cibungbulang bersama Tim Dit Narkoba Bareskrim Polri, Bhabinkamtibmas dan juga masyarakat sekitar.



Pelaku ditangkap sekitar pukul 17.27 WIB Sabtu (28/1/2017). Selain dua pelaku yang berhasil ditangkap di Bogor, tiga pelaku lainnya berhasil di Sukabumi yang bernama Cai Chang alias Antoni (49), Ridwan Ramadhan alias Rambe dan Amirudin alias Amir (27).

Para pelaku langsung digiring ke Mabes Polri oleh tim Bareskrim Narkoba Mabes Polri yang dipimpin oleh Dir Narkoba Mabes Polri, Brigjen Pol Eko D.(ent)

Camat Citeureup Kabupaten Bogor Ogah Berantas PKL?


BOGOR – Rencana PD Pasar Tohaga dan Pemerintah Kecamatan Citeureup merelokasi sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di wilayah Citeureup, hingga kini belum juga terwujud. Padahal, rencana ini sudah lama.

Salah satunya di sekitar Pasar Citeureup, yang selama ini banyak dikeluhkan masyarakat. Sebab, selain membuat pasar semraut, keberadaan PKL juga membuat arus lalu lintas terganggu.
Staf Unit Pasar Citeureup 2, Indra mengatakan, mereka tidak bisa berbuat banyak untuk menertibkan para PKL ini. PD Pasar Tohaga sudah lama berencana merelokasi para PKL, namun belum terlaksana.

“Jumlah PKL di luar ada sekitar 60 pedagang. Alasan para PKL tidak mau direlokasi, karena di sini (pasar, red) sepi. Padahal, selama tiga bulan kios di pasar masih gratis,” ujarnya kepada Radar Bogor.(ent)

Program Walikota Bogor Bima Arya Rasa Ridwan Kamil


BOGOR – Kedekatan Walikota Bogor Bima arya dengan Walikota Bandung Ridwan Kamil ternyata tidak hanya sebatas pertemanan semata.

Jika dilihat ke belakang, beberapa program andalan Bima Arya ternyata sedikit ´mencontek´ apa yang sudah dilakukan Ridwan Kamil di Bandung.Radar Bogor mengumpulkan sedikitnya, ada lima program Bima yang sangat mirip dengan program Emil-sapaan-Ridwan Kamil.

Misalnya pembangunan taman Sempur yang mirip alun-alun Bandung, Bogor Green Room yang 11-12 dengan Bandung Command Center,  Rebo nyunda yang juga diterapkan di Bandung hingga  bus pariwisa Uncal yang juga sudah lebih awal dimiliki Bandung, yakni Bandros.

Hingga yang teranyar layanan panggilan SOS 112 yang juga sudah lebih dulu diperkenalkan di Bandung dengan nama Panic Button.

“Daripada Pemkot Bogor meniru sebuah bangunan dari kota lain, alangkah baiknya berkonsultasi dengan budayawan untuk menciptakan bangunan yang memadukan antara budaya tradisional dan modern,” ujar Ketua LSM Lembaga Kajian Masyarakat (Lekat), Abdul Fatah.(ent)

Melihat Kondisi SDN Lambangjaya 02, Bangunan Reot dan Tidak Ada Listrik


TAMBUN – SDN Lambangjaya 02 berada di Kecamatan Tambun Selatan. Kecamatan ini bisa dibilang paling maju dan paling ramai jika dibanding kecamatan lainnya karena jumlah penduduknya terbanyak di Kabupaten Bekasi.

Tapi ternyata tidak seluruh fasilitas di kecamatan yang lebih maju ini dalam kondisi yang baik. Seperti kondisi SDN Lambangjaya yang kini bangunannya sudah reot dan beberapa bagiannya jebol.Kondisi sekolah ini bisa dipastikan mengancam keselamatan murid dan guru. Karena bukan tidak mungkin sewaktu-waktu atap bangunan jebol dan menimpa murid serta tenaga pengajar yang sedang menjalankan aktivitas belajar mengajar.

Jika melihat kondisi SDN Lambangjaya 02, Pemerintah Kabupaten Bekasi sepertinya belum serius membenahi bidang pendidikan. Buktinya dengan APBD lebih dari Rp5 triliun, namun kondisi sekolah tersebut memprihatinkan dan masih jauh dari kata layak.

Saat Radar Bekasi menyambangi sekolah tersebut, terlihat atap kelas yang jebol, genteng bocor, dan lantai yang retak. Bahkan musala di sekolah ini pun kondisinya hancur karena tidak terurus.

Lokasi sekolahan ini seperti terisolir karena ‘tertutup’ tembok setinggi 3 meter milik pengembang Perumahan Grand Wisata. Tembok itu mulai menutup pandangan murid sejak sekitar setahun yang lalu.

“Walaupun sarana terbatas serta infrastruktur yang tidak begitu baik kita sih gak bisa berbuat apa-apa selain mengajukan perbaikan sekolah,” kata Kepala SDN Lambangaya 02, Entin Rustini.

Entin mungkin sangat paham dengan kondisi sekolahnya, namun tidak demikian dengan murid-muridnya. Murid di sekolah ini seolah acuh dengan kondisi sekolahnya dan mereka tetap masuk sekolah untuk belajar.

“Di sini kabel-kabel listrik pada dicolongin, jadi yang ada aliran listrik hanya di kantor saja, di ruang kelas tidak ada. Kalau hujan dan mendung, kegiatan belajar-mengajar dihentikan karena gelap,” ujarnya.

“Kita sebenarnya juga mengeluhkan faktor keamanan, karena banyak barang hilang, di antaranya satu unit komputer dan komponen listrik,” lanjutnya.

SDN Lambangjaya 02 memiliki dua unit bangunan dengan total tujuh lokal. Dari semua ruang kelas di sekolah ini, dindingnya mulai mengelupas. Sedangkan kursi dan mejanya sudah berkali-kali diperbaiki karena tidak mendapat bantuan dari pemerintah daerah.

Pihak sekolah berkali-kali mengajukan bantuan namun selalu dimentahkan. Alasannya, menunggu relokasi sekolah.

“Iya katanya semua pengajuan udah enggak bisa karena sekolah ini mau direlokasi. Harapan kita sekolah ini bisa pindah ke lokasi lain,” harap Entin.

Jika sekolah yang berada di wilayah perkotaan saja kondisinya seperti SDN Lambangjaya 02, lantas seperti apa kondisi sekolah yang berada di pelosok seperti di Muaragembong? Pemerintah daerah harus serius memperhatikan dan memperbaiki dunia pendidikan. Karena sarana dan prasarana merupakan penunjang dalam kegiatan belajar mengajar.(ent)

Rusak Pemandangan, Kota Depok Terus Dihiasi Reklame


DEPOK – Sebagai kota permukiman dan penyangga ibukota, Kota Depok menjadi lirikan kalangan masyarakat maupun pengusaha.

Terbukti, disepanjang Jalan Raya Margonda selain terdapat apartemen dan hotel, banyak pengusaha yang berinvestasi dengan membuka usaha maupun mall di kota yang memiliki jargon Depok Friendly City.Atas fenomena tersebut, tidak luput sejumlah pengusaha berlomba memasarkan produk mereka melalui media visual, salah satunya dengan reklame.

Bahkan, pemasangan reklame seakan tidak melihat penataan keindahan kota dan taman secara tidak langsung melanggar peraturan yang telah ada.

Ironisnya, masih di Jalan Margonda terdapat sebuah papan reklame yang kondisi mengkhawatirkan, beberapa bagian badan billboard telah mengalami kerusakan.

Salah seorang warga Kelurahan Pondok Cina, Rizky mengatakan, kerusakan papan reklame yang berada tidak jauh dari tugu selamat datang Kota Depok kondisinya kurang baik.

Beberapa bagian kerusakan billboard dapat dilihat secara langsung oleh mata. Dia mengkawatirkan, apabila tidak segera diperbaiki akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan.(ent)

Usulkan Pelatihan Memilah Sampah di Kota Depok


DEPOK – Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Cimanggis, Suhadi, berpesan kepada seluruh RT, RW dan LPM yang melaksanakan Musrenbang untuk  sampah.

