Banner 1

Thursday, 6 September 2018

Nilai Tukar Rupiah atas Dolar AS Terus Melemah, Ini Penjelasan Presiden Jokowi



JAKARTA-RADAR BOGOR, Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah. Bahkan kini nyaris menyentuh angka 15.000.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun akhirnya angkat suara terkait pelemahan nilai tukar rupiah itu. Menurut Jokowi, pelemahan nilai tukar Rupiah ini merupakan imbas dari berbagai faktor eksternal.

“Pelemahan kurs tidak hanya di Indonesia. Ini adalah faktor eksternal yang bertubi-tubi, baik yang berkaitan dengan kenaikan suku bunga di AS, baik yang berkaitan dengan perang dagang AS dan China, baik berkaitan krisis yang ada di Turki dan di Argentina,” ungkap Jokowi saat ditemui di Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Meski demikian, mantan Walikota Solo ini mengaku tetap mewaspadai dampak dari gejolak perekonomian dunia tersebut. Terlebih dalam hal ini, pemerintah akan terus melakukan koordinasi di berbagai sektor.

“Saya selalu melakukan koordinasi berkaitan sektor moneter, sektor industri, pelaku usaha. Koordinasi yang kuat ini menjadi kunci sehingga jalannya itu dari semuanya,” imbuh Jokowi.

“Kuncinya memang ada dua yang saya sampaikan. Di investasi terus meningkat dan ekspor yang juga harus meningkat sehingga bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan,” ucap Jokowi.

Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih betah di level 14.900-an per USD. Angka ini melemah dibanding beberapa hari lalu, di mana rupiah masih bertengger di level Rp 14.700-an per USD.

Mengutip data Bloomberg, pagi ini rupiah dibuka pada posisi 14.925 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan kemarin di 14.935 per USD.

Rupiah memang terus melemah terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir. Meski demikian, ternyata pelemahan nilai tukar rupiah masih tak terlalu besar dibandingkan mata uang beberapa negara lain yang merupakan anggota G-20.

Mengutip data Bloomberg, Rabu (5/9/2018), sejak awal 2018 hingga pertengahan Agustus tahun ini, nilai tukar rupiah tercatat masih lebih mampu menahan penguatan Dolar AS. Ini dibandingkan dengan mata uang enam negara anggota G-20, yakni Turki, Argentina, Rusia, Brasil, Afrika Selatan, dan India.

Rupiah hanya melemah 7,7 persen terhadap dolar AS. Kondisi berbeda terjadi pada Lira Turki yang melemah 80,43 persen dan Peso Argentina melemah 56,90 persen.

Demikian pula bila dibandingkan rubel Rusia yang melemah 17,62 persen serta real Brasil yang melemah 16,66 persen.

Negara anggota G20 lainnya, rand Afrika melemah 16,65 persen dan rupee India yang melemah 9,66 persen.

Ternyata, pelemahan rupiah terkait dengan krisis keuangan yang terjadi di Turki, Argentina dan Brasil. Krisis keuangan yang terjadi di negara tersebut diduga mirip dengan Indonesia pada 1998. (ysp)

Sumber : RADAR BOGOR

0 komentar:

Post a Comment