Banner 1

Wednesday, 13 April 2016

Mantan Dekan IPB Ini Curhat Soal Kejujuran UN SMA di Bogor


BOGOR – Merasa kesal karena menduga ada kecurangan dalam ujian nasional
yang dialami anaknya, seorang dosen di Institut Pertanian Bogor, Ernan Rustiadi,
mengunggah kisah anaknya melalui media sosial, Sabtu (9/4/2016).

Dalam tulisannya yang berjudul TRAGEDY OF THE COMMONS Ernan curhat keperihatinan adanya kebocoran
soal ujian di salah satu SMAN favorit di Kota Bogor .  

Dalam tulisan itu bahwa anaknya yang bersekolah ditempat tersebut sempat diejek teman-temannya karena “sok jujur” dan tidak mau menggunakan bocoran jawaban.

Berikut tulisan Ernan di laman akun media soialnya (tanpa diedit):
TRAGEDY OF THE COMMONS
Percayalah, “kejujuran dan integritas di dunia pendidikan” adalah barang publik yg
paling berharga dimiliki bangsa ini. 

Ketika kita gagal mempertahankannya maka kita sama2
akan gagal memanen generasi penerus hasil dari proses berkualitas.

Anakku duduk di bangku kelas 3 SMA I Bogor, saat ini tengah menempuh ujian nasional,
berbasis komputer (UNBK) begitu risau. 

Bbrp hari lalu pulang ujian menangis karena
setelah ujian hari itu dia mencocokan jawaban dg teman2nya, jawabannya tdk sebaik
teman2nya yang memiliki bocoran soal. 

Dia khawatir masuk dalam kelompok bernilai
terburuk karena teman2nya sdh memilik bocoran jawaban. 

Malam ini dia meminta
pertimbanganku apakah besok di hari minggu perlu mengikuti saran gurunya utk mengambil
bocoran soal yg akan dibagikan guru di sekolahnya?
Sebagai mantan dekan di IPB yg terlibat dalam seleksi mahasiswa baru, saya tahu betul
tidak ada perguruan2 tinggi besar yang mau dibodohi dengan menggunakan hasil ujian UN
dalam seleksi mahasiswanya, karena nilai UN tdk konsisten dengan indikator2 prestasi
siswa lainnya. 

Anakku menjadi lebih tenang karena kedua orangtuanya mendukung anaknya
untuk memilih kejujuran. 

Namun masalah berikutnya sekarang dia di “bully” banyak
teman2nya karena sbg minoritas dia jadi sasaran ejekan karena dianggap “sok” jujur.

Saya akui, saya menceritakan ini ke khalayak umum tanpa melakukan pencarian fakta di
lapangan. 

Tapi cerita ini sdh diketahui oleh khalayak banyak sejak lama. Pihak yang
berwenang di negeri ini terus membiarkan kejadian ini terulang.

Inilah tragedi atas harta (barang publik) yang terlalu berharga untuk kita diamkan
tergerus waktu, harta itu adalah “kejujuran dan integritas di dunia pendidikan”.
Dalam kapasitas sy sbg orangtua saya pertaruhkan kejujuran itu di rumah sendiri. 

Para
pejabat yang berwenang, dengan kapasitasnya masing2 ayolah bertindak. 

Cegahlah guru2
ikut larut dalam ketidakjujuran. 

Tindak tegas para pembocor soal jawaban….Ayo
bertindak.

Dalam kolom komentar, akun milik Menteri Pendidikan Anies Baswedan memberikan keterangan
sebagai berikut:
“Perlu diketahui bahwa soal hari Senin dan Selasa sudah masuk ke server (sudah
disinkronisasi) karena soal UNBPT ditengarai banyak telah diketahui oleh peserta, maka
soal akan diganti (server akan disingkronisasi lagi) oleh sebab itu bapak/ibu wali kelas
harap memberikan kepada siswa jangan belajar dari soal bocoran, tapi harus belajar dari
soal yang lain karena ada kemungkinan besar berubah.”

Hanya sayang, kini tulisan yang sudah dishare oleh ratusan orang dihapus dari akun
media sosial yang bersangkutan pada Selasa (12/2016). 

Padahal pada Senin (11/12/2016)  malam
tulisan tersebut masih ada.

Kini yang tertulis dalam akun tersebut adalah pertemuan Ernan dengan kepala Sekolah SMAN 1
Bogor, Sri Eningsih dan Sekretaris Disdik Kota Bogor, 

Fahrudin yang diposting pada Senin (11/4/216) malam. Berikut tulisan tentang pertemuan itu.

Sore tadi menjumpai kepala sekolah SMAN 1 Bogor (Sri Eningsih) dan sekretaris dinas
pendidikan kota bogor (Fahrudin). 

Keduanya menegaskan bahwa praktek kebocoran soal UN
tdk terjadi. 

Bu Kepsek kemarin memantau langsung di sekolahnya dan memastikan ada
pengakuan tertulis dari seluruh petugas sekolah bahwa tdk ada kasus kebocoran soal Ujian
di SMAN 1. 

Pak Fahrudin melakukan tugas pengawasan rutin dan juga atas perintah pak wali
mengecek langsung. Disampaikan bahwa sistem komputer dg soal yg diacak sehingga setiap
siswa punya soal yg berbeda. 

Saya menyampaikan suasana keprihatinan keluarga saya karena
seorang anak yg sdg menempuh ujian harus berhadapan dg simpangsiur kebocoran soal ujian. 
 
Semoga kita semua dapat terus meyakinkan anak2 kita utk terus percaya pada kejujuran dan
menjauhkan mereka dari suasana dan godaan2 kecurangan. 

Saya yakin şmansa akan semakin
baik dg mengambil hikmah dari situasi2 spt ini. 

Terimakasih bu Sri Eningsih dan pak
Fahmi (Fahrudin) atas penjelasannya.(ent)

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment