Banner 1

Wednesday, 23 March 2016

Lomba Bogorku Bersih Didukung Walikota



BOGOR-Bogorku Bersih dan lomba kebersihan tingkat RT se-Kota Bogor, tak hanya sekadar program yang patut didukung oleh banyak pihak. Tapi, untuk memberikan serta mengajak masyarakat agar tahu apa haknya dengan cara sendiri.

Hak yang dimaksud adalah lingkungan yang bersih. Hal itu diungkapkan Penanggung Jawab Bogorku Bersih, Hazairin Sitepu. "Hari ini (kemarin, red) kita berkumpul hanya sebagian orang. Tetapi dengan jumlah yang kecil ini, berharap dapat mendapatkan hasil yang besar sekali, yang bagus sekali, bagi kemaslahatan hidup masyarakat di Kota Bogor," kata Hazairin sebagai pembuka launching Bogorku Bersih di Graha Pena Radar Bogor, kemarin.

Menurutnya, program ini adalah suatu pekerjaan yang sangat sulit jika tanpa dukungan dan peran serta dari pihak lain. Salah satu pendukungnya adalah lubang resapan biopori yang setiap hari dihelat. "Perilaku tidak bisa dipidatokan, tidak bisa diseminarkan, tidak bisa disimposiumkan, tapi kita contohkan. Target kami dari lomba ini, adalah ingin bersama-sama masyarakat untuk membuat perilaku baru yang produktif, yang tahu bahwa untuk kepentingannya harus dilakukan sendiri," tuturnya.

Lebih lanjut Hazairin menjelaskan, ada tujuh parameter yang akan dinilai dan tiga kategori yang diperlombakan. Yaitu, RT yang berada di kompleks perumahan, RT yang bukan kompleks perumahan, dan RT yang berada di sepanjang aliran sungai.

"Rumah kita selalu membelakangi sungai, sehingga sungai menjadi bagian kotor di mana kita buang sampah, buang kotor. Ini perilaku yang buruk. Jadi, kita harus membalikkan rumah kita menghadap sungai. Sungai adalah bagian dari lingkungan kita yang indah, bersih, dan sehat," sebutnya.

Dari kegiatan ini, kata Hazairin, masyarakat akan diperlakukan sebagai objek sekaligus subjek. Tahap awal masih bersifat trial and error untuk menjadi model yang lebih baik pada event yang akan datang lagi. Sehingga, dalam prosesnya nanti akan dikoreksi.

Masyarakat di Bogor banyak yang masih berlabel tradisional sehingga sangat sulit untuk diajak mau terlibat. Oleh karena itu, ada stimulus menarik melalui pemberian hadiah untuk kategori perumahan, non perumahan, dan pemukiman tepi sungai, yakni masing-masing juara pertama Rp30 juta, juara kedua Rp15 juta, dan juara ketiga Rp10 juta.

Hazairin yakin, nantinya semua masyarakat dari setiap RT akan bergerak. Dari sekitar 300 RT, akan disaring menjadi 100 atau 50, hingga terpilih RT terbaik dari yang terbaik. Dari sederetan parameter penilaian, ada satu penilaian yang terpenting.

"Yaitu kemandirian dan tingkat partisipasi. Jadi, kami tidak ingin mereka menang, RT-nya bagus, tapi mereka melibatkan orang-orang dari luar untuk bekerja, yang kami inginkan mereka bekerja secara mandiri, mereka sendiri. Karena inilah output-nya. Harapan kami menciptakan perilaku baru, minimal terhadap lingkungannya sendiri, terhadap rumahnya sendiri," terang Hazairin.

Walikota Bima Arya mengekspresikan apresiasinya terhadap launching program Bogorku Bersih dengan membagi dua cerita inspiratifnya. Pada akhir tahun lalu, Bima bersama Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor ke Kota Surabaya. Kunjungan tersebut guna mencari tahu strategi dan cara Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dalam menata taman dan mengelola kebersihan.

"Hasilnya, yang pertama, keyword-nya adalah partisipasi dari semua pihak. Kalau kita naik becak, taksi, terasa semangat, passion atau giroh warga untuk bebersih. Karena kepala dinas dan walikotanya kerja keras di lapangan juga," kata Bima.

Kemudian, kata dia, partisipasi tersebut dikanalisasi. Hingga terlecutlah untuk menggagas sebuah lomba kebersihan di tingkat RT oleh Risma dan dinas teknis terkait.

Setelah berjalan sekian lama, lalu disempurnakan, dan partisipasi aktif tersebut diperkuat dengan satu kata kunci lagi, yaitu kolaborasi.

"Lomba kebersihan ini menjadi satu hal yang prestise, tidak saja warga yang semangat tapi tokoh-tokoh juga, didorong pula peranan media, yaitu Jawa Pos. Menjadi suatu kolaborasi yang sangat dahsyat. Pemerintah kota, Jawa Pos, tokoh masyarakat, warga, dan RT/RW bersatu. Saya kira Bogor tidak perlu malu untuk meniru atau menduplikatkannya. Tidak perlu sama, mendekati saja sudah cukup," ujar pria yang juga didampingi sang istri, Yane Ardian.

Cerita kedua, ulas Bima, Februari lalu dia bertandang ke Hiroshima, Jepang. Kunjungan kerja luar negerinya itu disambut Hidehiko Yuzaki.

Saat itu, Pemerintah Hiroshima memberikan bantuan untuk pengelolaan sampah dan kebersihan kepada Pemerintah Kota Bogor. Kepada Hidehiko, Bima curhat tentang permasalahan yang dialami Bogor.

"Saya bilang, kami ingin diyakinkan sejauh mana kerja sama ini realistis. Karena saya cerita kepada beliau, saya kedatangan beberapa anak muda yang sekolah di Jerman tentang sampah dan kebersihan menyimpulkan sesuatu yang membuat saya terkejut," ujar politikus PAN itu.

Bima mengatakan kepada Hidehiko, bahwa para anak muda Indonesia yang bersekolah di Jerman itu memaparkan sebuah blunder pemerintah Indonesia dalam hal mengelola sampah dan kebersihan.

Kultur di Indonesia, tidak bisa mengejar kultur yang ada di Eropa atau di Asia. Butuh ratusan untuk terbangun dari kungkungan kultur yang mengakibatkan sulitnya mendidik pola hidup warga.

Maka, cara terbaik untuk mengelola sampah adalah dengan dibumihanguskan alias dibakar habis. "Terkaget-kaget saya mendengar diagnosa ekstrem itu," seru Bima.

"Lalu, pak gubernur Hiroshima tertawa, dia bilang, ada satu hal yang perlu kita sadari. Apa yang kita nikmati sekarang, kota-kota yang sangat bersih, karena kami punya sistem sosial yang canggih. Dan sistem itu ada di Indonesia. RT/RW. Persis sekali apa yang dikatakan pak gubernur Hiroshima," tambahnya.

Bima mengungkapkan, ikhtiar bersama yang di dalam prosesnya ada banyak perbedatan, harus dijalankan dan didukung oleh banyak pihak tanpa terkecuali.

"It's about the song, not the singer. Lagunya adalah Bogorku Bersih, yang nyanyi bisa siapa saja. Yang penting berjalan dengan baik dan lancar agar Bogor menjadi bersih," tukasnya. (ent)

0 komentar:

Post a Comment