Banner 1

Saturday, 2 April 2016

Salah Arah di Sistem Satu Arah



BOGOR - Pukul 05.30 kemarin, suasana Jalan Pajajaran menuju Tugu Kujang belum berdenyut. Situasi itu rupanya tidak membuat empat sampai lima orang personel tim gabungan yang berjaga kala itu santai. Gestur mereka tegang. Pandangan salah seorang dari petugas DLLAJ bahkan terus menerawang lurus ke arah RS PMI. Hawa bawaan angin yang berembus dari Kebun Raya Bogor tak membuat mereka tampak kedinginan.

Selang 15 menit, jalanan mulai memadat. Sejumlah personel berbeda seragam itu mulai berpencar melancarkan salah satu rute SSA dari mulai Jalan Jalak Harupat-Jalan Pajajaran-Tugu Kujang-Otista-BTM-Jalan Djuanda yang sudah diterapkan tepat pukul 00.00 dini hari kemarin.

Serbuan rombongan para "pengantar" anak dan pengguna commuter mulai merangsek dari Jalan Sudirman, Jalan Pajajaran menuju Jalan Djuanda. Kepadatan paling terlihat di pertigaan rumah dinas walikota, depan RS PMI hingga Tugu Kujang. Laju kendaraan hampir tidak bergerak.

Itu diperparah ketika rombongan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melintasi jalur SSA dari arah pintu Internusa Kebun Raya Bogor menuju Terminal Baranangsiang arah ke Jakarta, tepat pukul 07.00 WIB. Otomatis, laju kendaraan tertahan di traffic light Jalan Pajajaran, depan rumah dinas walikota. "Kok jadi tambah macet! Saya kan pengguna SIM D, motor saya lebih besar, jadi susah selap-selip. Ketika saya mau ke Jalan Pajajaran, dari Batu Tulis, saya harus muter jauh," keluh warga Batu Tulis, Wawan Sunarya. 

Di tengah-tengah kemacetan itu, Walikota Bogor Bima Arya harus adu mulut dengan sopir angkot. Suami Yane Ardian itu, kena omel lantaran si sopir kesal mobilnya mogok akibat kemacetan pagi itu. "Saya kehabisan bensin karena kebijakan Bapak," ucap si sopir kesal ketika berhadapan dengan Bima di seputaran Tugu Kujang.

Celetukan si sopir sebenarnya sudah terdengar ketika dia terjebak macet dari arah Warung Jambu menuju Tugu Kujang. Bahkan, dia sempat berteriak kesal, lantaran macet. Tak lama kemudian, Bima pun menemuinya. Sempat terjadi adu argumen antara sopir dengan walikota.

Bima pun menjelaskan, SSA adalah program baru yang masih dalam tahap uji coba. "Ini masih uji coba dan akan diterapkan selama empat hari," beber Bima. Tak lama kemudian, sopir yang kira-kira berusia 45 tahun itu tenang dan bisa menerima alasan walikota. Dia pun kembali melanjutkan aktivitasnya. 

Sementara arah balik Terminal Baranangsiang, kemacetan juga terjadi, karena laju kendaraan terhenti di pertigaan Tugu Kujang. Kemacetan berkurang pasca traffic light depan Tugu Kujang ditutup penuh dari arah Baranangsiang sekitar pukul 08.30 WIB. 

Akhirnya, titik Tugu Kujang-rumah dinas walikota mulai lancar. Setelah itu, kemacetan sempat pindah ke Jalan Otista disebabkan beberapa angkot berhenti menaik-turunkan penumpang. Juga, banyaknya parkir motor di pinggir jalan depan SD Bangka. Petugas pun dengan sigap bergerak ke sana.

Pukul 09:00 WIB, arus kendaraan relatif lancar di Jalan Otista. Begitu juga jalur-jalur lain yang berkaitan dengan SSA. Di depan Mal BTM, yang biasanya menjadi langganan macet, sudah tidak ada lagi kemacetan. 

Kepada Radar Bogor, Bima mengatakan, kemacetan terjadi karena pagi merupakan jam berangkat kerja ke kantor dan sekolah. Sehingga, warga keluar bersamaan. Kemacetan timbul karena penyempitan jalur di Jalan Pajajaran, mulai rumah dinas hingga Tugu Kujang. Pada mulanya, di lokasi ini masih diberlakukan jalur dua arah. "Titik krusial di Jalak Jarupat menuju Jalan Pajajaran. Karena ada penyempitan dari empat jalur di Jalak Harupat menjadi hanya dua jalur di Pajajaran," jelasnya. 

