JawaPos.com- Tragedi kematian Haringga Sirla,
suporter Persija yang jadi korban pengeroyokan menjelang pertandingan di
Stadion Gelora Bandung Lautan Api menjadi awan kelabu dalam catatan
sejarah sepak bola Indonesia. Peristiwa ini menjadi sorotan masyarakat
dari berbagai kalangan di
air.
Peristiwa tragis tersebut memang mengundang
reaksi dari berbagai kalangan. Terutama dari mereka yang bergelut dalam
dunia sepak bola. Seperti dua pelatih yang sedang menukangi Aceh United
dan Persiraja, Simon Elissetche juga Akhyar Ilyas. Keduanya turut
berduka serta berharap kejadian ini dapat dijadikan pelajaran bagi semua
pihak untuk berbenah.
"Saya lihat
kejadian dan belum bisa mengerti kenapa tidak ada satu orang pun sadar
untuk bilang: sudah cukup, berhenti. Itu adalah pembunuhan dari beberapa
orang kriminal. Tidak ada kaitan dengan sepak bola," ungkap Simon
dengan geram.
Lebih jauh, hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Mengingat peristiwa tersebut tidak hanya mencoreng wajah sepak bola, melainkan sisi-sisi kemanusiaan yang ada.
"Saya berharap semuanya dihukum berat, yang bunuh
dan yang nonton bagaimana anak itu dibunuh. Yang bikin video kejadian
juga. Semua orang yang terlibat dalam kasus itu harus dihukum seberat-beratnya, hukum Indonesia berlaku untuk kejadian pembunuhan jahat itu," tukas pelatih asal Chile itu penuh prihatin.
Saat disinggung mengenai langkah pemerintah dan
PSSI yang memberhentikan kompetisi Liga 1, Simon menilai itu bukan
solusi terbik. Baginya, langkah tersebut justru memenangkan orang jahat.
"Tidak, dengan itu (kompetisi berhenti) yang menang orang jahat.
Yang kalah pemain dan orang yang mau majukan sepak bola. Hukum harus
bekerja tegas! Sepak bola adalah korban dari orang jahat," sebutnya.
Keprihatinan senada juga diungkapkan Akhyar
Ilyas. Ia berharap kejadian tersebut benar-benar menjadi yang terakhir.
Pelajaran sederhana yang kadang terlupakan adalah bagaimana mencintai
klub kebanggaan dengan cara-cara positif.
"Tentunya sangat prihatin, ini bukan hanya soal
sepak bola tetapi lebih ke soal kemanusiaan. Harapan kita semua ini
tidak boleh terjadi lagi. Dukunglah tim kesayangan Anda dengan cara-cara
yang positif. Tidak perlu saling mencaci, apalagi sampai ada korban
jiwa. Menjaga kehormatan seorang manusia lebih baik daripada sepak
bola," jelas pelatih kepala tim berjuluk Laskar Rencong.
Berbeda dengan Simon, penghentian sementara
kompetisi Liga 1 dalam amatannya lebih kepada penghormatan kepada
keluarga korban. Ia optimistis bahwa liga kasta utama tersebut akan
kembali dilanjutkan.
"Saya rasa ini hanya untuk cooling down
dan menghormati keluarga korban atau rasa belasungkawa. Tetapi setelah
itu kompetisi akan lanjut seperti biasa, setelah ada keputusan hukuman
dari Komdis," tutup Akhyar.
Friday, 28 September 2018
Home »
» Suporter Jadi Korban, Pelatih Aceh United: Itu Tindakan Kriminal
0 komentar:
Post a Comment