Banner 1

Wednesday, 30 January 2019

Ratusan Rumah di Citereup Memprihatinkan, Tiga Diantaranya Terancam Ambruk


CITEUREUP-RADAR BOGOR, Tiga rumah warga Desa Leuwinutug dalam kondisi rusak berat bahkan satu rumah diantaranya dalam kondisi ambruk. Kini, mereka dihantui ketakutan lantaran bangunan tempat mereka tinggal, nyaris ambruk.
Informasi yang dihimpun Radar Bogor, salah satu rumah milik warga yang ambruk yakni milik Ami (55) warga RT 01/06. Atap belakang dan sampingnya sudah tak kuat lagi menyanggah terlebih saat itu diterjang angin dan hujan. Beruntung saat kejadian, sedang ditinggal pemiliknya.
“Kebetulan saya lagi ke luar waktu itu ke rumah saudara, saya dapat laporan rumah saya ambruk,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah bisa meringankan musibah yang dialami pria paru baya itu. Ami mengaku rumahnya sudah didata petugas desa sebagai salah satu penerima bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). “Mudah-mudahan dibantu pak jadi enggak bocor. Sekarang kalau ujan bocor,” harapnya.
Nasib serupa juga dirasakan, Warkoh (67), warga RT 02/07. Rumahnya yang sudah lapuk membuatnya harus merasakan dinginnya saat musim hujan. Rumahnya hanya beralaskan tanah dengan dinding setengah bilik. “Pengennya dibantu,” ungkapnya.
Warga lainnya, Ijah (52) RT03/03. Ijah mengalami hal yang serupa dan kini menanti bantuan dari pemerintah. “Mau benerin rumah saya tidak ada biaya, untuk sehari-hari saja dari anak-anak saya. Dan untuk sehari-hari tidak cukup buat benerin rumah,” lirihnya.
Saat dikonfirmasi, Sekdes Leuwinutug yang kini menjabat sebagai staf Pemerintahan, Khaer Marja Sungkawa, menjelaskan, ketiga rumah wargannya tersebut dalam kondisinya cukup memprihatinkan. Terlebih rumah milik Warkoh, yang hanya beralaskan tanah dan dindingnya terbuat dari bilik.
“Ketiganya masuk di program RTLH, cuma saya pikir tidak akan cukup kalau hanya dari dana RTLH. Mudah-mudahan ada donatur, mengingat kerusakannya yang amat parah,” katannya.
Khaer menambahkan, tahun 2018 pemerintahan desa mengajukan 130 unit untuk perbaikan rumah di wilayahnya. Jumlah itu terus berkurang seiring swadaya masyarakat dan goyong royong yang diterapkan di kampung tersebut.
“Di sini ada RT yang peduli meminta dana bagi wargannya untuk menutupi kekurangan. Krena untuk memperbaiki rumah yang rusak parah tidak cukup dengan uang Rp10 juta, ada yang menyumbang tenaga dan ada makanan juga. Di tahun 2019-2023, kami mengajukan 50 unit RTLH,” tukasnya.(don/c)

0 komentar:

Post a Comment