Sebab, hulunya sampah berada di kalangan rumah tangga, terutama ibu rumah tangga.“Kalau ada pelatihan, nanti mereka akan mengerti untuk pengolahan sampah. Jadi dipilah dulu sebelum masuk ke TPA. Alhamdulillah, pertama masuk ke Cimanggis dan rapat di tingkat kota, Cimanggis nilainya 74, di Depok atau nasional sudah menerima Adipura, jika ada lomba di tingkat Kecamatan,” ucap Suhadi.(ent)

Asyik Pasang PDAM di Bogor Kini Bisa Diangsur 10 Kali, Ini Caranya


BOGOR – Warga Kota Bogor kini tidak perlu khawatir jika ingin punya sambungan baru PDAM. Sebab, kini warga Bogor bisa mencicilnya selama sepuluh kali angsuran.“Calon pelanggan cukup bayar 363 ribu rupiah saja untuk cicilan pertama dan untuk angsuran ke dua hingga sepuluh hanya bayar 125 ribu rupiah,” kata Direktur Umum (Dirut) PDAM Pakuan Kota Bogor, Deni Senjaya Jum’at (27/1/2017).

 
Kabar gembira ini diharapkan dapat meringankan warga Kota Bogor. Tapi, ada yang harus diperhatikan. Program ini hanya berlaku untuk pendaftar golongan rumah tangga satu sampai lima khusus di daerah permukiman dan eks pelanggan.

“Program ini tidak diperuntukan untuk warga kompleks perumahan yang masih dikelola oleh developer,” jelasnya.

Ia juga memohon maaf karena program tersebut belum bisa dijalankan untuk warga yang masuk zona VI. Hal tersebut karena kapasitas debit air baku yang terbatas.



Dalam hal ini, Deni mengimbau agar calon pelanggan tidak mempercayai jika ada yang mengiming-imingi dengan harga tinggi asal bisa pasang cepat.

“Kami akan proses secepatnya setelah semua syaratnya dipenuhi oleh warga. Asalkan di daerah yang dimohonkan sudah ada salurannya,” ujarnya.(ent)

Koperasi Pandawa Kota Depok Tamat!


DEPOK – Belum 1 Februari tanda- tanda pengembalian dana nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pandawa Mandiri Group (PMG) atau Pandawa Group, sepertinya nihil.

Keladinya, kemarin kantor koperasi di Jalan Raya Meruyung No8A, RT2/RW24, Keluarahan Meruyung, Limo sudah digaris polisi.Belum lagi ditambah dengan tidak hadirnya Bos Pandawa Gorup saat dipanggil Satgas Waspada Investasi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kasat Reskrim Polres Depok, Kompol Teguh Nugroho mengatakan, pemberian police line dilakukan kesejumlah aset Pandawa Mandiri Group.

Pemberian garis tersebut karena merupakan subjek dari perkara. Dan juga menghindari terjadinya tindakan anarkis, karena polemik yang terjadi di tubuh Pandawa Mandiri Group.(ent)

Gedung Kesenian Kota Depok Harus Dilanjutkan di 2017!


DEPOK – Anggota DPRD Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Qonita Lutfiani mengungkapkan, DPRD Kota Depok terus mendorong pembangunan Gedung Kesenian di Jalan Abdul Wahab, Kelurahan / Kecamatan Sawangan yang kondisinya mangkrak lebih dari 10 tahun tersebut.

Dan menurut dia, tahun ini pembangunan gedung harus dilakukan.“Dari tahuntahun sebelumnya, kami di DPRD Kota Depok sangat aktif mendorong pemerintah melanjutkan pembangunan gedung kesenian yang berada di Kelurahan Sawangan,” ungkap dia kepada Radar Depok.

Menurut dia, dengan banyaknya keluhan masyarakat tentang keberadaan gedung yang pembangunannya mangkrak tersebut, Pemkot Depok harusnya, lebih aktif melakukan koordinasi dengan Pemprov Jawa Barat tentang kelanjutan pembangunan gedungnya.

