Banner 1

Monday, 25 June 2018

Cerita Hijrah Harry Moekti, dari Rocker Terkenal hingga Ustad


BOGOR-RADAR BOGOR, Mantan rocker top Indonesia Harry Moekti mengembuskan nafas terakhir Minggu (24/6/2018) malam.
Sang adik, Abah Moekti Chandra, menuturkan kakanya meninggal dunia karena sakit stroke yang diderita. Harry Moekti meninggal dunia di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi, sekitar pukul 20.49, . “Meninggal pukul 20.49 karena sakit stroke,” ujarnya.
Rencana jenazah ustaz Harry Moekti dimandikan dan disalatkan di rumah duka, di Kompleks Pemda Padasuka Blok H 7980 Kota Cimahi.
Inalillahi… Ustaz Harry Moekti Meninggal Dunia
Kemudian setelah itu rencananya jenazah akan dibawa ke Bogor untuk di makamkan Senin (25/6/2018) pagi ini.
Nama Harry Moekti sudah tidak asing lagi dalam dunia dakwah di tanah air. Sebelumnya, ia merupakan seorang musisi rock. Pengalaman musisi yang banting stir jadi dai ini pun kerap menginspirasi masyarakat. Berikut kisah hijrah Harry Moekti seperti dikutip www.globalmuslim.web.id.
Pria kelahiran Cimahi yang bernama asli Hariadi Wibowo ini, memulai karir keartisannya sebagai penyaynyi Rock ( Rocker ) tahun 1987.


Walaupun Harry Moekti sebenarnya tidak berkeinginan menjadi artis atau penyanyi, namun pada suatu hari dia bertemu seorang produser rekaman yang mendengarnya bernyanyi lalu menawarinya rekaman kepada Harry Moekti.
Saat itulah kehidupan Harry Moekti berubah, dari seorang remaja biasa menjadi artis yang tenar, dan terkenal di seluruh penjuru tanah air. Saat itu tidak ada seorang remaja pun di Indonesia yang tidak tahu nama Harry Moekti, rocker terkenal sekaligus idola mereka.
Semua gaya pakaian dan penampilannya ditiru habis-habisan oleh para remaja, seperti gaya celana jean sobek. Jadi saat itu jika ada remaja yang pakai celana jean kok gak sobek, berarti gak gaul.
Ya, memang kehidupan menjadi artis itu penuh kekayaan, gelamor, mewah. Namun pelantun lagu “hanya satu kata“ itu tidak merasa bahagia sedikitpun, seluruh harta kekayaannya tidak membuatnya hidup tenang, walaupun dia sudah menyekolahkan banyak anak yatim, menyumbangkan hartanya bagi panti asuhan, namun tetaplah dia tidak bahagia.
Tanggal 31 Desember 1994 dia diundang untuk konser tahun baru di salah satu stasiun televisi swasta nasional, dia saat itu dibayar Rp.50.000.000. Wow…, namun apa yang terjadi setelah dia tahu kalau Anggun C Sasmi yang juga diundang di acara tersebut ternyata dibayar Rp 65.000.000,00, dia dalam hatinya marah, dia merasa disepelekan.
Ketika Indra Lesmana membeli mobil baru dan dipamerkan kepadanya dan ternyata mobil Indra lebih mahal daripada mobilnya, dia pun iri. Itulah yang terjadi Harry Moekti, dia hanya hidup dalam kemarahan, dan kedengkian.
Di tahun 1995 dia bertemu dengan seorang ustad dan berdiskusi tetang agama dengannya, dia terkagum-kagum dengan argumen ustad itu yang cerdas, berwawasan, dan sangat masuk akal. Dia pun akhirnya mengaji dengan sang ustad.
Akhir tahun 1995 dia memutuskan untuk keluar dari dunia keartisan, dan fokus berdakwah. Bagi Harry Moekti dunia artis saat itu dan saat ini adalah dunia yang menyebarkan kemaksiatan, artis adalah sarana dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan generasi mudanya.
“Ketika si penyanyi ( Artis ) melantunkan lagu, maka akan menimbulkan suatu gairah bagi pendengarnya, nah kalau cuma sebatas gairah itu wajar, namun gairah inilah yang kemudian diisi kemaksiatan, sebagai contoh Cinta adalah Pacaran, Pacaran adalah Cinta dan Tidak ada Cinta tanpa Pacaran, itulah maksiatnya,” kata Harry Moekti.
Pengalaman paling mengharukan adalah ketika istrinya akan melahirkan anak pertamanya, ternyata harus caesar yang biayanya saja Rp15.000.000,00. Saat itu ia hanya mempunyai uang tunai Rp 3000.000,00.
Ia bingung, lalu berdoa. “Ya Allah tolonglah hamba-Mu ini, jika engkau menganggap hambamu ini adalah seorang pendakwah ( Mubaligh ) di Jalan-Mu, maka jangan biarkan hamba-Mu ini dipermalukan gara2 tidak mampu membayar biaya persalinan istrinya di Rumah Sakit”.
Selang beberapa lama, temannya menelpon menanyakan nomor rekeningnya, dia sanggup memberi bantuan Rp 5000.000,00, lalu berturut-turut hampir semua teman-teman sesama ustad memberi bantuan, mulai dari 1 jt, 2 jt, 3jt, sampai akhirnya terkumpul biaya persalinan dan administrasi. Bahkan ada temannya yang marah-marah karena tidak memberi tahunya bahwa istrinya sedang melahirkan, dia sebenarnya sanggup membantu seluruh biaya persalinan itu.
Harry Moekti mengkritisi kehidupan sekuler saat ini, dimana pacaran merajalela dikalangan remaja dan pemuda, perzinaan juga merajalela, mereka menumpuk dosa namun mereka justru bangga.
Harry Moekti seperti halnya pejuang syariat yang lain selalu mengajak umat Islam untuk memperjuangkan tegaknya kembali Daulah Khilafah Islamiyah, yang akan melaksanakan Syariat Islam secara kaffah. (*/ysp)

Sumber : RadarBogor

0 komentar:

Post a Comment