Banner 1

Parah! Pedestrian Belum Bersih dari PKL

BOGOR – Pemkot Bogor terus berbenah menjelang akan diresmikannya fasilitas pedestrian (pejalan kaki) Kebun Raya Bogor (KRB). Sejumlah SKPD dikumpulkan dalam rapat di Paseban Surawisesa Balaikota, Kamis (05/01/2017). Salah satu masalah yang menjadi sorotan Walikota Bogor Bima Arya adalah jalur pedestrian yang belum steril......

Menang di #WeLoveCities, Bogor Dinobatkan Sebagai Kota Paling Dicintai di Seluruh Dunia

BOGOR- BOGOR - Setelah melewati proses panjang, akhirnya Kota Bogor meraih kemenangan di ajang #WeLoveCities dan dinobatkan sebagai kota paling dicintai di seluruh dunia dalam ajang yang digelar World Wide Fund for Nature....

PSB Bogor Sukses Gulung Persima Majalengka

BOGOR - PSB Bogor berhasil meraih poin penuh dalam lanjutan Liga Nusantara 2016. Tidak tanggung-tanggung anak-anak Laskar Pakuan menggulung tim asal Jawa Barat lainnya, Persima Majalengka enam gol tanpa balas....

Hadapi Liga Nusantara, PSB Matangkan Persiapan

BOGOR–Skuat PSB terus mengasah kemampuannya dalam rangka persiapan menghadapi Liga Nusantara (Linus) di Depok pada 8-11 Agustus nanti. Bertempat di Stadion Padjajaran, kemarin tim kebanggaan warga Kota Bogor ini melakoni uji tanding melawan kesebelasan Ciomas....

Mantap! Atasi Pemotor Nekat, Walikota Instruksikan Patroli di Jalur Sepeda Otista

BOGOR – Aksi Mahesa Jenar (13) dan Wildan Pratama Putra (13) yang nekat memalang sepedanya di jalur sepeda Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) yang dilewati pengguna sepeda motor jelas menampar telak Pemkot Bogor.Walikota Bima Arya bahkan mengaku greget jika melewati Jalan Otista. Jalur yang dibangun khusus untuk sepeda seringkali dikuasai sepeda motor, berbeda dengan.......

