Banner 1

Friday 16 September 2016

Waspada! 24 Aliran Sesat Masuk Kabupaten Bogor

BOGOR – Warga Kabupaten Bogor, mesti waspada dan tak mudah percaya orang belum dikenal yang tiba-tiba mengajarkan ilmu agama. Sebab, bisa jadi itu paham aliran sesat yang diajarkan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor mencatat, setidaknya dalam kurun waktu 2005 hingga 2016 ada 24 aliran sesat yang masuk Kabupaten Bogor.
Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH Ahmad Mukri Aji menjelaskan, paham sesat ini terus diminimalisir di Kabupaten Bogor, agar tak berkembang.
“Saya kira fatwa-fatwa yang sudah ada, baik lokal maupun nasional terus disosialisasikan ke masyarakat termasuk dalam tausiyah,” ujarnya usai rapat koordinasi (Rakor) dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah(Forkopimda) di Pendopo Bupati.
Dengan begitu, kata dia, warga diharapkan peka ketika ada faham yang mengatasnamakan agama, tapi berbeda kaidahnya. Semisal, tata cara salatnya sudah beda, tidak diperkenankan untuk salat, asal itikaf tengah malam, terpenting sadar dan berbuat baik.
“Itu sudah indikator faham yang menyimpang dari ajaran alquran dan hadis,” terangnya.
Ia menambahkan, faham sesat di Kabupaten Bogor, tingkatanya sudah ada yang internasional.
“Ada 10 kriteria yang harus dicermati. Misalnya rukun iman berubah, tidak percaya hari kiamat, tidak percaya kitab suci, penafsiran teks ayat tak sesuai dengan kaidah, itu salah,” ujarnya.
Pria yang lahir dari dunia aktivis ini mewanti-wanti terhadap seseorang berpenampilan agamis.
“Mengenakan shorban, gamis dan berjenggot tapi isinya apa? SDM (sumber daya manusia) itu berpengaruh,” tuturnya.
Artinya jika ada pengajian yang esklusif bukan di masjid atau majelis taklim juga patut dicurigai. Termasuk mubalig yang bukan dari daerah setempat terkecuali takbir akbar.
“Jangan percaya jika ada yang mengajarkan tahan bacok, tembak, banyak orang terjerumus lantaran rendahnya pelajaran tauhid di sekolah,” ujarnya. Untuk itu, pihaknya sudah membentuk tim antisipasi adanya aliran-aliran sesat.
Selain itu MUI pun menggalakan program pengajian di setiap majelis taklim agar masyarakat tahu pemahan agama yang baik dan benar.
Sementara itu, Bupati Bogor Nurhayanti menjelaskan, penanganan aliran sesat sudah disepakati untuk berbagi tugas antara ulama dan umaroh dalam rapat tersebut.
“Kami harus buat model yang dibangun MUI untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak terpengaruh,” terangnya.
Banyak fenomena faham sesat di Kabupaten Bogor, baik yang mengaku tuhan maupun nabi.
“Saya sudah intruksikan semua Camat, lurah, dan kepala desa agar menjaga wilayahnya dengan baik. Sehingga tidak ada aliran sesat bisa berkembang,” tegasnya.(ent)

0 komentar:

Post a Comment