BOGOR – Temuan mengejutkan didapati tim Dinas Pertanian (Distani) Kota Bogor saat memeriksa kesehatan hewan kurban, minggu pagi (3/9/17). Beberapa hewan kurban di Kelurahan Sindang Rasa Kecamatan Bogor Timur .positif terjangkit cacing hati.
Kasi Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian (Distani) Kota Bogor, Patriantariksina menuturkan temuan tersebut ketika memantau proses pemotongan hewan di Sindang Rasa. “Jadi, ketahuannya setelah disembelih, keliatan cacingnya ada di bagian hati sapi itu,” jelasnya kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).
Ia melarang masyarakat mengonsumsi daging yang nampak ada cacingnya. Pasalnya, meski tidak terlalu beresiko tinggi, tapi hal tersebut tidak lazim untuk dikonsumsi. Tapi, menurutnya daging pada bagian lainnya masih aman untuk dikonsumsi. “Tergantung, kalau yang ada cacingnya sebagian besar hatinya lebih baik dibuang, tidak dikonsumsi,” terangnya.
Dari hasil laporan petugas sebagian besar pemotongan tidak dilantai. Menurutnya, semestinya meski di tanah harusnya diberikan alas agar hewan kurban terjaga kebersihannya. “Kemudian teknik penjegalan terkadang masih kasar, termasuk penanganan jeroan masih ditemukan,” ungkapnya
Untuk diketahui, cacing hati sapi termasuk salah satu jenis cacing berbahaya yang bisa merusak sel hati dengan cepat. Cacing hati sendiri termasuk jenis cacing yang sangat agresif dalam menyerap sari-sari makanan dalam tubuh, sekaligus merusak sel-sel dalam hati dengan cepat sehinga memicu kerusakan hati yang kronis.
Adapun jumlah hewan kurban di Kota Bogor berada di kisaran 5.000 ekor. Jumlah tersebut terbagi atas sektiar 2.000 ekor sapi dan 3,000 ekor kambing dan domba. Meski begitu, data keseluruhan hewan yang dipotong di Kota Bogor baru keluar hari ini (4/9/17).
Sementara, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dan Kesehatan Jiwa, drg Firy Triyanti menjelaskan, tak melulu daging berpenyakit yang tidak baik dikonsumsi. Daging dengan kondisi baik pun akan menimbulkan penyakit jika dikonsumsi secara berlebihan.
Meskipun kandungan lemak merupakan bagian yang dibutuhkan tubuh, tapi jika konsumsi lemak berlebihan akan menumpuk di tubuh sehingga berdampak pada obesitas. “Lemak memiliki fungsi untuk membantu proses metabolisme dari vitamin yang larut di dalam lemak, seperti vitamin A, D dan E. Daging mengandung lemak jenuh yang membahayakan kesehatan yaitu menjadikan kolesterol di dalam darah meningkat,” jelasnya.
Kondisi tersebut jika dibiarkan berangsur lama, akan menjadi faktor penyebab beberapa penyakit yang tidak menular, seperti penyakit jantung koroner, yaitu penyumbatan pembuluh darah ke jantung akibat tumpukan lemak tidak jenuh atau biasa disebut kolesterol. Kemudian, penyakit diabetes mellitus yang sering disebut sebagai sakit gula akibat kandungan lemak dan hormon yang tinggi di dalam daging sapi.
Selanjutnya, hipertensi , di mana kondisi tekanan darah di atas 140/90 mmHg akibat kandungan zat tyramin dan zat besi yang ada dalam daging sapi. Kondisi tersebut menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, sehingga memicu tekanan darah menjadi tinggi.
Penderita penyakit tidak menular itu di Kota Bogor sendiri terbilang cukup banyak. Hingga akhir 2016, tercatat sebanyak 33.510 orang menderita obesitas, 12.667 orang menderita hipertensi, serta 2.093 orang menderita diabetes mellitus.
“Pencegahannya, cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin berolah raga atau melakukan aktivitas fisik, diet yang seimbang dengan makan sayur dan buah sebanyak lima porsi sehari, istirahat cukup, dan kelola stress,” paparnya.
0 komentar:
Post a Comment