DALAM kondisi masyarakat perkotaan seperti Bogor, potensi munculnya bystander memang lebih besar. Hal itu didorong oleh semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi. Hal tersebut dibenarkan oleh Psikolog asal Bogor, Retno Lelyani Dewi. Kepala Biro Psikologi Rumah Cinta, Karadenan, Cibinong Bogor itu, menganggap masyarakat Bogor semakin abai dengan masyarakat sekitarnya. Lebih individualistis.
Meski belum ada penelitian konkret, setidaknya sudah bisa dirasakan dan diperhatikan secara kasatmata. ”Memang ada pergeseran budaya, tapi itu tidak hanya terjadi di Bogor. Artinya menyeluruh, bisa karena faktor teknologi juga,” urainya kepada Radar Bogor kemarin (18/9).
Kerap kali manusia menjadi tidak acuh saat sedang menggenggam gadget dengan segala kecanggihannya. Bahkan, saat sedang menyaksikan peristiwa bullying atau kecelakaan sekalipun. Tak sedikit orang yang berebut-rebut mengambil gambar ketimbang menolong orang yang menjadi korban.
Hal itu, dianggap Retno, sebagai ego yang timbul pada pribadi si pemegang gadget. “Ada ego ingin menjadi orang pertama yang menyebarkan itu lewat video. Padahal, tindakan tersebut tidak lebih penting menyelamatkan korban,” terangnya.
Semakin berkurangnya keterlibatan individu dalam masyarakat itulah yang menjadi pemicu utama munculnya bystander. Fenomena tersebut mulai menjadi gejala umum di masyarakat Kota Hujan. Antarindividu lebih memilih berinteraksi melalui jembatan teknologi. Misalnya, menggunakan telepon atau chatting daripada berinteraksi secara langsung.
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun itu menjelaskan, meski Bogor tidak separah Jakarta, kemunculan fenomena tersebut patut diwaspadai. Dia mencontohkan ketika kali pertama fenomena bystander tersebut ditemukan di Amerika Serikat. Saat itu, belum ada gadget. Namun, fenomena bystander sudah marak. Apalagi era sekarang yang terfasilitasi dengan teknologi. Setiap orang punya gadget.
Membuat jarak antarindividu semakin renggang. ”Tanpa disadari, teknologi informasi ini punya potensi untuk mendekatkan apa yang jauh dan menjauhkan yang dekat,” terangnya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan? Ia mengungkapkan, komunikasi tatap muka bisa jadi solusi. Dengan komunikasi tatap muka, orang bisa membaca gestur. Mencermati kata per kata, juga intonasi yang digunakan. ”Tidak terlalu sering bergantung pada gadget.
Bisa dilakukan dengan tatap muka,” jelasnya. Menyapa teman, tetangga, dan keluarga secara langsung terasa lebih manusiawi. Empati lebih terbangun. Menurut dia, itu lebih mencerminkan budaya Kota Bogor yang suka berkumpul.(rp1/c)
Wednesday, 20 September 2017
Home »
» Ogah Menolong tapi Kepo
Ogah Menolong tapi Kepo
Related Posts:
Dessert Akhir Pekan di Kota Bogor yang Menyenangkan Sebutkan satu dessert kekinian yang tengah booming? Yaps, bagi kamu penyuka buah mangga, pasti pernah merasakan gurih dan manisnya dessert berbahan mangga ini.Kota Bogor pun tak ketinggalan lho memiliki dessert mangga anda… Read More
Tiga Pemain Hengkang dari Persikabo Bogor Hasil buruk yang dialami Persikabo di Liga 2, musim 2017/18, memberikan dampak besar. Persikabo, terpaksa harus memulai kompetisi musim depan di Liga 3, akibat terdegradasi.Bukan hanya itu, dampak kemerosotan prestasi ini … Read More
Korban Kecelakaan Tanjakan Selarong Terlihat Berbeda sebelum Tewas, Ini Pengakuan Kakak Meninggalnya Saepudin (48) dan Nurhayati (47) korban laka di Jalan Raya Puncak Bogor tepatnya di tanjakan Selarong depan Pijat Reflexi Bunda and Me, Kampung Cibogo Rt.03 Rw 05 Desa Cipayung Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogo… Read More
Silat Bekasi Siap Pecahkan Rekor Muri di Stadion Patriot, Ini Tujuannya BEKASI – Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Bekasi tengah mempersiapkan pemecahan rekor muri 3.000 pesilat main jurus golok prestasi kategori tunggal IPSI, yang pertama kali dilakukan di Indonesia di Stadion Patriot … Read More
Ajak Siswa Peduli Lingkungan, DLH Kota Bekasi Gelar Jambore Adiwiyata BEKASI – Ingin meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pengembangan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi gelar Jambore Sekolah Adiwiyata (Adiwiyata Camp) Kota Bekasi.‘’Ini merupak… Read More
0 komentar:
Post a Comment