BOGOR – Ada yang berbeda di Rumah Sakit (RS) Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor, Sabtu (17/9/2016).
Bertepatan di hari ulang tahun (HUT) ke-71, RS yang berlokasi di
Jalan Pajajaran itu, berbagi kasih dengan pasien gagal ginjal di ruang
perawatan Hemodialisa.
Jajaran manajemen rumah sakit, mulai dari direktur sampai dokter turun langsung menengok pasien yang tengah cuci darah.
Sambil membagikan bingkisan, Direktur PMI Bogor dr Andi Wisnubaroto
bersama sejumlah dokter juga menyapa pasien yang ada di ruang perawatan.
“Bagaimana ibu keadaannya?” sapa dr Andi dengan ramah pada seorang penderita gagal ginjal.
Andi mengatakan, pembagian bingkisan itu merupakan bentuk tali kasih
terhadap pasiennya yang secara rutin melakukan cuci darah di RS PMI
Bogor. Acara ini juga bagian dari rangkaian HUT ke-71 PMI Bogor.
“Dulu itu kan pelayanan untuk pasien Hemodialisa terbatas. Sedangkan
waiting list-nya pun panjang sekali. Akhirnya, kami terpanggil untuk
betul-betul memberikan pelayanan hemodialisa yang maksimal, khususnya di
Bogor,” ungkap Andi.
Sampai 2016, RS PMI Bogor telah menangani 250 pasien gagal ginjal
yang rutin melakukan cuci darah. Sebagian besar dari mereka merupakan
pasien BPJS.
Pelayanan yang menjadi salah satu unggulan RS PMI Bogor ini ditunjang
saranaa medis modern, dengan ketersediaan mesin HD sebanyak 58 unit.Ke depan, kami ada rencana membuat semacam klub khusus penderita
gagal ginjal. Seperti perkumpulan orang tua pengidap talasemia.
Tujuannya, agar sesama pasien gagal ginjal bisa saling mengingatkan dan
jadi termotivasi,” harap Andi.
Sekadar diketahui, pelayanan cuci darah di RS PMI Bogor dibuka dari
Senin sampai Sabtu dengan pembagian waktu dua sif. Yakni, pagi mulai
pukul 07.00-14.30 WIB dan siang mulai pukul 12.00-19.00 WIB.
Tidak hanya itu, RS PMI juga bakal melebarkan sayap untuk memperluas cakupan pelayanan khusus penderita jantung.
Andi mengaku tengah mempersiapkan pusat layanan jantung. Yakni,
dengan penyediaan alat-alat canggih seperti pemeriksaan menggunakan
teknologi MRI (magnetic resonance imaging) ataupun CathLab.
Keduanya merupakan alat modern yang bisa mendeteksi kelainan pada saraf ataupun penyakit jantung.
“Ya, di tahun berjalan ini sampai tahun depan kami mempersiapkan
untuk membuka layanan bagi penderita jantung. Karena selama ini pasien
kan harus ke Jakarta,” bebernya.
Sementara, daya tampung di Jakarta untuk pasien jantung juga
terbatas. Hal ini yang mendorong pihaknya untuk membuka pelayanan khusus
penderita jantung.
“Karena memang pasien dari Bogor banyak yang ke Jakarta. Makanya,
kalau sudah siap, kami akan coba berikan pelayanan ke arah sana. Daya
tampung di Jakarta kan juga terbatas,” urainya.
Diakuinya, peningkatan sarana prasarana medis juga sebagai bentuk
komitmen menjadikan RS PMI Bogor sebagai rumah sakit dengan kualifikasi B
yang bermutu.
“Tentu, ini kan butuh proses. Makanya, dari sekarang ini kami sudah
persiapkan, bukan cuma gedung dan alatnya, tapi juga SDM dan lainnya,”
tandasnya.
(ent)