BOGOR-RADAR BOGOR, Berdasarkan penelitian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ada beberapa wilayah di Kota Bogor yang sudah di fogging (pengasapan), namun tak mempan juga untuk membunuh nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan berdarah dengue (DBD).
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Kota Bogor, Rubaeah baru-baru ini. Dia memaparkan, di wilayah Kelurahan Kedung Badak dan Kelurahan Kayu Manis ternyata nyamuknya sudah resisten terhadap obat anti nyamuk yang ada. Jadi ini yang menyebabkan kenapa DBD selalu ada di wilayah Kota Bogor karena fogging bukan untuk mencegah DBD.
“Yang paling ampuh adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) plus. Plusnya yaitu menggunakan obat anti nyamuk setiap pagi sebelum kerja, memelihara ikan untuk membasmi jentiknya,” terangnya.
Kenapa Kota Bogor selalu endemis. Pertama terkait perilaku, lingkungan yang kurang bersih dan sehat. Kedua resisten nyamuk terhadap obat-obat fogging karena banyaknya fogging yang berkeliaran bebas dan tidak sesuai dengan aturan. Hal ini yang selalu terjadi setiap saat karena banyaknya permintaan fogging.
“Kami mohon kerjasama para Camat, Lurah, tokoh masyarakat dan OPD kalau ada fogging tolong melaporkan ke Dinkes. Kami akan datang untuk memantau tentang takaran dan jenis insektisidanya apa,” kata Rubaeah.
Dia menyebutkan, PSN tidak bisa hanya dilakukan sekali karena perkembangan jentik menjadi nyamuk dewasa hanya satu minggu. Jadi PSN harus dilakukan setiap minggu secara rutin, berkesinambungan dan serentak. Tidak bisa juga dilakukan wilayah per wilayah karena nyamuk akan terbang ke wilayah lain.
“Satu wilayah melakukan PSN tetapi wilayah lain tidak pasti menyebarnya akan ke wilayah lain. Jadi sekali lagi kami tegaskan PSN harus dilakukan secara serentak,” jelasnya.
Pihaknya akan melakukan PSN serentak di bulan Januari, Februari dan Maret dengan dukungan dari Wali Kota Bogor agar PSN dilakukan di semua wilayah.
“Kami akan turun bersama melakukan PSN dengan jajaran Camat dan Lurah untuk menekan kasus DBD,” katanya.
Dinkes Kota Bogor juga meminta Dinas Pendidikan (Disdik) untuk mengimbau pihak sekolah agar melakukan PSN secara serentak. Dia juga mengingatkan jika ada anggota keluarga yang mengalami panas tinggi kemudian diobati panasnya tidak segera turun maka disarankan dibawa ke sarana kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut apakah demam berdarah atau bukan.
“Semua Puskesmas di Kota Bogor sudah mempunyai alat pemeriksaan DBD secara cepat. Kami mohon dengan sangat kerjasama nya tolong kalau ada fogger-fogger liar laporkan ke Dinkes. Kami akan memantau insektisida nya jenis apa dan takaran berapa supaya tidak terjadi resistensi nyamuk terhadap virus DBD,” tuturnya. (gal/ipe/c)
0 komentar:
Post a Comment