“Kami mendorong Pemkot Depok, dan kabarnya akan kembali dibangun tahun ini (Gedung Kesenian, red),” terang perempuan yang juga Ketua DPD PPP Kota Depok tersebut.(ent)

Satpol PP Kabupaten Bogor Tambah Enam Personel


BOGOR – Setelah melaksanakan rekuitmen personil baru Satpol PP Kabupaten Bogor, para anggota terpilih disebar ke masing–masing kecamatan.

Salah satunya di Kecamatan Tenjolaya. Mereka kebagian enam personil sehingga menjadi 13 anggota.Kasi Trantib Kecamatan Tenjolaya, Yudi Prayudi mengatakan, anggota baru mulai menempati tugas masing–masing.

“Memanng anggota yang lama masih kurang dan sekarang ditambah enam orang,” ujarnya kepada Radar Bogor, Kamis (26/01/2017).

Dia menambahkan, sebelumnya setiap desa hanya kebagian jatah satu anggota piket dan sekarang jadi dua anggota. Penambahan personil bisa melancarakan kegiatan di kecamatan maupun desa.

“Tentunya sangat membantu. Fokus kami bekerja efektif dengan suasana kondusif. Bahkan setiap desa sudah ada dua anggota Pol PP yang sebelumnya hanya satu orang,” tuturnya.

Sementara itu, salah satu anggota Satpol PP Kecamatan Tenjolaya yang baru, Asep Saepudin menuturkan, siap menjalankan tugas dari pemerintah.

“Kami siap mengemban tugas dan melaksanakannya dengan sebaik mungkin,” pungkasnya.(ent)

Warga Bogor Ayo… Didik Anak Taat Berlalu Lintas


BOGOR – Jajaran Polsek Rumpin, melakukan sosialisasi tentang keselamatan dalam berkendara, Kamis (26/01/2017).

Acara ini berlangsung di Mako Polsek Rumpin, yang dikuti belasan anak-anak dan orangtua. Kegiatan ini dipimpin langsung Kapolsek Rumpin Kompol S. Simangunsong.Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan tentang tertib lalulintas terhadap anak dan orang tua. Simangunsong mengatakan, kegiatan ini untuk mengajarkan anak dan para orang tua untuk taat dalam berkendara.

“Kami memberikan wawasan terhadap lalu lintas kepada para peserta. Kami juga minta anak-anak agar tidak takut kepada polisi, karena polisi sahabat anak dan masyarakat,” terangnya.(ent)

Ini Dia Tanggapan Walikota Bogor Terkait Programnya yang Mirip Ridwan Kamil


BOGOR – Menangapi hal tersebut, Walikota Bogor Bima Arya menampik jika bentuk lapangan Sempur dibilang serupa dengan Alun-alun Bandung.

Menurut dia tidak ada persamaan yang mencolok dari kedua bangunan tersebut. Bahkan, ia mengatakan fasilitas yang ada di Lapangan Sempur lebih lengkap daripada yang tersedia di Alun-alun Bandung.“Kalau di alun-alun Bandung itu rumputnya sintetis, sama dari mananya. Beda dong, tidak ada kesamaan dari desainnya juga. Alun-alun tidak ada joging track, kalau lapangan sempur ada joging track,” ucapnya saat ditemui Radar Bogor di Balikota, Kamis (26/01/2017).

Ia juga menolak jika beberapa program yang digagas olehnya disamakan dengan program yang telah digagas oleh Ridwan Kamil.

Seperti halnya bus wisata Uncal, menurtnya tidak hanya Bandung dan Bogor yang memiliki bus wisata, tapi setiap kota-kota besar di Indonesia juga memiliki bus wisata dengan nama masing-masing.(ent)

Satlantas Polresta Bogor Kota Gencar Tindak Pelanggar dengan E-Tilang


BOGOR – Satuan Lalu-Lintas (Satlantas) Polresta Bogor Kota tengah gencar melakukan penindakan pelanggar lalu-lintas dengan menggunakan sistem tilang elektronik atau E-Tilang.