Penyebab lainnya, sambung dia, karena belum tepatnya pengaturan waktu (durasi) traffic light di sekitar rumah dinas walikota, baik dari arah Jalan Jalak Harupat maupun Jalan Pajajaran. 

Kemacetan juga disebabkan gamangnya warga yang terkejut dengan sistem anyar ini. Imbasnya, kendaraan berhenti di pinggir jalan di jalur SSA dan sebagian warga juga salah arah. 

"Namun, setelah kita buka contraflow di depan Tugu Kujang, arus menjadi lancar," jelasnya.

Menurut Bima, penumpukan di sekitar rumah dinas walikota memang sudah diperkirakan. Pihaknya pun terus mengupayakan agar ada solusi untuk sekitar lokasi ini. "Uji coba SSA sengaja kita lakukan di hari-hari padat. Jumat, Sabtu, dan Minggu, juga Senin," beber suami Yane Ardian itu.

Dan berdasarkan hasil rapat evaluasi uji coba SSA sore kemarin, ada beberapa poin yang disepakati. Di antaranya, diberlakukannya secara penuh satu arah kendaraan di Jalan Pajajaran, mulai dari eks Gedung Pangrango Plaza atau depan pintu Internusa KRB menuju Terminal Baranangsiang. 

"Sehingga kini benar-benar 360 derajat pemberlakuan satu arah di sepanjang KRB, dan artinya menjadi empat lajur kendaraan di lokasi ini," tegas Bima.

Atas masukan dari pihak kepolisian serta Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ), Taman Bogor yang berlokasi di samping rumah dinas walikota akan disesuaikan sedikit untuk memudahkan manuver kendaraan yang akan berbelok ke kiri menuju simpang Jalan Pajajaran dari Jalan Jalak Harupat. 

Selain itu, masih di ruas Jalan Pajajaran. Nantinya akan ditambahkan dan disesuaikan lagi pemasangan sejumlah rambu, khususnya penunjuk jalan bagi pengendara. Ini agar tidak terjadi persinggungan antara kendaraan yang lurus ke arah Terminal Baranangsiang dan belok ke Jalan Otista.

"Tapi, dengan melihat kondisi di lapangan Jumat pagi, bahwa sekarang harus diperhatikan juga kondisi jalan alternatif dan Jalan Malabar. Karena, jadi banyak kendaraan yang melintasi jalan itu," katanya.

Lokasi depan SDN Bangka pun, menurut Bima, kini harus menjadi perhatian serius. Sebab, banyaknya angkot yang menaikkan dan menurunkan penumpang. Ditambah lagi masih adanya parkir kendaraan di sepanjang Jalan Otista khususnya mulai dari depan Apotek Berbakti hingga kawasan Pasar Bogor.

"Atas masukan dari pihak kepolisian juga karena terjadinya penyempitan jalur di jembatan Jalan Otista, maka akan dilakukan pelebaran jalan. Ini supaya arus kendaraan lebih lancar," paparnya.

Terakhir, dalam rapat itu juga disimpulkan perlu dipasangnya pagar di trotoar depan Mal Botani Square. Karena, banyaknya penyeberang jalan yang mengakibatkan angkot mangkal di lokasi ini yang berimbas pada tersendatnya arus lalu lintas.

Sementara itu, Kapolres Bogor Kota AKBP Andi Herindra mengatakan, titik kemacetan SSA berada antara Tugu Kujang dengan rumah dinas walikota atau pintu Internusa Kebun Raya Bogor yang merupakan pintu keluar dari Istana Bogor. "Nanti akan saya beri masukan kepada Pak Wali, apakah traffic light Tugu Kujang ditutup permanen atau sistem buka tutup. Tapi, yang arah dari rumah dinas ke Tugu Kujang, saya kira di sana lebih baik tidak ada belok kanan. Itu kan tadi penyebab macetnya juga karena ada yang belok kanan ke arah Otista. Mungkin diarahkan memutar hingga ke arah jalan tol," jelasnya.

Selain itu, menurut Andi, perlu adanya penambahan rambu-rambu lalu lintas di jalur tertentu. Misalnya, di Jalan Salak, karena belum ada larangan ke kanan. Kemudian, pada lokasi bekas pembongkaran bundaran atau marka jalan, masih ada jalan yang belum rata.  

"Alhamdulillah, secara umum SSA berjalan lancar dan belum ada yang kecelakaan lalu lintas. Mudah-mudahan jangan ada yang kecelakaan," tukasnya. (ent)

0 komentar:

Post a Comment