JAKARTA-RADAR BOGOR,Indonesia akhirnya hanya meraih satu gelar di Japan Open 2019. Mengirimkan tiga sektor dan empat wakil ke final, cuma ganda putra yang mengangkat trofi juara.
Ganda putra nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi kampiun setelah mengalahkan seniornya Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada All Indonesian Final di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, hari ini (28/7).
The Minions menang dalam dua game langsung 21-18, 23-21 dalam waktu 38 menit. Ini adalah gelar ketiga beruntun bagi Marcus/Kevin di Japan Open.
Mereka mengikuti jejak pasangan legendaris Ricky Subagja/Rexy Mainaky yang menjadi kampiun di Tokyo pada 1995, 1996, dan 1997.
Sebelumnya, pada final yang lain, tunggal putra Indonesia Jonatan Christie kalah melawan pemain nomor satu dunia Kento Momota (16-21, 13-21).
Sedangkan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti diempaskan unggulan kedua asal Tiongkok Wang Yilu/Huang Dongping dengan skor 17-21 dan 16-21.
’’Kami senang bisa hat-trick di turnamen ini. Tentang permainan tadi, di gamekedua kami bikin banyak salah tapi kemudian kami bisa menguasai. Secara keseluruhan, hari ini kami bisa menunjukkan penampilan terbaik kami,’’ kata Kevin dalam siaran pers PP PBSI kepada Jawa Pos.
”Di bandingkan (final) Indonesia Open, hari ini lebih berat. (Hendra/Ahsan) susah sekali ditembus,” imbuh Marcus.
Memang, setelah menang nyaman pada game pertama, Marcus/Kevin sangat kesulitan dan nyaris saja terjungkal di game kedua.
Hendra/Ahsan yang terus memimpin hampir sepanjang pertandingan, selangkah lagi merebut game kedua karena sudah unggul 20-18.
Namun Marcus/Kevin bisa bangkit, menyamakan kedudukan, dan pada akhirnya memenangkan pertandingan.
Dengan hasil ini, secara head-to-head, Marcus/Kevin semakin dominan atas juara dunia 2013 dan 2015 tersebut.
Dalam 10 pertandingan, Marcus/Kevin menang 8 kali, dengan 7 kali kemenangan diraih secara beruntun!
Pada tahun ini saja, sudah tiga kali Hendra/Ahsan bertekuk lutut di bawah juniornya tersebut pada partai final.
’’Kalah lagi dari Marcus/Kevin ya nggak apa-apa. Kami akan tetap cari solusi bagaimana bisa mengalahkan mereka. Mereka unggul dari segi kecepatan,’’ kata Hendra.
’’Yang pasti bagus bisa All Indonesian Final lagi di ganda putra. Memang saat ini Marcus/Kevin nomor satu dan bisa All Indonesian Final dua kali berturut-turut seperti ini kan jarang juga. Mudah-mudahan bisa mendongkrak motivasi yang lain,’’ imbuh pemain yang 25 Agustus mendatang berusia 35 tahun tersebut.
Ahsan menambahkan bahwa dia akan tetap mensyukuri keberhasilan mencapai final Japan Open 2019.
Walaupun hari ini dia bertekad mengalahkan Marcus/Kevin, namun pemain 31 tahun itu cukup bahagia karena permainannya bersama Hendra semakin stabil.
’’Sebenarnya tadi kami punya peluang. Rubber dulu. Main kami enak, bisa mengimbangi permainan lawan. Kami juga sudah memimpin poin 20 duluan. Tapi di akhir, mereka lebih inisiatif,’’ ucap Ahsan.
Dengan keberhasilan meraih empat gelar sepanjang 2019, Kevin mengatakan bahwa dia dan Marcus tidak akan berhenti.
Target selanjutnya adalah menjadi kampiun di Kejuaraan Dunia yang terselenggara di Basel, Swiss, 19 sampai 25 Agustus mendatang.
Pada turnamen bergengsi tersebut, The Minions tidak pernah menjadi juara. Mereka hanya mentok sampai perempat final pada edisi 2017 dan 2018.
’’Kami mau juara di kejuaraan dunia. Tapi kami mau fokus satu demi satu pertandingan dulu,’’ tegas Kevin.(JPG)
baca juga artikel asli di https://www.radarbogor.id/2019/07/29/hendra-setiawan-kalah-lagi-dari-marcus-kevin-ya-nggak-apa-apa/
0 komentar:
Post a Comment