Monday, 25 September 2017
Home »
» Jumhana, Tunanetra yang Berharap Jadi Muazin di Makkah
Jumhana, Tunanetra yang Berharap Jadi Muazin di Makkah
Niatan baik dilakukan dengan cara yang baik pula. Hal itulah yang dilakukan muazin penyandang disabilitas, Jumhana (50). Keinginannya untuk umrah ke Tanah Suci, membuat dirinya mengikuti lomba azan yang digelar oleh Dewan Kemakmuran Masjid Baitur Ridwan Semplak, Kecamatan Bogor Barat, kemarin (21/9).
Laporan: Fikri Setiawan
penyandang tunanetra asal Kampung Cibarengkok RT 02/06, Desa Cimulang, Kabupaten Bogor, Jumhana merupakan perwakilan dari Masjid At-Taqwa Cibarengkok. Ia merupakan salah satu dari 100 peserta yang mengikuti lomba azan berhadiah umrah.
“Saya sudah lama bisa azan dari umur 10 tahunan, sering jadi muazin juga di masjid-masjid. Semoga saya, di lomba ini bisa menjadi juara pertama dan meraih tiket umrah ke Tanah Suci Makkah. Semoga Allah mengabulkan doa saya ini,” ujarnya kepada Radar Bogor.Selain menjadi muazin, Jumhana juga sering mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, seperti qori maupun murotal.
“Ya, bagi saya mengikuti lomba ini bukan sekadar untuk mendapatkan hadiah, tetapi yang lebih penting untuk menjalin tali silaturahmi. Semoga bisa menambah wawasan, ilmu dan lainnya untuk menjadi lebih baik. Selain itu, harapan saya ingin menjadi muazin di Makkah,” ungkapnya.
Di sisi lain, pekerjaan sehari-hari Jumhana ialah seorang petani dan tukang pijat panggilan. “Saya tinggal bersama istri berdua, anak-anak saya sudah tidak ada. Saya kerja jadi petani apa saja, seperti jagung, ubi dan sebagainya,” katanya.
Memperingati Tahun Baru Hijriah serta miladnya yang kedua, DKM Baitur Ridwan Semplak memang menggelar lomba azan se-Kota dan Kabupaten Bogor. Ketua DKM Baitur Ridwan, Firman Sidik Halim mengatakan, tujuan utama digelarnya lomba azan itu untuk memotivasi para muazin dari seluruh DKM di Bogor.
“Kami berharap dengan adanya lomba azan ini, para muazin termotivasi dan masjid-masjid di Kota serta Kabupaten Bogor bisa membina para muazin. Masjid Baitur Ridwan juga ke depannya akan membina para muazin di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bogor, Ade Sarmili mengatakan bahwa peran muazin itu sangat penting. Tapi, di Kota Bogor belum biasa. “Di Saudi itu muazin digaji, dengan standar gaji yang luar biasa besar.
Di Malaysia juga digaji. Hanya di kita yang belum terpanggil sebagai posisi terhormat. Mudah-mudahan lewat kegiatan seperti ini menjadi pemantik rasa bagi DKM di mana pun untuk bisa menghargai muazin,” tandasnya.(rp1/c)
0 komentar:
Post a Comment