BOGOR – Siapa yang tak kenal dengan Kartini? Nama
Kartini sebagai pejuang hak-hak perempuan ini ternyata tidak hanya
dikenal di Indonesia.
Di dunia, terutama Belanda, perempuan yang
memiliki nama lengkap Raden Ajeng Kartini ini bahkan sempat membuat
heboh.
Itu setelah kartini menuliskan surat-suratnya kepada sahabat penanya
di Hindia Belanda, saat itu.
Kumpulan surat-surat Kartini ini pun
akhirnya diterbitkan.
Sementara, Kartini berkeinginan perempuan bisa berkontribusi dan
berdaya terhadap lingkungannya.
Berkat akses bacaan dan media yang
didapatnya, Kartini memiliki pemikiran dan pengetahuan yang luas saat
dibagikan kepada teman surat menyuratnya.
Surat-surat Kartini ini sudah diseleksi dan diterbitkan dengan judul
Door Duisternis Tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang oleh
Direktur di Departemen Pendidikan, Agama dan Industri Hindia Belanda
yang juga menjadi salah satu sahabat pena Kartini, Jacques Henrij
Abendanon, pada 1911.
Berikut 5 kutipan surat Kartini dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang :
“Peduli apa aku dengan segala tata cara itu.
Segala peraturan, semua itu bikinan manusia dan merugikan diriku saja,”
-Surat kepada Stella Zeehandelaar, 18 Agustus 1899
“Hampir semua perempuan yang kutahu di sini mengutuk hak-hak yang
dimiliki laki-laki (poligami).
Tapi harapan saja pasti sia-sia: sesuatu
itu harus dilakukan.
Mari, wahai perempuan, gadis-gadis muda,
bangkitlah, mari bergandeng tangan dan bekerja bersama untuk mengubah
keadaan yang tak tertahankan ini,”
-Surat kepada Stella Zeehandelaar, 23 Agustus 1900
“Aku akan mengajari anak-anakku baik laki-laki maupun perempuan untuk
saling menghormati sebagai sesama dan membesarkan mereka dengan
perlakuan sama, sesuai dengan bakat mereka masing-masing,”
-Surat kepada Stella Zeehandelaar, 233 Agustus 1990
“Kami senang sekali bersahabat dengan berbagai bangsa.
Hanya dengan
Cina kami tidak boleh berhubungan, itu kehendak ayah dan saya sedih
sekali,”
-Surat kepada J.H.Abendanon, 14 Desember 1902
“Kebangsaan menanggung kewajiban,”
-Surat kepada Stella Zeehandelaar, 6 November 1899(ent)
0 komentar:
Post a Comment