Thursday, 28 June 2018

”Ganti Presiden” Jadi Kejutan Asyik



BANDUNG- RADAR BOGOR,Sedari awal kontestasi pemilihan calon gubernur Jawa Barat 2018 dimulai, aura kebintangan milik pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu (Asyik) tak kunjung bersinar terang.
Bahkan, banyak hasil sigi sejumlah lembaga survei menempatkan calon besutan koalisi Partai Gerindra dan PKS ini di posisi paling buncit. Tapi di hari pencoblosan kemarin, semuanya berubah.
Ya, torehan suara yang dikumpulkan pasangan ‘Asyik’ di hari pencoblosan kemarin, memang mengejutkan. Berdasarkan hasil hitung cepat milik Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Indo Barometer, Lingkaran Survei Indonesia (LSI), dan Charta Politika, mereka menempati rangking kedua setelah pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu). Berturut-turut di bawah mereka, terdapat Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2 DM) dan pasangan Tb Hasanuddin dan Anton Charliyan (Hasanah).
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera memerinci strategi yang dipakai pihaknya untuk menaikkan elektabilitas Sudrajat-Syaikhu adalah melancarkan ‘serangan udara’.
“Ada tiga strategi, yang pertama konsolidasi kader. Jadi kader ronda, kader jaga TPS, dan ajak masyarakat berhasil, ini serangan darat.
Serangan udara kita menang di media sosial. Media sosial di H-7 digempur habis. H-7 kita merajai media sosial. Lalu endorser kepada Asyik luar biasa. Memang kami berharap apa pun, siapa pun yang menang, selamat. Tapi kami melihat fakta, realitas, makin menemukan strategi yang tepat untuk ganti presiden di 2019,” jelas Mardani, kemarin.
Padahal, dari sejumlah hasil survei sebelumnya, posisi kedua ditempati selalu ditempati 2 DM. Kemarin, hasil hitung cepat SMRC pasangan Rindu meraih 32,21 persen, Asyik 29,53 persen, 2 DM 25,45 persen, dan Hasanah 12,81 persen.
Indo Barometer bahkan mencatat Rindu 32,26 persen, Asyik 28,38 persen, 2 DM 26,35 persen, dan Hasanah 13,01 persen. Tak jauh berbeda, dalam hitung cepat LSI pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dapat 32,96 persen, Sudrajat-Ahmad Syaikhu 28,08 persen, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 25,99 persen. Sedangkan, Tb Hasanuddin-Anton Charliyan 12,98 persen.
Peneliti senior LSI Denny JA, Aji Al Farabi menilai, kemenangan Asyik di Jawa Barat tidak lepas dari sosok Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
”Sangat besar ya (pengaruh Prabowo), kalau kita lihat dari sisi pengalaman hasil Pilpres 2014 di sana Pabowo menang di atas Jokowi,” ujar Ali, di Kantor LSI Denny JA, Rabu (27/6). Selain itu, faktor yang menentukan adalah ‘nurut’-nya para pendukung Probowo terhadap perintah sang ketua umumnya.
“Oleh karena itu, kita lihat di acara debat kandidat pasangan Asyik mencoba menegaskan kedekatan itu, kedekatan mereka adalah calon yang diusung Prabowo,” ujar Ali.
“Muncul kaus bertuliskan ganti presiden, ganti gubernur saat debat, juga terlihat masif di ruang publik selebaran yang disebar, mereka mencoba menguatkan calon yang diusung Prabowo adalah pasangan Asyik,” sambunya.
Walaupun di Jawa Barat pasangan Asyik kalah, Ali melihat pada Pilpres 2019 nanti nya tidak akan mempengaruhi loyalitas pendukung Prabowo di Bumi Priangan.
”Artinya kalo Prabowo yang maju pengaruhnya di Jawa Barat juga masih kuat,” ujar Ali.
Di sisi lain, Ali menegaskan jika hasil pilkada kali ini tidak memiliki pengaruh secara langsung kepada penyeleng­garaan Pilpres 2019 mendatang. ”Tapi sekali lagi kemenangan ini menurut kami tidak akan pararel nanti dengan hasil di pilres,” ujar Ali. (net)

Sumber : Radar Bogor

Terlindas Bus di Baranangsiang, Driver Ojol Kritis Penumpangnya Tewas. Ada Videonya!



BOGOR – RADAR BOGOR, Kecelakaan lalu lintas terjadi di ruas Jalan Baranangsiang Bogor, Rabu (27/6/2018). Seorang driver ojek online dan penumpangnya terlindas bus tidak jauh dari Pos Polisi Terminal Baranangsiang, tepatnya ditikungan menuju arah Sukasari dari Jalan Tol Jagorawi.
Si penumpang tewas di tempat, sementara drivernya kritis dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Rumah Sakit Bogor Medical Centre (BMC)  Bogor untuk mendapatkan penanganan medis.
Menurut keterangan warga di lokasi kejadian, kecelakaan terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu, kondisi arus lalu lintas tidak terlalu ramai, karena bertepatan dengan pelaksanaan Pilkada Serentak 2018. “Penumpangnya tewas di tempat, kalau tukang ojeknya kritis sudah dibawa ke rumah sakit,” ujar salah satu warga, Rabu (27/6/2018).
Dari video rekaman CCTV, kecelakan tersebut bermula saat driver ojol yang membonceng korban berusaha menyalip sebuah bus Sumber Alam dari sebelah kiri. Saat tiba di tikungan, motor korban tertabrak badan bus hingga jatuh dan terlindas.
Diduga si supir bus tak menyadari ada sepeda motor yang menyalip dari kiri ketika tiba di tikungan, hingga bus terus melaju.
“Kayaknya karena terlalu pinggir, motor terserempet badan bus sampai jatuh pas dikolong bus dan penumpangnya terlindas sampai meninggal,” jelas saksi.
Melihat kejadian itu, warga yang berada dilokasi kejadian langsung menghadang bus tersebut dan melaporkan kejadian ini ke Pos Polisi Terminal Baranangsiang yang ada di seberang tempat kejadian. Polisi pun langsung ke lokasi dan mengabari unit laka untuk identifikasi.
Usai identifikasi di lokasi kejadian, driver ojek yang kritis kemudian dibawa ke BMC untuk mendapatkan penanganan medis. Sedangkan korban tewas dibawa ke Rumah Sakit PMI.
Sementara sang sopir bus langsung diamankan petugas untuk menjalani pemeriksaan. Akibat kejadian ini, arus laulintas dari arah gerbang tol menuju jalan Pajajaran dan Sukasari mengalami kemacetan. (ysp)

