Banner 1

Thursday, 1 August 2019

Tak Ada Bantuan Air Bersih, Warga Weninggalih Jonggol Kurangi Jatah Mandi


JONGGOL – RADAR BOGOR, Warga Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol terpaksa mengurangi jatah mandinya lantaran air di wilayahnya sudah tak ada lagi.
Kondisi ini sudah dialami warga sejak tiga bulan belakangan, tepatnya memasuki puncak kemarau. Hingga kini, tak ada bantuan air bersih ke sana.
Obi, salah satu anak warga RT11/05 Desa Wenigalih, Kecamatan Jonggol, mengaku sering kali dirinya terlambat sekolah hanya karena urusan air. Obi terpaksa berangkat sekolah hanya dengan mencuci mukanya, karena sumber air di rumahnya sudah kering.
Dia mengaku, kondisi itu sudah sejak dua bulan terakhir. Lantaran, kurun waktu tersebut desanya tak lagi mendapatkan air. Untuk mendapatkan air bersih, Obi dan orangtuanya terpaksa mengambil di Sungai Cicadas, yang jaraknya sekira tiga kilo dari rumah.
“Dulu sempat mandi di sini (Sungai Cicadas), tapi selalu terlambat sampai di sekolah karena mandinya di sungai,” ujar bocah Kampung Tegal Mukti itu.
Sebenarnya, kata Obi, tak hanya sungai. Karena terlalu jauh, warga memanfaatkan segala sumber mata air yang ada. Bahkan sesekali mereka mengambil air di mata air kecil yang dekat dengan peswahan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor, Dede Armansyah mengakui, Bogor termasuk satu dari 12 Kota atau Kabupaten di Jawa Barat yang disinyalir dilanda kekeringan ekstrim.
“Untuk wilayah Bogor sendiri, Kecamatan Jonggol yang mengalami kekeringan cukup parah,” katanya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar dapat mengantisipasinya dengan cara di antaranya tidak melakukan pemborosan air alias menghemat.
“Kemudian disarankan untuk tidak menanam padi atau tumbuhan lain yang membutuhkan banyak air. Sebab potensi kekeringan ekstrim ini diperkirakan akan terjadi sampai November,” jelasnya.
Dia mengatakan, kemarau tahun ini bakal lebih kering akibat tidak adanya hujan yang mengguyur di beberapa wilayah tadi.
“Biasanya meski di musim kemarau tetap ada hujan, tapi dua bulan ke belakang ini tidak ada hujan sama sekali, terutama di wilayah yang telah dipetakan,” ujarnya.
Terlebih, hingga saat ini dilaporkan sudah ada, tujuh kecamatan di Kabupaten Bogor yang mengalami kesulitan air atau kekeringan parah.
“Status tanggap darurat mulai 1 Agustus sampai 30 Oktober,” kata dia, kemarin.(cr1/ipe/c)

Related Posts:

  • Jembatan Bailey Dikritisi CIGOMBONG-Kemacetan crowded akibat pembangunan Jembatan Cisalopa, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigom­bong, mulai normal, kemarin (24/9).Antrean kendaraan sepanjang 5 kilometer akibat sistem buka-tutup satu jalur, kini perlahan … Read More
  • Siapkan Relokasi Tahap DuaCISARUA-Dinas Perdaga­ngan dan Perindustrian (Dispe­rdagin) Kabupaten Bogor melakukan pertemuan dengan pihak PTPN Gunung Mas dan PT Sumber Sari Bumi Pakuan (SSBP), kemarin (24/9).Dari pertemuan tersebut didapatkan kabar mengg… Read More
  • Bentuk Generasi Muda Berwawasan CIBUBUR–Rangkaian Festival Hijriah yang diadakan warga Taman Kenari Nusantara Cibubur beserta DKM Masjid Al Bilad, terus berjalan. Selain nobar film tentang Islam, remaja dan anak–anak juga diajak menerbangkan lampion seba… Read More
  • Ngaku Petugas, malah Jual Kotak Meteran CIAWI-Warga Kecamatan Ciawi dibuat resah petugas PLN gadungan. Memakai atribut lengkap berlogo perusa­haan BUMN tersebut, mereka me­nawarkan pelayanan kewajiban memasang kotak pelindung meteran.Seperti yang dialami puluhan… Read More
  • JSIT Sumbang Bantuan lewat Kwarnas CIBUBUR–Jaringan sekolah dasar Islam terpadu (SDIT) menyumbang Rp100 juta untuk korban konflik Rohingya, Myanmar. Bantuan diserahkan Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Sukro Muhab kepada Ketua Kwarnas Gerakan… Read More

0 komentar:

Post a Comment