BOGOR – Bocornya pipa PDAM di sisi Jembatan
Sukahati-Karadenan, ternyata sengaja dilakukan oleh perusahaan daerah
itu.
Dalihnya, pipa besi itu terpaksa ‘dilubangi’ untuk melancarkan
aliran air.
“Itu memang sengaja kami lakukan itu (kebocoran,red),” kata petugas PDAM Tirta Kahuripan, Rian.
Dia menyebut, kebijakan teknis PDAM bukan untuk merugikan perusahaan. Justru jika tidak dibuka sedikit, air tak lancar mengalir.
“Semua itu bisa dijelaskan oleh bidang teknik kami,” sebutnya.
Meski demi kelancaran, namun aksi buang-buang air itu tetap menjadi
sorotan berbagai pihak.
Selain mubazir, air yang melimpah ke ruas jalan
juga membuat lapisan aspal terkikis jika dibiarkan lama.
“Kalaupun air harus dibuang, pastinya disusul oleh perhitungan.
Jangan
sampai air dibiarkan mubazir dan menjadi kerugian bagi negara,” kata
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Ade Munawaroh Yasin.
Soal ini, Ade berharap PDAM Tirta Kahuripan mempertimbangkan ulang
kebijakannya.
Serta mencari solusi lain untuk memperlancar distribusi
air namun lebih menekan kerugian.
Apalagi kebijakan itu akan menjadi
ironi di musim kering nanti.
“Kami akan tanyakan langsung pada PDAM, maksudnya apa kok buang-buang
air.
Pertimbangannya apa? Di wilayah lain banyak yang kekeringan kok
ini dibuang-buang,” cetusnya.
Pantauan Radar Bogor, hingga Senin (25/04/2016) pipa bocor
itu masih mengalirkan air cukup deras.
Sebagian besar tumpah ke sungai
dan sebagian lain ke badan jalan.
Pedagang asongan di sekitar lokasi
memanfaatkannya untuk kebutuhan mereka.
Menurut Indrawan (44), warga sekitrar, selama lebih dari enam hari,
air itu terbuang percuma.
Perhitungan tersebut berdasar dari konsumsi
warga.
Perhitungan warga, untuk mengisi lima jeriken ukuran lima liter, hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit.
Artinya, dalam sehari lebih dari 7.200 liter yang terbuang.
“Kalau dihitung-hitung, debit air yang terbuang kurang lebih 43.200 liter. Itu kalau pakai hitungan asal kami saja,” tukasnya.(ent)
0 komentar:
Post a Comment