Thursday, 28 September 2017
Home »
» 17 Ribu Siswa Putus sekolah
17 Ribu Siswa Putus sekolah
BOGOR–Angka putus sekolah di Kota Bogor ternyata masih cukup tinggi. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor hingga 2016, angka partisipasi sekolah tingkat SD mencapai 74.045 siswa. Namun, hanya 56.308 siswa yang dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat SMP. Artinya, sebanyak 17.737 siswa memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan.
“Pendidikan dan lama sekolah di Kota Bogor masih di angka 10,5. Itu menunjukkan masih ada anak yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah. Masih rendahnya angka lama sekolah, bisa disebabkan dari karakter masyarakat yang belum memahami pentingya pendidikan,” ujar Kepala BPS Kota Bogor, Budi Hardiyono, saat melakukan ekspose data-data indikator utama statistik saat briefing staf di Balai Kota, kemarin (26/9).
Budi melanjutkan, ini masalah daya juang dan kemauan untuk sekolah. Kalau punya daya juang untuk menyekolahkan anak ke tingkat yang lebih tinggi, pasti akan terpacu mencari uang. Kalau orang tuanya tidak ada daya juang akan berpengaruh juga ke semangat anak. Jadi, anak memilih putus sekolah dan bekerja.
“Peran Dinas Pendidikan (Disdik) diperlukan untuk mendorong masyarakat akan pentingnya pendidikan. Di sisi lain, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Koperasi dan UMKM mendorong dari sisi kemandirian masyarakat untuk berwirausaha,” kata dia.
Lebih lanjut Budi mengatakan, bagi orang-orang yang mampu untuk berbisnis juga sebaiknya membuka usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk tetangganya. Jadi, sambung Budi, yang awalnya menganggur atau pendapatannya rendah bisa terangkat derajat hidupnya dan memacu untuk anak-anaknya sekolah.
Pada kesempatan itu, BPS Kota Bogor juga merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bogor tahun 2016 yang masih berada di peringkat kelima selama lima tahun terakhir, yakni 74,50. Nilai IPM Kota Bogor ini, nyatanya masih jauh tertinggal dari Kota Bandung (80,13) yang masih berada di peringkat pertama se-Jawa Barat, bahkan di bawah daerah terdekatnya, Kota Depok (79,60).
“Apa pun yang dilakukan sebenarnya menggunakan data statistik dari yang paling sederhana sampai pada data indikator ekonomi dan sosial. Data statistik ekonomi dan sosial ini menjadi dasar membuat kebijakan di pemerintah pusat dan daerah,” tukasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bima Arya langsung menginstruksikan dinas terkait untuk mendorong pendidikan di Kota Bogor agar jangan sampai ada yang drop out (DO). “Jika ada anak-anak yang belum lulus untuk sekolah kejar paket,” tandasnya.(wil/c)
Related Posts:
Kades dan Staf ’Ngaprak’ Bareng CARINGIN–Pemerintah Desa Cimande, Kecamatan Caringin, punya cara tersendiri menampung aspirasi warganya. Yaitu lewat ‘Ngaprak’. Program yang dijalankan setahun sekali ini, memiliki arti dan makna tersendiri di dalamnya.Kep… Read More
Kepedulian Devi Mendirikan Rumah Baca Berbagi tak melulu soal uang atau barang, bisa juga lewat ilmu. Kita bisa memanfaatkan apa saja yang dimiliki agar bisa bemanfaat untuk orang lain termasuk pembelajaran bagi anak agar bisa selalu peduli dengan lingkungan s… Read More
Peralihan Pengelola tak Pengaruhi Layanan CILEUNGSI–Terminal tipe B di Kabupaten Bogor telah diambil alih tingkat Provinsi Jawa Barat sejak 1 Januari 2018. Di antaranya, Terminal Cileungsi dan Leuwiliang. Hal itu berdasarkan Undang-Undang 23/2014 tentang Pemerinta… Read More
Siswa Birrul Sehari Khatam Quran BOGOR–Dalam rangka membiasakan siswanya dalam membaca Alquran, Yayasan Perguruan Birrul Waalidain mencanangkan program baru bagi siswanya, yaitu program khatam Quran dalam satu hari. Sabtu lalu, siswa SD kelas 6 serta SMP … Read More
Motivator Mesir Kuliah Umum di SMA IT Ummul Quro BOGOR-Pendiri serta Direktur Utama SEGA Group asal Mesir Mr. Mohamed M. Bahgat mendatangi SMA IT Ummul Quro. Ia mengisi materi dalam kegiatan kuliah umum bagi siswa SMA IT Ummul Quro, kemarin (30/1).Menurut Ketua Yayasan … Read More
0 komentar:
Post a Comment