BOGOR – Ungkapan jika menikah itu menyatukan dua
keluarga ternyata tidak bisa dianggap remeh. Seperti kejadian apes yang
menimpa RY (45).
Warga Cimanggu City bilangan Bogor Barat itu digugat cerai NY (44)
istrinya ke Pengadilan Agama Klas 1B, lantaran tidak peduli kepada anak
dan mertuanya alias ibu NY.
Sikap acuh itu membuat NY tidak tahan dan mengakhiri hubungan rumah
tangga yang sudah dibinanya selama 19 tahun. Sejak Desember 2015 lalu,
proses perceraian pun sudah ditempuhnya. Alhasil sejak Senin
(05/09/2016) dia resmi menjadi single parent.
“Mulai kelihatan perangai mantan suami saya yang buruk pada saat
telah memiliki anak. Karena kami berdua sama-sama bekerja, anak kami
dititipkan kepada orang tua saya. Bukannya respek dia justru menunjukan
sikap tidak menghormati orang tua saya,” keluh NY.
Sikap acuh dan tidak peduli tersebut sudah sering terjadi. NY pun
mencoba bersabar demi bahtera rumah tangga yang diinginkannya hanya
dibangun sekali seumur hidup. Namun setahun belakangan ini, RY mulai
menelantarkan keluarganya dengan tidak memberikan nafkah.
“Permasalahan keuangan rumah tangga tjuga menjadi cikal bakal
pertengkaran kami. Sejak menikah saya tidak pernah menuntut untuk
memberikan penghasilannya untuk dikelola oleh saya. Tapi pada
perjalanannya, ternyata kondisi seperti ini justru membuat dia tidak
merasa wajib untuk berkontribusi terhadap pengeluaran biaya rumah tangga
kami,”lirihnya.
Puncak masalah dari keributan ini juga karena sikap mantan suaminya yang tempramen dan sangat mengacuhkan kedua buah hatinya.
Bahkan saat anaknya sakit dan hendak dibawa ke rumah sakit, suaminya
tanpa peduli dan menyuruh istrinya membawa sendiri anaknya dengan
angkutan umum tanpa diantar.
Sampai akhirnya saat anak hendak berjuang untuk sembuh di Rumah
Sakit, suaminya hanya diam dan tidak ingin mengeluarkan uang untuk biaya
rumah sakit anaknya.
“Saat itu saya menanyakan dan meminta biaya pemeriksaan dokter
termasuk pemeriksaan laboratorium. Dia merespon permintaan saya dengan
kalimat tidak ada budget untuk itu,”ucapnya mengenang.
Seketika itu juga NY terperangah atas kalimat tersebut. Untuk sebuah
urgensitas kebutuhan pengobatan anak, dia memiliki rumusan kata “budget”
tanpa berpikir sedikitpun untuk bertanggung jawab sebagai kepala rumah
tangga.
“Jadi saya dengan jumlah uang tersisa melunasi kewajiban pembayaran pemeriksaan anak kami,”tukasnya.
Proses perceraiannya sendiri berlangsung dari lama dari bulan
Desember 2015 hingga September 2016, dikarenakan pihak suami yang tidak
menginginkan perceraian.
Namun akhirnya awal September Pengadilan Agama Kota Bogor mengabulkan perimintaan NY untuk bercerai dari suaminya tersebut.(ent)
0 komentar:
Post a Comment