“Sejak diluncurkan awal tahun , kami sudah menindak sekitar 500 pelanggar dengan menggunakan E-Tilang,”ujar Kasatlantas Polresta Bogor Kota Kompol Bramastyo Priaji kepada Radar Bogor, Kamis (26/01/2017).Bram menjelaskan bahwa sekarang hampir setiap penindakan pelanggaran lalu-lintas sudah menggunakan E-Tilang. Bahkan, perbandingannya bisa mencapai 80 persen jika dibandingkan dengan metode tilang konvensional.

“Kita membiasakan setiap anggota yang bertugas agar menggunakan fasilitas E-Tilang. Karena sudah jadi kebijakan pusat bahwa E-Tilang harus diprioritaskan,” jelasnya.(ent)

Perbaikan Drainase dan Pemilahan Sampah Jadi PR di Kota Depok


DEPOK – Dalam  Kelurahan Cisalak Pasar (Cipas), Cimanggis, memiliki pekerjaan  infrastuktur drainase dan Lurah Cipas, Cahyanto, mengatakan, Musrembang masih fokus pada peningkatan infrastukrut drainase, karena masih banyak saluran tersumbat dan perlu pembenahan.

“Kami di Cipas lebih fokus ke sana. Untuk mengurangi titik-titik genangan yang ada,” kata Cahyanto  pelaksanaan Musrenbang 2017 di aula kelurahan, Kamis (26/01/2017).

DEPOK – Dalam  Kelurahan Cisalak Pasar (Cipas), Cimanggis, memiliki pekerjaan  infrastuktur drainase dan Lurah Cipas, Cahyanto, mengatakan, Musrembang masih fokus pada peningkatan infrastukrut drainase, karena masih banyak saluran tersumbat dan perlu pembenahan.

“Kami di Cipas lebih fokus ke sana. Untuk mengurangi titik-titik genangan yang ada,” kata Cahyanto  pelaksanaan Musrenbang 2017 di aula kelurahan, Kamis (26/01/2017).

Kemudian, lanjut Cahyanto, pihaknya juga fokus terhadap pelatihan memilah sampah dan pengadaan sarpras.

“Pemilahan sampah ini dukung program zero waste. Yang sudah menerapkan di RW07, nanti akan dikuatkan lagi dan secara estafet akan dilanjutkan ke RW lainnya. Kami akan bekerjasama dengan DLHK,” katanya.

Sementara untuk bagian ekonomi dan sosial, fokus kepada pelatihan bagi kader PKK dan remaja.

Sebab menurut dia, usulan tidak hanya tentang pembangunan fisik tapi juga non fisik, melalui berbagai pelatihan agar warga Kelurahan Cipas memiliki kompetensi yang unggul.(ent)

Friday, 27 January 2017

Protes Rerouting, Organda Kota Bogor Resah Akhirnya Ngadu ke Dewan


BOGOR – Rencana Pemkot Bogor menerapkan rerouting (merubah rute) angkot pada Februari mendatang ternyata masih belum sepenuhnya matang.

Ada sejumlah trayek yang berpotensi saling bersinggungan. Kondisi itu yang membuat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor

BOGOR – Rencana Pemkot Bogor menerapkan rerouting (merubah rute) angkot pada Februari mendatang ternyata masih belum sepenuhnya matang.

Ada sejumlah trayek yang berpotensi saling bersinggungan. Kondisi itu yang membuat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor resah.

Mereka menilai keputusan pemkot menambah trayek tidak dikoordinasikan secara utuh dengan organda sebagai user.

“Ada beberapa usulan dari rekan-rekan organda mengenai program rerouting yang tidak direspon oleh pemkot,”ujar Ketua Organda Kota Bogor M Ishak kepada Radar Bogor, Rabu (25/01/2017).

Usulan itu berupa kekhawatiran Organda terhadap program rerouting yang menurut Ishak berpotensi menimbulkan bentrokan antar trayek satu dengan yang lainnya.

“Ada beberapa usulan yang disampakian oleh pengusaha angkot salah satunya rute yang ditempuh jangan sampai bersinggungan dengan trayek lain. Itu yang dikeluhkan,” terangnya.

