BOGOR, masih menjadi magnet bagi wisatawan, tidak saja bagi
pelancong domestik tetapi juga turis asing. Sayangnya, potensi ini belum
didukung secara maksimal oleh pemerintah daerah, terutama dalam
menyedaikan sarana dan prasarana.
Salah
satu yang dikeluhkan wisatawan asing adalah minimnya petunjuk jalan.
Akibatnya, mereka sering berseloroh, Bogor seperti kota hantu, tak
memiliki peta yang bisa membantu para wisatawan mencapai tujuan yang
diinginkan.
"Itu salah satu yang menjadi
kendala para turis asing. Kalau bagi kami kan sudah hafal, mana-mana
daerah tujuan wisata yang menarik. Tetapi mereka yang ingin berpergian
tanpa guide, menjadi sangat terkendala," kata Adang, Guide Tourist yang
tergabung di Tourist Information Centre (TIC), Taman Topi, Kota Bogor
ketika ditemui INILAH, Kamis (18/2).
Menurut
pria yang sudah puluhan tahun menjadi pemandu wisata ini, tingkat
kunjungan wisatawan ke Bogor terus menunjukkan perkembangan yang
signifikan. Sempat juga terjadi penurunan empat tahun lalu, saat resesi
ekonomi melanda benua Amerika. Namun kondisi saat ini sudah pulih
kembali.
"Sudah 300 touris sejak Januari
-February ini datang ke Bogor. Mereka berasal dari Belanda, Jerman,
Prancis, Belgia dan benua Eropa lainnya. Tapi yang sedang ramai
sekarang tamu Eropa timur seperti Polandia, Rusia, dan Hongaria," ungkap
Adang.
Jumlah guide di Bogor yang tergabung
dalam TIC sekitar 60 orang, termasuk guide lokal dan guide overline.
Guide lokal hanya di tempat wisata tetapi guide overline berpinda-pindah
tempat.
"Tips dari mengantar turis, relatif
ya. Tergantung para tourisnya. Namun kisarannya Rp 50 ribu sampai Rp 100
ribu. Mereka banyak berkunjung ke Kebun Raya karena sudah menjadi ikon
Kota Bogor," sambung Adang.
Selain itu pada
touris rata-rata menyukai alam seperti Curug. Lokasi lain yan menjadi
incaran mereka adalah kawasan Gunung Salak, Kawah Ratu, dan Gunung
Halimun.
Selain mengantar para wisatawan, para
anggota TIC selalu memberitahukan supaya wisawatan yang datang ke Bogor
agar lebih hati-hati. Seperti saat keluar dari stasiun kota dan sekitar
Taman Topi untuk mengantisipasi adanya copet dan penipu.
"Kami
juga seringkali memberitahui jangan sampai tertipu oleh guide gadungan
ilegal, para touris harus melihat kelengkapan indentitas guide tarsebut
agar tidak tertipu," pesannya.
Taman Topi
sendiri sudah menjadi legenda bagi wisatawan yang memasuki Kota Bogor.
Dulu kawasan ini adalah sebuah taman yang diberi nama Taman Ade Irma
Suryani. Sebelumnya taman ini memiliki nama Taman Kebon Kembang tempat
orang berwisata.
Namun pada tahun 1980-an taman
ini berubah fungsi menjadi terminal angkutan kota karena letaknya yang
strategis di muka Stasiun Bogor.
Terminal
tersebut kemudian direnovasi menjadi Plaza Kapten Muslihat yang
mengusung konsep Bangunan berbentuk Topi, sehingga masyarakat pun
menyebutnya dengan Taman Topi.
Pada saat itu
Plaza Kapten Muslihat merupakan salah satu alternatif tempat berwisata
sebelum ledakan mal dan plaza melanda Bogor. Taman topi dilengkapi
berbagai wahana permainan namun sejak tahun 1994 sampai sekarang, sudah
berubah menjadi tempat berdagangan karena dikepung oleh pedagang kaki
lima dan angkutan kota.(ent)
0 komentar:
Post a Comment