Wednesday, 6 September 2017
Home »
» Dicari 190.647 Peneliti
Dicari 190.647 Peneliti
CIBINONG–Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen PNS, menjadi ancaman bagi para peneliti di Indonesia dalam mengembangkan teknologi dan inovasinya. Sebab, dalam peraturan yang baru disahkan tersebut kini mengatur batas usia pensiun peneliti dari awalnya 65 tahun menjadi 60 tahun.
Hal itu, diungkapkan Plt Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bambang Subiyanto saat memberikan sambutan Bioresources Scienci Week Fair (BSWF) di Gedung Diseminasi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong Science Center-Botanical Gardens (CSC-BG).
Dengan jumlah peneliti yang tidak ideal saat ini, ia khawatir pengurangan sejumlah peneliti lantaran batasan usia tersebut bakal memengaruhi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
“Jika PP Nomor 11 diterapkan, 536 peneliti secara otomatis akan berkurang dalam waktu dua tahun saja,” ujar Bambang, kemarin (4/9).
Saat ini, masih ada kekurangan peneliti mencapai 190.647 orang. Padahal, kata dia, jumlah peneliti yang baru dimiliki Indonesia baru mencapai 9.326 orang.
“Masih sangat kurang, idealnya satu juta penduduk itu dipegang 80 peneliti. Jadi, jika jumlah penduduk sebesar 260 juta jiwa, jumlah ideal peneliti sebanyak 200 ribu peneliti,” ujar pria yang juga ketua Himpunan Peneliti Indonesia itu.
Saat ini, Himpunan Peneliti Indonesia tengah mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap PP itu. Ia menambahkan, dengan situasi tersebut, nanti dalam rekrutmen disiapkan jalur prestasi. Sebenarnya, sambung dia, tenaga peneliti Indonesia yang memiliki gelar S3 jumlahnya cukup banyak.
Namun, mereka berada di luar negeri, karena di Indonesia tidak ada tempat kerja yang memadai untuk mereka. “Makanya kami usulkan jalur prestasi itu. Saat ini pun sedang dibahas KemenPAN-RB, untuk diusulkan menjadi peneliti,” tambahnya lagi.
Sementara, terkait rangkaian HUT-nya yang ke-50, LIPI juga menggelar Bioresources Scienci Week Fair. Dalam BSWF, pengunjung selama satu pekan kedepan dapat mengunjungi pameran dan mendapatkan pengalaman dalam memanfaatkan hasil penelitian dan mencoba menerapkan penelitian itu.
Ia menambahkan, BSWF ini merupakan salah satu rangkaian HUT ke-50 LIPI. Dia menjelaskan, BSWF merupakan ajang pertemuan peneliti, pelaku industri, perusahaan, ilmuwan, pelajar, aktivis lingkungan dan organisasi lingkungan yang mencakup pemanfaatan keragaman sumber daya hayati (bioresources).
“Jadi bisa berkolaborasi dalam bidang konservasi dan pemanfaatan keragaman hayati untuk pangan, kesehatan, energi dan lingkungan,” pungkasnya.
Related Posts:
Lebih Memilih Jualan di Bahu Jalan, Pasar Parung Ditinggal Pedagang PARUNG-RADAR BOGOR, Direktur PD Pasar Tohaga bakal mendata kembali kondisi pasar Parung. Musababanya, hingga saat ini kios dan los pasar tersebut hanya terisi beberapa saja sedangkan pedagang memilih berjualan di bah… Read More
Diprotes Keras Warga, Galian C di Klapanunggal Kembali Ditutup KLAPANUNGGAL – RADAR BOGOR, Aktivitas galian C di Desa Ligarmukti, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, yang belum lama ini mendapatkan protes keras dari warga akhirnya ditutup sementara oleh Petugas Ketentraman … Read More
Ditinggal Istri, Pria 51 Tahun Warga Tenjolaya Ini Nekat Gantung Diri Ditinggal Istri, Pria 51 Tahun Warga Tenjolaya Ini Nekat Gantung Diri TENJOLAYA-RADAR BOGOR, Inang (51) warga Kampung Curug Luhur, Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya ditemukan tak bernyawa dengan cara ga… Read More
Kantor Kecamatan Nanggung Dibangun, Telan Biaya Rp6 Miliar NANGGUNG-RADAR BOGOR, Proyek pembangunan Kantor Kecamatan Nanggung menelan anggaran Rp6 milyar lebih dengan lama pengerjaan selama lima bulan. Rencananya pembangunan fisik dilakukan CV Putera Zia sebagai penyedia j… Read More
Tiga Desa di Tugu Selatan Cisarua Alami Kekiringan CISARUA-RADAR BOGOR, Warga Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua tiga bulan terakhir mengalami kesulitan air. Sebagian besar sumur yang kerap dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah tak memadai. Pan… Read More
0 komentar:
Post a Comment