BOGOR – Anggrek Grammathophyllum
Speciosum atau dijuluki anggrek raksasa, tengah menampakkan keindahannya di
Kebun Raya Bogor (KRB). Musim penghujan memang menjadi saat
yang tepat bagi anggrek raksasa bermekaran. Antara bulan Desember hingga
Februari, faktor cuaca memang amat berpengaruh. Pasalnya, agar anggrek raksasa
bisa mekar dan bertahan lama, hanya membutuhkan asupan sinar matahari sebanyak
50 persen.
Seperti dijelaskan pengawas Griya
Anggrek KRB, Suprih Wijayanti. Selain hanya datang di musim penghujan, anggrek
raksasa ini pun hanya berbunga dua hingga empat tahun sekali. Sementara sebutan
raksasa, menunjukkan ukuran bunga dan pohonnya yang besar. “Diameter bunga 9-10
sentimeter sementara panjang batang 1-2 meter yang bisa mendukung untuk 80-100
kuntum bunga berada di atasnya,” jelas Suprih.
Diceritakan Suprih, sejak Oktober
2015 lalu, kuncup bunga sudah mulai terlihat. Tumbuh secara alami, anggrek
raksasa pun dibiarkan bermekaran dengan sendirinya. Batangnya yang menjuntai
dengan perpaduan warna kuning kemerah-merahan, membuat siapa pun yang
melihatnya akan tertarik untuk semakin mendekat.
“Mengapa menempel di pohon. Karena
termasuk anggrek epifit, sifatnya tidak sebagai parasit, hanya menjadikan pohon
sebagai pijakan,” ucapnya. Diakui Diah, tak sedikit pengunjung KRB yang secara
khusus datang untuk melihat keindahan anggrek raksasa. Meski posisinya berada
di atas, tak lantas membuat mereka bersedih hati. “Hanya bisa melihat dan
foto-foto saja,” cetusnya.
Kalau Anda tertarik melihat secara
dekat anggrek raksasa, segeralah datang ke KRB. Kiranya, di pertengahan Maret,
bunga yang sudah mulai terancam keberadaannya ini akan layu.(ent)
0 komentar:
Post a Comment