JAKARTA-RADAR BOGOR, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menceritakan kisah lucunya saat maju dalam kontestasi pilpres sebagai calon wakil presiden, dalam beberapa periode. Cerita itu ia sampaikan di hadapan para kader Partai Golkar yang tergabung dalam ormas Kosgoro, di Jakarta, Rabu (31/7).
JK mengatakan, saat maju mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di pilpres 2004-2009, tidak sebagai kader Partai Golkar. Kemudian, saat mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di 2014-2009, JK juga tidak lagi di Partai Golkar.
“Cuma saya agak ada kekhususan. Saya wapres, pertama tanpa partai (2004-2009). Begitu ikut kedua kalinya, untuk maju di (pemilihan) presiden didukung Golkar, saya kalah. Maju lagi (2014-2019) jadi wapres tanpa partai lagi, menang lagi,” ujar JK.
Pada bagian lain, ia berpesan agar setiap kader Partai Golkar bisa menjunjung nilai-nilai demokrasi. Maksud JK, jika ada perbedaan pendapat atau ketidakpuasan, tidak lantas terburu-buru mendirikan partai baru.
”Kita harus mengakhiri kebiasaan lama: kalau tak puas di Golkar, maka bikin partai lain di luar Golkar. (Padahal) Kalau semua partai digabung jadi satu, saya kira Golkar akan mencapai capai 40 (persen) suara,” katanya.
Sebagaimana diketahui, setidaknya ada empat mantan kader Partai Golkar yang mendirikan partai baru. Mereka adalah Wiranto yang mendirikan Partai Hanura, kemudian Prabowo Subianto mendirikan Partai Gerindra.
Selanjutnya Surya Paloh mendirikan Partai Nasdem, dan terakhir Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto dengan Partai Berkarya. JK menegaskan, jika sebuah partai ingin tumbuh besar dan maju, maka sistem organisasinya juga harus demokratis.
“Apabila suatu partai atau orang ingin capai tujuannya dengan cara demokratis, maka partai dan orang harus demokratis,” pungkasnya. (JPG)
0 komentar:
Post a Comment