BOGOR-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota
Bogor menyita 13 tabung gas ukuran 3 kg dari beberapa restoran di Jalan
Sholeh Iskandar, Selasa (22/3).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Bambang Budianto mengatakan, inspeksi mendadak (sidak) dilakukan ke restoran kategori menengah ke atas atau yang modal usahanya di atas Rp50 juta.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Bambang Budianto mengatakan, inspeksi mendadak (sidak) dilakukan ke restoran kategori menengah ke atas atau yang modal usahanya di atas Rp50 juta.
Ia mengungkapkan, masih mengedepankan pembinaan dan belum langsung penutupan. "Kita menyuruh mengganti. Jika prosedur peringatan tiga kali, tidak diindahkan juga, kita rekomendasikan kepada Satpol PP untuk penutupan restoran," jelasnya.
Menariknya, dalam sidak kali ini Bambang Budianto membawa pistol yang disimpan di samping pinggangnya. "Ada izinnya dari kepolisian dan tak ada maksud apa-apa," ujarnya.
Ia mengklaim, pemakaian pistol bisa disandingkan dengan pakaian dinas
lapangan (PDL) dan pakaian dinas harian (PDH). Kabid Perdagangan pada
Disperindag, Mangahit Sinaga menambahkan, pemeriksaan akan terus
dilakukan secara acak. Karyawan Rumah Makan Dua Saudara Jalan Sholeh
Iskandar, Ahmad mengaku hanya mengikuti perintah pemilik dalam
penggunaan tabung elpiji 3 kg ini.
Karyawan Toko G Bread, Syaiful mengatakan, dua tabung 3 kg hanya untuk
cadangan. Sehari-hari memakai tabung 12 kg. Sebelumnya, Direktur
Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, IGN Wiratmadja,
mengeluhkan restoran yang menggunakan elpiji bersubsidi 3 kg.
Wirat menerangkan, sasaran pengguna elpiji bersubsidi tersebut telah
ditetapkan, yakni untuk kalangan rumah tangga dan usaha mikro. Namun
pada kenyataannya, di setiap daerah ada saja restoran yang masih
menggunakan gas melon tersebut.
Bahkan, di beberapa hotel juga banyak menggunakan elpiji 3 kg. Di sini, butuh penanganan subsidi yang tepat sasaran. Berbagai hal bakal dilakukan demi subsidi yang tepat sasaran.
"Kami minta bantuan TNP2K untuk membantu, karena kami butuh data yang akurat. Bagaimana kami butuh implementasi yang akurat," ujarnya.
Saat ini Kementerian ESDM sedang membuat pilot project untuk subsidi elpiji yang tepat sasaran, menggunakan komunikasi dengan masyarakat. (ent)
Bahkan, di beberapa hotel juga banyak menggunakan elpiji 3 kg. Di sini, butuh penanganan subsidi yang tepat sasaran. Berbagai hal bakal dilakukan demi subsidi yang tepat sasaran.
"Kami minta bantuan TNP2K untuk membantu, karena kami butuh data yang akurat. Bagaimana kami butuh implementasi yang akurat," ujarnya.
Saat ini Kementerian ESDM sedang membuat pilot project untuk subsidi elpiji yang tepat sasaran, menggunakan komunikasi dengan masyarakat. (ent)
0 komentar:
Post a Comment