SUKABUMI-RADAR BOGOR,Edi Chandra atau Pupung Sadili dan Adi Pradana dibunuh terlebih dahulu sebelum dibakar oleh istrinya. Pupung merupakan pengusaha sekaligus pendekar silat.
Dari info media sosial korban Pupung, terlihat yang bersangkutan dari Bandung dan merupakan alumni Trisakti.
Sedangkan tempatnya bekerja di PT Cipta Kreasi Bangun Selaras. Postingan Facebook Pupung Sadili memperlihatkan kalau yang bersangkutan ikut bela diri silat Cimande.
Beberapa video juga bisa disaksikan di beranda Facebooknya yang berisi atraksi silat Cimande Tarikolot.
Selain itu, korban juga penganut Bumi Datar atau Flat Eart. Dimana menurut kaum ini, bumi ini adalah datar dan bukan bulat.
Postingan terakhir Pupung masih memperlihatkan pendapatnya ini. Postingan ini dilakukan 17 Agustus lalu atau sekitar 10 hari sebelum Pupung dibunuh.
“Kami Founder dan Co Founder Flat Earth 101, mengucapkan : “DIRGAHAYU KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA KE 74”,” kata korban dalam postingannya.
“Adanya Merdeka, karena Berani, Berjuang dan Bersatu Padu.”
“Berkelanjutan dalam Bekerja Keras, Cepat, Cerdas, Tegas, Inovatif, Pionir, Nyata dan Tuntas.”
“Tetap di dalam koridor 4 (empat) Pilar Kebangsaan : NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.”
“Untuk menuju dan meraih Indonesia Maju, Berdaulat, Mandiri, Unggul, Merata, Adil dan Makmur. Salam People Power Flat Earth 101”
(ral/pojokjabar/izo/rs)
baca juga artikel alsi di https://www.radarbogor.id/2019/08/29/ayah-dan-anak-yang-dibakar-di-sukabumi-ternyata-pendekar-silat/
0 komentar:
Post a Comment