JAKARTA - Masyarakat tengah dilanda kepanikan terkait kabar kenaikan suhu di Indonesia akibat fenomena equinox. Dalam kabar yang beredar, suhu diprediksi hingga 40 derajat selsius.
Menanggapi kabar tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) membantah keras.
Kepala BMKG Andi Eka Sakya menyampaikan, saat fenomena tersebut terjadi, 21 Maret nanti, suhu di Indonesia tidak akan mengalami kenaikan drastis. Bahkan, hingga mencapai 40 derajat selsius seperti kabar yang beredar.
”Equinox bukan merupakan fenomena seperti heat wave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah, yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama,” tuturnya kemarin (19/3).
Dia menjelaskan, equinox sejatinya merupakan fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis katulistiwa. Peristiwa ini pun bukan kondisi langka yang akan terulang setelah berpuluh-puluh tahun. Sebab, fenomena ini terjadi secara periodik, berlangsung dua kali dalam setahun. Yakni pada 21 Maret dan 23 September.
Saat fenomena ini berlangsung, lanjut dia, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis di bagian utara maupun selatan. Keberadaannya pun tak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis.
”Jikalaupun ada, itu pun tergantung lokasi. Semakin jauh dengan katulistiwa, tentu semakin kecil kenaikan,” jelasnya.
Saat ini, lanjut dia, memang telah terjadi kenaikan suhu di Indonesia. Namun, rerata maksimal hanya sekitar 32-36 derajat selsius.
Oleh sebab itu, BMKG menghimbau masyarakat untuk tidak cemas terkait dampak dari equinox, sebagaimana disebutkan dalam isu berkembang. Saat ini sendiri, menurutnya, secara umum, kondisi di beberapa wilayah Indonesia memang cenderung kering.
Sebab sebagian wilayah sudah mulai memasuki musim kemarau. Seperti di wilayah Sumatera bagian Utara misalnya. ”Karenanya, kami tetap mengimbau agar masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas. Tetap menjaga kesehatan diri maupun keluarga,” pesan Master of Engineering itu.(ent)
0 komentar:
Post a Comment