Home »
» Sopir Mogok, Damri Keukeuh Hilangkan Peran Kondetur. Ini Alasannya!
BOGOR-RADAR BOGOR, Aksi mogok para sopir moda transportasi masyarakat jurusan Bogor-Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (6/7/2019) ternyata tak mengubah kebijakan Damri. Perusahaan pelat merah itu untuk tetap meniadakan peran kondektur.Damri berdalih, hingga saat ini peran kondektur tetaplah ada. Hanya mereka bertugas pada titik keberangkatan dan kedatangan. Namun tidak ikut dalam setiap perjalanan.Kebijakan tersebut merupakan cara perusahaan umum guna mengefisiensi keuangan perusahaan. Selain, mereka juga tengah memoderenisasi pelayanan. Yakni mengubah transaksi manual menjadi elektronik, seperti yang berlangsung saat ini.Hal itu diungkapkan Sekretaris Perusahaan Damri Pusat Restiti Sekartini, kemarin. Dalam penjelasannya kepada wartawan koran ini, kebijakan tersebut diambil berdasarkan penerapan sistem e-ticket.Dimana helper yang semula memiliki tugas untuk membantu bagasi dan juga memeriksa pembayaran tiket penumpang saat masih manual kini tak lagi diperlukan.“Kebijakan manajemen Damri adalah memindahkan posisi helper (kondektur,red) dari dalam ke luar bus. Jadi helper berada di lokasi pemberangkatan dan kedatangan saja,” ujarnya kepada Radar Bogor, Minggu (7/7/2019).Ia juga membenarkan bahwa langkah yang diambil itu juga merupakan efisiensi. Helper yang semula berjumlah 300 orang, saat ini tinggal 90 orang yang dikelola oleh perusahaan outsource. Namun, kebijakan itu hanya berlaku pada rute tujuan Bandara Soetta.“Pengurangan itu untuk semua rute-rute yang ke Bandara Soetta dari wilayah Jabodetabek, ada sekitar 30 rute,” ungkapnya.Sebetulnya, sambung dia, penerapan e-tiket sudah dilakukan sejak Februari 2019. Namun dilakukan secara bertahap lantaran menyesuaikan dengan kebijakan Angkasa Pura II (APII) sebagai pengelola Bandara Soekarno-Hatta.“Sudah sejak Februari 2019 (berlaku), bertahap, menyesuaikan dengan kebijakan APII juga,” kata dia.Restiti memaparkan, ada dua cara pembelian e-ticket Damri yaitu pembelian melalui aplikasi Damri atau menggunakan e-money dengan cara tap in ke mesin tiket di dalam bus. Prinsipnya, tidak diperbolehkan membayar secara tunai di dalam bus.“Di Bandara Soetta kan sekarang naik bus harus melalui gate yang bisa dibuka dengan tiket dari Vending Machine (VM) yang sudah dibayar dengan link aja atau di counter tiket untuk membayar cash,” pungkasnya.Menanggapi hal tersebut, Pengamat Analis Kebijakan Transportasi, Azas Tigor Nainggolan mengatakan, dua tahun ini, pelayanan bus Damri, khususnya jalur ke Bandara Soetta mengalami perbaikan.Hal tersebut ditunjang dengan membangun sistem pengawasan dan pengelolaan keuangan untung peningkatan layanan. Salah satunya dengan penghapusan kondektur. Karena, kata dia, titik kebocoran sumber pendapatan Damri selama ini ada di pengadaan kondektur.Penghapusan kondektur agar sistem pengawasan tiketing, menurut Tigor berjalan baik. Dan ternyata, pendapatan Damri pada banyak jalur meningkat sampai 40 hingga 50 persen.“Nah berarti, kondektur terbukti bagian dari masalah kebocoran tiketing Damri. Dan peniadaan kondektur menghasilkan kebaikan dalam layanan Damri,” tegasnya.Sementara itu, tiga tahun lalu, Damri berhasil mencetak kinerja positif. Ini dibuktikan perusahaan sukses membukukan kenaikan laba siginifikan pada tahun ini.Hal tersebut diungkapkan Direktur Keuangan Perum Damri Sri Purwanto. Ia mengemukakan, hingga September 2016 perusahaan berhasil meraih laba sebesar Rp44,33 miliar atau melonjak cukup signifikan dibandingkan akhir 2015, yang hanya meraup laba Rp2,91 miliar.“Makanya kalau dibilang apakah masih merugi, ya kami akan bilang selama beberapa tahun ini kami sudah untung sebetulnya. Maka kami rasa ini waktunya untuk go public,” lanjutnya.Peningkatan laba ini, kata Sri Purwanto, tidak lantas membuat Perum Damri puas. Perusahaan terus melakukan perbaikan layanan dan peningkatan kualitas dari berbagai sisi.“Kita rombak strategi peningkatan kinerja, dari segi layanan kita perbaiki. Awak sopir juga sekarang sudah tertib dan memiliki kompetensi baik. Kemudian efisiensi dalam hal jalur dan peningkatan SDM secara keseluruhan menjadi fokus kami untuk meningkatkan laba,” katanya. (gal/c)Data dan Fakta Efisiensi Damri:1. Damri memberlakukan sistem e-ticket untuk rute perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta.2. Sistem tersebut mengurangi 210 orang Helper atau kondektur yang semula berjumlah 300 orang.3. Saat ini hanya 90 orang yang diperlukan dan dikelola oleh perusahaan outsource dengan tugas membantu bagasi bagi penumpang. Sementara pemeriksaan tiket tidak lagi menjadi tugasnya.4. Pengurangan Helper hanya berlaku pada 30 trayek di Jabodetabek yang menuju Bandarw Soekarno-Hatta5. Penerapan e-ticket sudah dilaksanakan sejak Februari 2019 sesuai dengan kebijakan Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Soekarno-Hatta6. Pembelian tiket dapat dilakukan melalui aplikasi Damri dan membayarnya lewat ATM lalu menukarkan kode verifikasi ke loket penukaran tiket atau dengan e-money dengan cara tap in.7. Saat ini 28 unit kendaraan operasional Damri rute Bogor kembali operasional dengan normal pasca mogok supir pada Sabtu (6/7).
0 komentar:
Post a Comment