Sayangnya, dia tidak merinci trayek apa saja yang kemungkinan saling bersinggungan. Ishak justru menyoroti  minimnya sosialisasi yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) kepada Organda.(ent)

Ajaib, Data Honorer Hilang


 BEKASI – Telepon genggam milik Firmansyah, sepanjang Rabu (25/1/2017) siang kemarin tidak pernah berhenti berdering. Pria yang menjabat sebagai ketua Front Pembela Honorer Indonesia (FPHI) Kota Bekasi ini, sibuk melayani keluhan guru honorer di Kota Bekasi.

Sesekali, pria yang sudah 11 tahun menjadi guru honorer ini membuka kertas melihat data jumlah guru honorer. Pasalnya, banyak data guru honorer tiba-tiba hilang saat proses verifikasi data. ”Heran kok bisa hilang ya,” katanya usai menerima telepon dari salah seorang guru di SMPN 31 Bekasi, kemarin.Dia mengatakan, di sekolah tersebut ada sebanyak 14 data guru honorer yang namanya hilang. Tidak hanya itu, berdasarkan data yang dia kumpulkan sedikitnya ada sekitar 40 data guru honorer yang namanya hilang. Mereka berasal dari SMPN 8 Bekasi, SMPN 9 Bekasi, SMPN 28 Bekasi, dan SMPN 41 Bekasi. ”Untuk saat ini baru data dari SMP saja, kalau SD belum ada laporan,” imbuh Firmansyah.

Padahal, kata pria yang akrab disapa Firman tersebut, guru honorer yang namanya hilang mengabdi di sekolah tersebut. Namun tiba-tiba saat proses verifikasi data, nama guru tersebut tidak tercantum di sekolah tersebut. ”Bahkan saya menerima laporan, ada yang namanya diganti dengan orang lain. Ini kan aneh,” katanya mempertanyakan.

Ya, mulai Selasa (24/1/2017) kemarin Pemerintah Kota Bekasi mulai melakukan proses verifikasi data guru honorer. Proses verifikasi dipusatkan di pendopo komplek perkantoran Pemkot Bekasi. Data tersebut sebagai syarat untuk diangkat menjadi pegawai Tenaga Kerja Kontrak (TKK).

Namun dalam proses verifikasi tersebut, tidak berjalan mulus seusai harapan guru. Para honorer yang sudah mengabdi belasan hingga puluhan tahun tersebut mengaku kesulitan ketika ingin melengkapi berkas persyaratan, salah satunya meminta surat legalisir dari kepala sekolah. ”Seolah-olah kepala sekolah menghalang-halangi para guru, kan kasian,” imbuh Firman.(ent)

Terlalu! Masalah Banjir Cikarang Barat Diabaikan


CIKARANG BARAT – Ada beberapa titik langganan banjir di Kabupaten Bekasi, khusus untuk titik banjir yang menggenangi jalan umum, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Perjuangan menjadi titik terparah. Setiap kali hujan turun deras, banjir tak terelakkan.

“Jalan ini mah selalu banjir, tidak hujan saja banjir apa lagi pas hujan sekarang ini,” keluh warga Desa Sukadanau, Purwanto (34), Rabu (25/1/2017).

CIKARANG BARAT – Ada beberapa titik langganan banjir di Kabupaten Bekasi, khusus untuk titik banjir yang menggenangi jalan umum, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Perjuangan menjadi titik terparah. Setiap kali hujan turun deras, banjir tak terelakkan.

“Jalan ini mah selalu banjir, tidak hujan saja banjir apa lagi pas hujan sekarang ini,” keluh warga Desa Sukadanau, Purwanto (34), Rabu (25/1/2017).

Meski begitu, sebagai warga dirinya tidak mampu berbuat apa-apa. Yang bisa dilakukannya saat ini hanya menyampaikan keluhannya tersebut kepada pihak desa untuk segera melakukan tindakan perbaikan drainase.

“Banjirnya sulit diprediksi, kalau hujan terus ya banyak korban karena motornya mogok. Kadang juga ada yang suka jatuh. Mau tunggu sampai kapan?” imbuh Purwanto.

Sementara warga lainnya, Muhadi (35) mengatakan, satu-satunya solusi agar masalah banjir di wilayah Cikarang Barat bisa diselesaikan adalah dengan membuat saluran air atau drainase yang memadai. Kendati usulan tersebut kerap disampaikan kepada pihak terkait, tetapi tidak ada tanggapan sampai saat ini.

Dari tahun ke tahun, masalah banjir di wilayah Cikarang Barat, khususnya Jalan Imam Bonjol dan sekitarnya menjadi keluhan warga dan pengendara yang melintas.

“Diusulkan mah sering, dari camat sebelumnya sampai ganti camat belum ada perubahan sama sekali. Apalagi sekarang mau pemilihan bupati masa tidak ada perubahan sama sekali,” katanya.(ent)

Damkar Telat, Satu Rumah di Kabupaten Bogor Hangus Dilalap Si Jago Merah!


BOGOR – Rumah milik orangtua Mustar (57) di Kampung Kareng Asem Timur, Kelurahan Karang Asem Timur, hangus terbakar, Rabu (25/1/2017) malam.

Meski tak ada korban jiwa, namun kerugian akibat kebakaran itu ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.  Mustar mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 20:15.Saat itu, mereka sedang memasak di ruangan atas. Mereka baru sadar setelah warga sekitar rumahnya teriak ada kebakaran.  “Mendengar teriakan itu, saya langsung lompat dari lantai dua. Dari mana asal api, saya tidak tahu.

Ketika api membesar, warga bahu membahu memadamkannya,” ujarnya kepada Radar Bogor, Rabu (25/01/2017).

Dia mengatakan, kebakaran itu terjadi kurang lebih dua jam. Api dengan cepat membesar dan menghanguskan rumah orangtuanya.

“Kami kecewa pemadam kebakaran lama datangnya,” tuturnya.

Sementara itu, Babinsa Karang Asem Timur, Serda Sardi mengatakan, api baru bisa dipadamkan setelah warga gotongroyong memadamkannya. Sebab, mobil Damkar terlambat datangnya.(ent)

Mengkhawatirkan, dalam Dua Pekan Polresta Bogor Kota Bongkar 17 Kasus Narkoba

BOGOR – Peredaran narkoba di Kota Bogor masih marak. Kurun waktu dua pekan saja, jajaran Polresta Bogor Kota  berhasil membongkar 17 kasus narkoba.

Dari jumlah kasus itu, 21 tersangka berhasil dijerat polisi. Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Suyudi Ario Seto menuturkan, dari pengungkapan 17 kasus tersebut,  polisi berhasil menguak  enam jaringan narkoba yang biasa mengedarkan narkoba di Kota Bogor.

POJOKJABAR.com, BOGOR – Peredaran narkoba di Kota Bogor masih marak. Kurun waktu dua pekan saja, jajaran Polresta Bogor Kota  berhasil membongkar 17 kasus narkoba.

Dari jumlah kasus itu, 21 tersangka berhasil dijerat polisi. Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Suyudi Ario Seto menuturkan, dari pengungkapan 17 kasus tersebut,  polisi berhasil menguak  enam jaringan narkoba yang biasa mengedarkan narkoba di Kota Bogor.

Jaringan ini terbilang sangat masif mengedarkan zat haram tersebut dengan sasaran utamanya tempat hiburan malam.

“Terakhir, Selasa (24/1/2017) malam, Tim Pemburu Narkoba (TPN) berhasil mengamankan jaringan FZ (31) di Tanahsereal, dengan barang bukti sabu seberat 100 gram. Tersangka merupakan bandar besar dan merupakan target operasi polisi,” terang Suyudi di Mapolresta Bogor Kota, Rabu (25/01/2017).

Selain itu, pihaknya juga berhasil membekuk Finda Irawan (26) salah satu sindikat peredaran obat-obat keras berkedok toko kelontong di Jalan Pancasan, Kelurahan Pasirjaya, Bogor Barat, Kota Bogor.

Menurut dia, pelaku sudah lama bermain di Kota Bogor yang pelanggannya adalah anak jalanan dan anak punk.

“Berprofesi wiraswasta, pelaku kerap berpindah-pindah tempat dan mengcover bisnis haramnya sebagai pedagang kelontong, namun di dalamnya berdagang obat-obat keras,” imbuhnya.(ent)

Walikota Bogor Ngamuk, Menunggu Penataan PKL sampai Kiamat!


BOGOR – Sudah saatnya Pemkot Bogor memikirkan cara baru dalam penataan pedagang kaki lima (PKL).

Jika formula yang itu-itu saja, yakni berupa penertiban dan penertiban, itu hanya menjadi solusi semu. Hari ini ditertibkan, besok, atau minggu depan PKL sudah menjamur lagi.Seperti yang terjadi Rabu (25/01/2017). Belum juga sebulan ditertibkan, PKL sudah kembali menjamur di kawasan Pasar Kebon Kembang Blok C dan D.

Kondisi itu tak ayal membuat Walikota Bogor Bima Arya “mengamuk” saat melakukan Inspeksi Mendadak (sidak), siang Rabu (25/01/2017).

Ia mendapati para PKL kedapatan berjualan di trotoar, bahkan ada beberapa PKL yang berjualan di tengah jalan di depan Blok C dan Blok D.

Bersama Kepala Satpol PP Herry Karnadi dan sejumlah anggotanya, Suami Yane Ardian itu membongkar  paksa lapak-lapak PKL yang didominasi oleh para pedagang buah.

Menggunakan pisau milik salah seorang PKL, Bima memutuskan tali-tali yang digunakan para PKL untuk memasang tenda yang terbuat dari terpal itu.(ent)

Bantu Atasi Banjir, Situ Pedongkelan Kota Depok Dapat Hibah Rp15 Miliar


DEPOK – Pemprov DKI Jakarta tengah serius dalam mengatasi permasalahan banjir di ibu kota. Selain berkonsentrasi di wilayahnya, Pemprov DKI melirik sejumlah pemerintahan penyangga guna membantu masalah banjir.

Salah satunya Pemkot Depok. Pemprov DKI berencana akan memberikan dana hibah guna normalisasi Situ Pedongkelan di wilayah Kecamatan Cimanggis, yang menjadi perbatasan wilayah DKI dengan Depok.

DEPOK – Pemprov DKI Jakarta tengah serius dalam mengatasi permasalahan banjir di ibu kota. Selain berkonsentrasi di wilayahnya, Pemprov DKI melirik sejumlah pemerintahan penyangga guna membantu masalah banjir.

Salah satunya Pemkot Depok. Pemprov DKI berencana akan memberikan dana hibah guna normalisasi Situ Pedongkelan di wilayah Kecamatan Cimanggis, yang menjadi perbatasan wilayah DKI dengan Depok.

“Pemerintah DKI Jakarta akan memberikan dana hibah sebesar Rp15 miliar guna normalisasi Situ Pedongkelan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Manto, kepada Radar Depok,Rabu (25/01/2017).

Manto menjelaskan, dengan melakukan normalisasi, Pemprov DKI akan menerima langsung manfaat pembenahan dan penurapan situ.

Elevansi tanah DKI Jakarta setinggi 50 meter di atas permukaan laut, sedangkan Depok berada di 50 hingga 150 meter. Secara tidak langsung air di Kota Depok akan mengalir ke wilayah Jakarta, begitu pun saat hujan turun.(ent)

Warga Depok Harus Diberi Edukasi Pemilahan Sampah


DEPOK – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Depok, Yuni Indriani melaksanakan reses di masa sidang kedua tahun 2016-2017, di Jalan Masjid Al Itihad, RT02/04, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung Rabu (25/01/2017).

Yuni turut menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok untuk memberi pemahaman soal pemilahan sampah di rumah tangga.“Kami sengaja mengundang dinas terkait, agar mereka (warga) paham akan edukasi pemilahan sampah,” kata Yuni kepada Radar Depok, Rabu (25/01/2017).

Ia ingin agar warga menyadari bahwa sampah bisa menghasilkan
manfaat, bila diolah dengan benar.

Contohnya, pembentukan bank sampah. Sampah-sampah yang ditampung bisa dijual secara kiloan.

“Selain itu mengurangi beban Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Cipayung yang kondisinya sudah overload,” kata dia.(ent)