Sumber : Radar Bogor

Penumpang Ojol yang Tewas Terlindas Bus di Baranangsiang Seorang Dokter, Ini Identitasnya



BOGOR-RADAR BOGOR, Penumpang ojek online (ojol) yang tewas setelah terlindas bus ditikungan Jalan Baranangsiang dari arah Tol Jagorawi, Rabu (27/6/2018) pagi terungkap.
Dari informasi yang beredar di grup-grup whatsapp, korban diketahui bernama Rizaldi Hutanto, warga Jl Abiyasa Raya 17 Indraprasta, Bantarjati, Kota Bogor, dan berprofesi sebagai seorang dokter.
“Assalamu’alaikum wr wb..Innalillahi wa inna ilayhi raajiun… telah berpulang ke rahmatullah pagi ini Dokter Rizaldi Hutanto (3H SMP4 Tahun 1991), karena laka lantas. Allahumaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa fu’anhu… mohon doa dr akang teteh, insyAllah alm husnul khatimah. Rumah duka di Jl. Abiyasa Raya 17 Indraprasta,” begitu informasi yang beredar di grup whatsapp terkait meninggalnya korban karena kecelakaan lalu lintas itu.
Terlindas Bus di Baranangsiang, Driver Ojol Kritis Penumpangnya Tewas. Ada Videonya!
Berdasarkan penelusuran di akun facebooknya, korban merupakan kelahiran Bondowoso 30 April 1976, pernah belajar di SMAN 5 Bogor dan Universitas Yarsi Jakarta.  Beberapa ucapan belasungkawa pun tampak membanjiri akun korban.
“Innalillahi wa Inna ilaaihi rojiun. Telah meninggal dunia dokter Rizaldi Hutanto maafkan segala kekhilafannya,” tulis akun Facebook Vi Makarawo
“Mendoakan semoga almarhum diberikan tempat yang lapang disisiNya..dan smoga keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan amin YRA,” ucap akun Desak Ketut Ayu Aryani.
“Innalillaahi wa inna ilaaihi rojiun.. InsyaAllah khusnul khotimah, d berikan tempat yg istimewa di sisi Allah.. dan utk keluarga di berikan kesabaran & ketabahan dari Allah..,” tulis akun Idha Nurul.
Seperti yang diketahui, korban tewas setelah terlindas truk di tikungan Jalan Baranangsiang dari arah Tol Jagorawi, Rabu (27/6/2018). Saat itu, korban tengah dibonceng driver ojek online.
Korban tewas di tempat, sementara drivernya kritis dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Rumah Sakit Bogor Medical Centre (BMC)  Bogor untuk mendapatkan penanganan medis. (ysp)

