Thursday, 28 September 2017
Home »
» Menyambangi Situs Bersejarah Batu Kraton
Menyambangi Situs Bersejarah Batu Kraton
Tak banyak yang tahu jika Proklamator Republik Indonesia Soekarno sering berkunjung ke kawasan Puncak. Semasa menjabat sebagai presiden, Bung Besar –sebutan lain Soekarno- memiliki lokasi menyendiri di Batu Kraton, Kampung Ciburial RT 05/05, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua.
Laporan:
Muhammad Aprian Romadhoni
Tak ada tanda penunjuk arah ke lokasi ini. Hanya jalan sempit di tengah perkampungan padat penduduk. Biasanya, pelancong yang membawa roda empat, menyimpan kendaraan yang lokasinya 300 meter dari Situs Batu Kraton. Warga di sana terbiasa kedatangan wisatawan, rumah-rumah mereka juga menjajakan makanan dan jasa parkir.
Batu tersebut memiliki panjang sekitar 150 meter dengan tinggi rata-rata 3 meter. Di atasnya ada sebuah lempengan yang menyerupai sajadah. Nah, di lokasi ini Bung Karno pernah menggunakannya untuk salat, sekaligus menyendiri.
Juru kunci Batu Kraton, Pian Sofian (29) mengatakan, keluarganya sudah turun-temurun menjaga situs bersejarah itu. Ia merupakan generasi keempat yang dipercaya mengurusinya. Yang pertama adalah kakek buyutnya, Abu Bakar yang wafat di usia 90 tahun pada 2013 lalu.
Bung Karno pernah mendatangi Batu Keraton kisaran 1944-1960. ”Cerita dari masyarakat dan yang saya dengar dari orang tua, kalau beliau pernah ke sini,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Sopian menuturkan, dahulu di samping Batu Kraton ada pohon karet yang terbilang amat besar. Tapi pada 2010 lalu tiba-tiba roboh. Kini jika matahari menyengat, batu tersebut pun ikut panas.
Ia menjelaskan, terdapat tiga petilasan atau persinggahan di sana. Pertama, Pangeran Dita Ciptarasa, Eyang Haji Gunawidjaya, dan Ratu Dewi Fatimah. Dita Ciptarasa merupakan penguasa wilayah Puncak Bogor dari Kerajaan Banten. “Di sini ada pohon hantap dari Banten, dan memang tidak ada di Puncak,” ucapnya.
Tak sedikit wisatawan datang dari luar kota bahkan luar negeri mendatangi Batu Kraton. Maksud kedatangannya mulai dari ziarah sampai sekadar ingin tahu. “Ada yang dari Jakarta, Banten, Jawa sampai Brunei Darussalam,” ungkapnya.
Sayangnya, Batu Kraton sebagai benda cagar budaya sarat akan nilai sejarah tersebut, kondisinya kini kurang terawat. Di sekelilingnya ditumbuhi ilalang liar. Situs ini bahkan sudah masuk dalam keperbendaharaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor. Keterangan itu didapat dari papan informasi yang dipasang depan situs.(*/c)
Related Posts:
Pasang Spanduk Peringatan Kecelakaan di Sepanjang Jalan CISARUA– Sudah tiga kali kecelakaan lalu lintas terjadi di selatan Kabupaten Bogor sepekan terakhir ini. Sekadar diketahui, kecelakaan pertama terjadi di depan Rumah Makan Cibogy, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, S… Read More
Dua Desa Saling Klaim Batas Wilayah Jadi Masalah BOGOR – Batas wilayah yang tak jelas, menjadi masalah. Mulai dari infrastruktur hingga kejelasan penduduknya. Seperti yang terjadi di dua desa yang ada di kecamatanm megamendung. Kabupaten Bogor. Yakni Desa Cipayu… Read More
Flyover Cileungsi Kembali Dipenuhi Sampah BOGOR – Jalan Raya Transyogi, tepatnya di samping Flayover Cileungsi kembali dipenuhi sampah. Pasalnya, selain jarang dilakukan pengangkutan, intensitas pembuangan terus berjalan.Pantauan Radar Bogor (Pojoksatu.id Group… Read More
Format Baru di Debat Pilgub DKI, Ada Segmen Pertanyaan dari Warga Jakarta - KPU DKI Jakarta telah menyiapkan format baru dalam debat kandidat calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub-cawagub) DKI Jakarta putaran dua. Di debat putaran kedua nanti, KPU akan membuat segmen pengajua… Read More
Jokowi akan Terima Kedatangan Presiden Afghanistan di Istana Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani berkunjung ke Indonesia. Kehadiran Ashraf akan disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan,Jakarta.Informasi yang dihimpun dari Biro Pers Media … Read More
0 komentar:
Post a Comment