Namun itu tidak akan kita temui di Masjid Raya Bogor, Senin (12/09/2016). Pasalnya, penyumbang hewan kurban di Masjid yang berlokasi di Jalan Pajajaran ini melorot dibanding Idul Adha 1436 H atau tahun 2015. Tidak ada kurban sapi sama sekali, yang ada hanya 25 ekor kambing.
Sebagai ikon masjid terbesar di Kota Hujan, Ahmad menilai fungsi yang mendominasi Masjid Raya hanya sebagai transit. Artinya, jarang ada jamaah tetap yang biasa mengunjungi Masjid Raya, apalagi ketika datang hari – hari besar seperti Idul Adha.
Justru, cerita lainnya datang dari penerima jatah kurban yang kadang diluar prediksi.
“Kita ada kesuilitan karena jamaah sebagai penerima yang membludak datang. Tapi kita ada dua sistem, lansung dan tidak lansung. Tahun kemarin saja ada 537 warga sekitar yang diluar prediksi,” bebernya.
Masih kata Ahmad, sedikitnya jumlah hewan kurban di Masjid Raya dikarenakan interaksi yang lumayan jauh dengan warga sekitar, berbeda dengan masjid yang berada di perumahan atau kawasan padat yang ada di Kota Bogor.
“Kita hanya prediksi di tiga hari kedepan kambing bertambah sekitar 10 ekor. Di masjid seperti perumahaan itu dekat dengan penduduk, mereka juga jamaah tetap, sedangkan disini adalah masjid transit,” ungkapnya.
Ahmad juga mengungkapkan, Pemkot Bogor juga menawarkan solusi lain bahwa nantinya seluruh SKPD wajib berkurban di Masjid Raya.
Kondisi tidak berbeda jauh dengan Masjid Agung Bogor. Sekretaris DKM Masjid Agung Bogor Husein Assoleh menyatakan, ada 6 ekor kambing dan 1 ekor sapi yang dikurbankan tahun ini.
Jumlah nya merosot dibanding tahun lalu, yaitu 3 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Menurut Husein, penurunan itu diakibatkan waktu yang mepet dengan rencana renovasi Masjid Agung.
“Kita ada info di Masjid Agung ada renovasi. Untuk itu, kepanitiaan tidak leluasa untuk mengupayakan dan menyelenggarakan kurban, bahkan untuk Salat Id sendiri. Akan tetapi, seminggu sebelum hari H, Dinas Pengawasan Pembangunan dan Pemukiman (Wasbangkim) memberikan info bahwa kita bisa menyelenggarakan kurban,” ungkap Husein saat ditemui Senin (12/09/2016).
Karenanya waktu yang mepet untuk mempersiapkan dari sisi kepanitiaan dan distribusi hewan kurban menjadi membuat penerimaan hewan kurban tidak maksimal.
Informasi yang didapat, Wasbangkim sudah berencana dari tiga tahun lalu untuk merenovasi Masjid Agung. Namun hingga sekarang, pembangunan belum dilakukan.
“Kedepan diharapkan nomal karena sekarang ada rencana pembangunan. Agak kerepotan juga, tapi kayaknya masjid besar lainnya juga mengalami penurunan,” ungkapnya.
Setali tiga uang dengan Majid Raya dan Masjid Agung Bogor, Masjid Agung Empang juga sepi hewan kurban. Jumlah hewan kurban yang disembelih tahun ini jauh lebih sedikit, hanya ada 6 ekor kambing.
Pengurus DKM Masjid Empang, Yoyo mengungkapkan, sedikitnya hewan kurban yang disembelih dikarenakan masyarakat sekitar lebih banyak mendaftar ke salah satu yayasan di sekitaran masjid.
Sementara, kondisi berbeda terjadi sejumlah masjid kecil di perumahan-perumahan. Animo masyarakat untuk berkurban justru jauh lebih besar disini. Eforia warga melihat pemotongan hewan sangat luar biasa. Misalnya di Masjid Al Hidayah Bukit Cimanggu City.
Tahun ini ada 20 ekor sapi dan 45 ekor kambing yang dikurbankan.
“Untuk tahun ini jumlah sapi yang dikurbankan sama dengan tahun lalu, ada 20 ekor. Sementara kambing menurun, meski tidak signifikan, dari 50 ekor menjadi hanya 45 ekor,” ujar Ketua DKM Al – Hidayah Anton D Asman.
Dia menuturkan, ada lebih dari 27 masjid juga mushola yang bekerjasama dengan Masjid Al – Hidayah. Kebiasaan ini sudah dilakukan rutin setiap tahunnya.
Tekniknya adalah penyembelihan dilakukan di masjid. Paha kambing disisihkan untuk yang mengurbankan, sementara sisanya tugas DKM masjid atau mushola yang membagikan.
“Dengan begitu di Masjid Al – Hidayah hanya ada pembagian daging sapi. Kami menyebarkan lebih dari 1.500 kupon,” katanya.(ent)
maka harus di edukasi kembali agar masyarakat banyak yang berkurban
ReplyDelete