Banner 1

Friday, 26 July 2019

Di Japan Open 2019, PP PBSI Lagi-Lagi Hanya Menargetkan Satu Gelar


JAKARTA-RADAR BOGOR,Ada kejutan yang terjadi pada hari pertama Japan Open 2019. Dua unggulan langsung tumbang pada babak 32 besar.
Unggulan ketujuh asal Thailand Ratchanok Intanon dikalahkan pemain nomor 29 dunia asal Korea Selatan Kim Ga-eun.
Pemain nomor tujuh dunia tersebut kandas hanya dalam waktu 35 menit dalam dua set 15-21 dan 13-21.
Selain itu, unggulan kelima dan peraih emas Olimpiade Rio 2019 Chen Long juga keok di babak pertama.
Pemain asal Tiongkok itu disingkirkan wakil tuan rumah Kanta Tsuneyama dalam dua set 14-21 dan 17-21.
Sementara itu, ada empat wakil Indonesia yang langsung gugur. Paling mengecewakan adalah kekalahan Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow dari ganda campuran dari Prancis Delphine Delrue/Thom Gicquel dalam dua set 15-21 dan 13-21.
Tontowi/Winny yang bisa melaju ke perempat final Indonesia Open 2019, tersingkir hanya dalam waktu 36 menit di Musashino Forest Sport Plaza.
Japan Open 2019 ini juga menjadi kesempatan bagi sektor putri untuk tampil lebih baik. Sebelumnya, pencapaian terbaik mereka hanya mencapai babak 16 besar pada Indonesia Open 2019.
Hari ini, tunggal putri terbaik Indonesia Gregoria Mariska Tunjung melewati halangan pertama dengan mengalahkan Line Hojmark Kjaersfeldt asal Denmark dalam dua set, 21-15 dan 21-17.
Namun, pada babak kedua, Gregoria harus mendaki gunung yang terjal dengan menghadapi pemain nomor satu dunia, Tai Tzu-ying.
Pertemuan terakhir Gregoria dan Tzu-ying terjadi pada Piala Sudirman 2019, Mei lalu. Saat itu, Gregoria kalah mudah dengan skor 16-21, 14-21.
“Saya sih maunya di sini dapat hasil bagus. Di babak kedua ada peluang ketemu Tai Tzu-ying, saya mau memberikan perlawanan dan tampil semaksimal mungkin,” kata Gregoria dalam siaran pers PP PBSI.
“Pukulan-pukulan dia bagus, tapi dia tidak takut bermain reli dan mau mengatur, nggak buru-buru. Ini yang patut ditiru dari dia, pembawaan dia di lapangan kalem, tapi mematikan,” tambahnya.
PP PBSI sendiri menargetkan bisa meraih satu gelar dalam turnamen berlevel 750 itu.
“Semua sektor memiliki tugas yang sama. Tidak membebankan sektor yang mana. Paling tidak ada satu gelar dalam setiap turnamen,” kata Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti kepada Jawa Pos.
Susy menampik latihan ekslusif ganda putri yang menjadi penyebab buruknya penampilan Greysia Polii dkk
. “Memang ada hal-hal yang mereka ingin fokus dahulu. Tiap atlet kan beda tipenya. Kalau latihan semua tetap sama,” ungkapnya.
Kesempatan besar ada di turnamen tahun ini. Pada babak pertama, Greysia Polii/Apriyani Rahayu bisa melewati Selena Piek/Cheryl Seinen (Belanda) dalam dua set langsung 21-14 dan 21-13. Peluang Greys/Apri melaju ke semifinal cukup terbuka.
Kuncinya mereka bisa mengalahkan Chen Qingchen/Jia Yifan (Tiongkok) yang berada di pul yang sama.
Pelatih tunggal putri Rionny Mainaky optimis anak asuhnya bisa tampil lebih baik. Dia melihat ada perkembangan yang bagus terutama dari Jorji.
“Sayang sekali kalah. Padalah kalau bisa menang lawan (Ratchanok) Intanon di Indonesia Open, kepercayaan diri bisa naik,” kata Rionny.
“Kemarin, mereka memang kurang antisipasi. Selain itu kadang masih ragu sehingga jadinya out. Kalau dalam Japan Open ini sudah bisa oke, selanjutnya bisa meningkat lagi,” imbuhnya.(JPG)

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment