Home »
» Simulasi Pileg 2019, Persaingan Antar Caleg di Kabupaten Bogor Berlangsung Ketat. Berikut Datanya!
BOGOR-RADAR BOGOR, Perebutan suara antara calon
legislatif (caleg) di Kabupaten Bogor diprediksi bakal berlangsung
ketat. Bahkan, ada tiga wilayah di Kabupaten Bogor yang layak disebut
daerah pemilihan (dapil) neraka, karena saking sengitnya persaingan.
Kondisi itu tergambar dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara
Pileg 2019 Kabupaten Bogor yang dilakukan Radar Bogor pada Kamis
(21/2/2019) hingga Sabtu (23/2/2019), tiga dapil neraka itu di antaranya
dapil I dan II dan III. Di tiga itu, selisih suara antar-calon sangat
tipis.
Misalnya di dapil I Kabupaten Bogor yang meliputi Cibinong,
Citeureup, Sukaraja Klapanunggal dan Babakan Madang. Sebanyak 5,29
persen warga mencoblos Fonny Oktarina. Torehan ini membuat calon
legislatif (caleg) asal Demokrat itu mendapat suara tertinggi. Unggul
tipis dari Januaria Quarta dari Golkar di tempat kedua dengan suara 4,50
persen. Sedangkan posisi ketiga ditempati caleg asal Gerindra Rudy
Susmanto dengan 3,70 persen suara. Sementara caleg petahana dari PDI-P
Saptariyani menempel dengan 2,38 persen suara.
Di bawah keempat caleg itu, jarak perolehan suara caleg-caleg lainnya
tak terpaut jauh. Arif Abdi dari PAN misalnya. Dia mampu menoreh angka
1,85 persen diikuti caleg pendatang baru Gada Sembada dari PDI-P. Mantan
birokrat tersebut memperoleh 1,32 persen suara.
Persaingan sengit juga terjadi di Dapil II Kabupaten Bogor. Bahkan
selisih antara caleg suara tertinggi dan kedua hanya 0,89 persen. Dimana
caleg asal PAN Ghozali memuncaki suara dengan torehan 5,86 persen.
Disusul caleg petahana asal Gerindra Adi Suwardi 4,97 persen suara.
Sementara Sulaeman dari PKS dan Moch Hanafi dari Demokrat yang juga
caleg petahana harus berbagai suara yang sama dengan perolehan 3,02
persen. Seperti dengan dapil I Kabupaten Bogor, dapil yang meliputi
Cileungsi, Gunung Putri, Sukamakmur Jonggol, Cariu dan Tanjungsari ini
juga diisi oleh mantan birokrat. Adalah Beben Suhendar dari Gerindra
yang mampu bersaing dengan torehan 2,84 persen suara.
Beranjak di dapil III Kabupaten Bogor yang meliputi Ciawi,
Megamendung, Cisarua, Caringin, Cijeruk, Cigombong dan Tamansari
perebutan suara tidak lagi seketat dua dapil sebelumnya. Namun masih
cukup sengit. Ahmad Taufik asal PAN menjadi caleg yang paling banyak
dicoblos dengan torehan 11,63 persen. Disusul Fahir Malfahim asal Nasdem
8,31 persen dan Habib Rifkifauzan dari Gerindra 7,76 persen. Dibawah
ketiganya ada Asep Buldan dari PKS yang meraup 4,71 persen suara.
Lalu bagaimana dengan tiga dapil lainnya? Dalam hasil simulasi
pencoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor yang dilakukan Radar
Bogor, selisih antara caleg suara tertinggi dengan kedua dan seterusnya
terlalu jomplang. Semisal di Dapil IV Kabupaten Bogor. Caleg asal Golkar
Puguh Kuswanto mendominasi suara dengan torehan 14,21 persen. Sementara
Muhammad Romli dari PPP yang berada di urutan kedua hanya mendulang
4,52 persen suara.
Hasil ini juga terjadi di Dapil V Kabupaten Bogor yang meliputi
Leuwiliang, Leuwi Sadeng, Nanggung, Sukajaya, Cigudeg, Jasinga, Tenjo
dan Parung Panjang. Perolehan M Raushan Fikri jauh meninggalkan
caleg-caleg lain. Caleg asal PAN itu memperoleh 8.88 persen suara.
Diikuti Rendra Lesmana dari PPP dengan 3,66 persen dan Agus Awaludin
dari Golkar 2,61 persen.
Sementara untuk Dapil 6 Kabupaten Bogor. Raden Dadang Zaelani dari
PAN memuncaki perolehan suara dengan torehan 16,62 persen. Diikuti
Rosdiana caleg asal PDI-P 8,31 persen dan Muhmud dari PKB yang
memperoleh 6,75 persen suara.
Perlu diketahui, simulasi penyoblosan surat suara pileg 2019
Kabupaten Bogor masih satu rangkaian dengan simulasi Pileg 2019 Kota
Bogor. Kegiatan ini rutin dilakukan Radar Bogor jelang berlangsungnya
sebuah pesta demokrasi.
Pemimpin Redaksi (Pemred) Radar Bogor, Aswan Achmad menuturkan, simulasi penyoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten
Bogor terbilang paling menantang. Lantaran ruang lingkup simulasi yang
sangat luas. Ada 40 kecamatan yang didatangi tim simulasi. “Tim ini
kemudian menyebar sesuai dengan daerah pemilihan,” ujarnya.
Seperti simulasi yang dilakukan di Kota Bogor (Baca Radar Bogor Edisi 25 Februari 2019), tim
simulasi bergerak ke titik-titik keramaian di enam daerah pemilihan
Kabupaten Bogor. Dimulai dari puskesmas, kantor kecamatan/kelurahan, pasar
tradisional hingga pusat perbelanjaan. Dengan membawa tiruan kotak
suara tim simulasi mempersilakan pemilih potensi untuk menggunakan hak
suaranya secara sukarela.
Sementara itu, selisih suara yang tipis antar caleg dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor yang dilakukan Radar Bogor
menjadi tantangan sendiri bagi partai politik di Tegar Beriman.
Ketua DPD PAN Kabupaten Bogor Arif Abdi menilai, perolehan suara
yanng tipis dalam hasil simulasi Radar Bogor, karena caleg-caleg baru
mau bekerja keras untuk menggerakan mesin partai. Mereka pede melawan
caleg-caleg petahana yang notabene sudah mempunyai basis massa.
“Kami percaya proses tidak akan menghianati hasil. Begitu juga dengan
apa yang sudah dilakukan caleg-caleg baru yang berjuang dari nol,”
imbuhnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Wakil Ketua DPD Golkar Kabupaten
Bogor, Aan Triana Alhmuharom. Menurut dia, kerja keras caleg baru
membuat persaingan suara tidak hanya menjadi milik petahana.
“Makanya kunci untuk bisa mendapat suara masyarakat adalah silaturahmi, datangi masyarakat dan tampung keluhannya,” tukasnya. (dka/d)
0 komentar:
Post a Comment