Banner 1

Friday, 4 March 2016

Bogor Seperti Kota Hantu di Mata Turis

 
 
BOGOR, masih menjadi magnet bagi wisatawan, tidak saja bagi pelancong domestik tetapi juga turis asing. Sayangnya, potensi ini belum didukung secara maksimal oleh pemerintah daerah, terutama dalam menyedaikan sarana dan prasarana.

Salah satu yang dikeluhkan wisatawan asing adalah minimnya petunjuk jalan. Akibatnya, mereka sering berseloroh, Bogor seperti kota hantu, tak memiliki peta yang bisa membantu para wisatawan mencapai tujuan yang diinginkan.

"Itu salah satu yang menjadi kendala para turis asing. Kalau bagi kami kan sudah hafal, mana-mana daerah tujuan wisata yang menarik. Tetapi mereka yang ingin berpergian tanpa guide, menjadi sangat terkendala," kata Adang, Guide Tourist yang tergabung di Tourist Information Centre (TIC), Taman Topi, Kota Bogor ketika ditemui INILAH, Kamis (18/2).

Menurut pria yang sudah puluhan tahun menjadi pemandu wisata ini, tingkat kunjungan wisatawan ke Bogor terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Sempat juga terjadi penurunan empat tahun lalu, saat resesi ekonomi melanda benua Amerika. Namun kondisi saat ini sudah pulih kembali.

"Sudah 300 touris sejak Januari -February ini datang ke Bogor. Mereka berasal dari Belanda, Jerman, Prancis, Belgia dan benua Eropa lainnya. Tapi yang sedang ramai sekarang tamu Eropa timur seperti Polandia, Rusia, dan Hongaria," ungkap Adang.

Jumlah guide di Bogor yang tergabung dalam TIC sekitar 60 orang, termasuk guide lokal dan guide overline. Guide lokal hanya di tempat wisata tetapi guide overline berpinda-pindah tempat.

"Tips dari mengantar turis, relatif ya. Tergantung para tourisnya. Namun kisarannya Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu. Mereka banyak berkunjung ke Kebun Raya karena sudah menjadi ikon Kota Bogor," sambung Adang.

Selain itu pada touris rata-rata menyukai alam seperti Curug. Lokasi lain yan menjadi incaran mereka adalah kawasan Gunung Salak, Kawah Ratu, dan Gunung Halimun.

Selain mengantar para wisatawan, para anggota TIC selalu memberitahukan supaya wisawatan yang datang ke Bogor agar lebih hati-hati. Seperti saat keluar dari stasiun kota dan sekitar Taman Topi untuk mengantisipasi adanya copet dan penipu.

"Kami juga seringkali memberitahui jangan sampai tertipu oleh guide gadungan ilegal, para touris harus melihat kelengkapan indentitas guide tarsebut agar tidak tertipu," pesannya.

Taman Topi sendiri sudah menjadi legenda bagi wisatawan yang memasuki Kota Bogor. Dulu kawasan ini adalah sebuah taman yang diberi nama Taman Ade Irma Suryani. Sebelumnya taman ini memiliki nama Taman Kebon Kembang tempat orang berwisata.

Namun pada tahun 1980-an taman ini berubah fungsi menjadi terminal angkutan kota karena letaknya yang strategis di muka Stasiun Bogor.

Terminal tersebut kemudian direnovasi menjadi Plaza Kapten Muslihat yang mengusung konsep Bangunan berbentuk Topi, sehingga masyarakat pun menyebutnya dengan Taman Topi.

Pada saat itu Plaza Kapten Muslihat merupakan salah satu alternatif tempat berwisata sebelum ledakan mal dan plaza melanda Bogor. Taman topi dilengkapi berbagai wahana permainan namun sejak tahun 1994 sampai sekarang, sudah berubah menjadi tempat berdagangan karena dikepung oleh pedagang kaki lima dan angkutan kota.(ent)

0 komentar:

Post a Comment