Banner 1

Tuesday, 9 July 2019

Kemarau! Petani Merugi Miliaran Rupiah, Pemkab Bogor Bangun Waduk di Timur


CIBINONG – RADAR BOGOR, Kekeringan yang melanda ratusan hektar sawah di sebagian wilayah Kabupaten Bogor sudah sangat terdesak, lantaran mengakibatkan kerugian mencapai Rp1,8 miliar.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) pun mengharuskan membangun Waduk Cijuray di perbatasan Kecamatan Cariu dan Jonggol.
Bupati Bogor, Ade Yasin mengaku, pembangunanya akan diserahkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) secepatnya.
Dia yakin jika Waduk Cijuray mampu jadi solusi, karena dapat memperlancar pasokan air disaat musim kemarau. Apalagi, wilayah Cariu dan Jonggol merupakan wilayah tadah hujan khususnya dalam pertanian.
“Namun anggarannya besar, kita akan ajukan pembangunan ke Kemen PUPR,” kata Ade Yasin kepada wartawan, Minggu (7/7/2019).
Setelah dilakukan pengecekan dan menghitung, Ade mengatakan 600 hektar sawah di Kecamatan Cariu dan Jonggol kering dan diprediksi kerugiannya mencapai Rp1,8 miliar.
Bahkan upayanya membuat hujan buatan masih tak mampu menyelamatkan sawah yang sudah terlanjur kering.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang juga dibantu oleh TNI sudah memberikan bantuan hujan buatan dengan menyiram sawah dengan air,” ungkap dia.
Kepala Dinas Pertanian, Holtikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor Siti Nuriyanti menjelaskan bahwa rencana pembangunan Waduk Cijuray pernah diusulkan pada beberapa tahun lalu.
“Sudah diusulkan khususnya ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane. Bahkan sudah disertai kajian atau feasiblity study (FS),” terang Nuriyanti.
Menurutnya, pembangunan Waduk Cijuray akan menjadi solusi konkret. Waduk tersebut diprediksi mampu mengairi hingga 15 hektar sawah tadah hujan di wilayah timur. Apalagi, luas waduk diperkirakan mencapai 70 hektar.
“Kita butuh perhatian pemerintah pusat agar Kabupaten Bogor bisa menuju daerah swasembada beras,” ung “ kapnya.
Nuriyanti melanjutkan, potensi kerugian yang akan dialami para petani lantaran pasokan air di wilayah tersebut sangat sulit didapatkan.
“Di wilayah lain kita lihat belum kering banget, masih ada basahnya. Nah kalo di Jonggol dan Cariu, itu kering dan pasokan air sangat sulit. Airnya sangat jauh sekitar 2 sampai 3 kilometer dari persawahan,” ungkap Nuriyanti. (dka/c)

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment