Banner 1

Tuesday, 5 June 2018

Dianggap Memfitnah Presiden RI ke-2, Penggemar Pak Harto Ancam Gulung PSI




JAKARTA-RADAR BOGOR, Baru saja lepas dari kasus kampanye di luar jadwal, PSI kembali terancam berurusan dengan hukum. Kali ini partai anyar tersebut dianggap memfitnah keluarga besar Presiden Ke-2 RI Soeharto lewat video berdurasi 43 detik yang baru-baru ini viral di media sosial.
Adalah Patriot Organisasi Pagar Negeri (Perisai Berkarya) yang mempermasalahkan video tersebut. Para penggemar Soeharto dan Orde Baru itu mengancam akan melaporkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke Bareskrim Mabes Polri.
“Jangan karena partai pendukung pemerintah kemudian seenaknya bikin video yang memfitnah keluarga Pak Harto. Jangan sampai dugaan kami benar bahwa ini partai radikalis kiri, kami akan melawan dan partai seperti PSI wajib dibubarkan,” ucap Ketua Umum Perisai Berkarya, Tri Joko Susilo kepada INDOPOS di Jakarta, Minggu (3/6/2018).
Dia pun mengaku akan mengintruksikan jaringan Ormas Perisai Berkarya dari pusat sampai daerah untuk memasang hastag #bubarkanPSI, #bubarkanpartaipemfitnahpakharto.  “Kami berjanji harga mati sampai kapanpun bahkan setelah pemilu untuk membubarkan PSI,” cetusnya.
Tak hanya itu, Joko juga menyinggung para Dewan Pembina PSI seperti Sunny Tanuwidjaya dan Jefry Geofany yang ia nilai keduanya bermasalah.
“Jadi berhentilah mengklaim partai anak muda dan paling sok tahu, ingat pula blunder-blunder PSI mulai dilaporkan oleh Bawaslu, menghina Pemerintahan Rusia. Ini partai pasti kita gulung dan kita bubarkan,” pungkasnya.
Sementara itu, PSI tak peduli dengan segala ancaman dan kecaman dari  Perisai Berkarya. Partai anyar itu tetap mempertahankan video tentang pelanggaran HAM era Presiden Soeharto di laman Facebook mereka.
“Kami tidak merasa perlu meminta maaf dan menarik video tersebut,” kata Ketua Tim Komunikasi PSI Andy Budiman kepada INDOPOS di Jakarta Minggu (3/6/2018).
Dia merasa, pihaknya tidak menyerang Soeharto secara personal. PSI menyoroti praktek-praktek politik yang akhirnya membawa pada jatuhnya Soeharto pada Mei 1998.
Menurut Andy, apa yang disajikan di video tersebut merujuk pada fakta sejarah yang sudah dikenal publik secara luas.
Selain itu, video tersebut merupakan bagian dari upaya pendidikan politik bagi kaum muda yang mungkin terkecoh dengan upaya pembangunan opini bahwa kondisi Orde Baru jauh lebih baik daripada saat ini.
“Upaya penyesatan opini ini harus dilawan, Karena itu PSI merasa bertanggungjawab untuk mengingatkan sekaligus menginformasikan tentang kejahatan-kejahatan Orde Baru,” paparnya.
Diketahui, sepanjang Mei 2018, PSI setiap hari mengunggah video berdurasi 1 menit tentang berbagai praktek kotor di masa Orde Baru. Di antaranya, pelanggaran HAM, DOM, penindasan umat Islam, penculikan aktivis, KKN, pemberangusan pers dan kebebasan berekspresi, dan sebagainya.(jaa/ysp)
sumber : RadarBogor



0 komentar:

Post a Comment