Sumber : Radar Bogor

Peringati HANI dengan Baksos



CIGOMBONG–RADAR BOGOR, Hari Anti Nar­kotika Internasional (HANI) dipe­ringati Balai Besar Rehabilitasi Ba­dan Narkotika Nasional (BNN) di kawasan Lido, Kecamatan Cigombong, dengan menggelar bakti sosial, kemarin (26/6). Baksos digelar berupa khitanan massal dan pengobatan gratis.
Kepala Balai Besar Rehabilitasi BNN Ali Azhar menjelaskan, ke­giatan kemarin merupakan rang­kaian dari puncak peringatan HANI pada 12 Juli nanti. Sebanyak 36 anak mengikuti khitan serta ham­pir 100 orang dapat pengo­batan gratis yang diselenggarakan di gelanggang olahraga itu, ke­marin.
”Kami ikut berperan dalam bakti sosial kepada seluruh masyarakat yang ada di sekitar balai, yaitu masyarakat Desa Wates Jaya dan Desa Srogol.
Yang kami lakukan saat ini sangat diapresiasi oleh mas­yarakat dan banyak yang men­daftar,” beber Ali pada Radar Bogor.
Tujuannya, sambung Ali, BNN ingin mewujudkan mas­yarakat yang sehat tanpa nar­kotika. Menurutnya, Balai Besar Rehabilitasi BNN sendiri tak hanya memberikan pelayanan pengobatan bagi para pengguna narkotika.
”Tapi juga ada kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan balai besar. Seperti di bulan Ra­­ma­dan kemarin kami laku­kan santunan kepada anak yatim, ada 70 anak yang disan­tuni. Dan sekarang ini masya­rakat yang berobat rata-rata usia lanjut,” ungkapnya.
Artinya, kata dia, masyarakat membutuhkan pertolongan kesehatan yang bersifat urgensi. Pada kenyataannya pula, pelayanan kesehatan sekarang ini sudah semakin sulit.
Untuk itu, butuh fasilitas lainnya yang diperbantukan dalam menga­tasi permasalahan tersebut.
”Itu tugas dari balai besar. Di samping itu juga kami tetap memberikan pelayanan utama kepada para pecandu narkotika untuk benar-benar pulih. Supaya mereka tidak memakai narkotika lagi. Kami juga sekaligus sosialisasikan me­ngenai bahaya narkotika,” tukas­nya.(dka/c)

Sumber : Radar Bogor

Kopi Arabica Brazil Tumbuh di Sukamakmur



SUKAMAMUR–RADAR BOGOR, Dataran tinggi Sukamakmur, Kabupaten Bogor, kini lebih dikenal sebagai surga­nya kopi. Ya, lahan pertanian di kawasan rawan bencana itu kini banyak ditumbuhi pohon kopi. Beragam jenis kopi tum­buh subur di sana. Jenisnya pun beragam.
Data dari Pemerintah Keca­matan Suka­makmur, tercatat ada dua desa yang menjadi penghasil kopi terbaik. Yakni di Desa Sukamulya dan Desa Suka­wangi. Untuk di Desa Suka­wangi misalnya, kopi yang ditanam adalah kopi jenis Arabica.
”Semua petani menanam kopi tersebut. Dan kopi Arabica di sini sudah dikenal pencinta kopi di Indonesia,” ujar Kades Suka­wangi Endro Hermawanto kepada Radar Bogor, kemarin (26/6).
Sementara itu, untuk Desa Sukamulya, kopi yang dihasilkan lebih beragam. Bahkan saat ini para petani kopi berhasil menanam kopi Arabica Brazil. Seperti yang terlihat di Kampung Mulyasari, Desa Sukamulya. ”Ara­bica Brazil ini jenis kopi baru yang kami kembangkan di sini dengan cara distek,” ujar petani kopi Mulyasari, Solih kepada Radar Bogor, kemarin.
”Sehingga di Kampung Mulyasari kini ada dua jenis kopi unggulan. Yaitu kopi robus­ta long been dan kopi Arabica Brazil,” katanya lagi.
Selain itu, para petani Mulya­sari pun memproduksi kopi luwak. Namun, kopi luwak yang ada di Mulyasari bukan seperti kopi luwak pada umumnya. “Kopi luwak di sini dihasilkan dari luwak liar. Bukan luwak yang sengaja dipelihara,” tukasnya.(all/c)

Sumber : Radar Bogor

TPS di Puncak Gunung, Dikirim Sehari Lebih Awal



RADAR BOGOR, Apel pagi di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, kemarin (26/6) menjadi awal dimulainya pendistribusian kotak dan surat suara. Sejumlah petugas gabungan mulai Bhabinsa, kamtibmas, Satpol PP, polisi dan TNI berkumpul di sana. Mereka bersiap men­distribusikan logistik ke sejum­lah TPS yang ada di Keca­matan Sukamakmur. Termasuk TPS di pelosok.
Salah satunya TPS 013. Salah satu TPS paling sulit dijangkau petugas. TPS di Puncak Gunung Pancaniti, Kampung Mulyasari, Desa Sukamulya. Untuk men­distribusikan kotak suara dan su­rat suara, petugas gabungan tersebut harus berangkat lebih pagi dari yang lainnya.
”Medan yang sulit, membuat pen­distri­busian dilakukan sehari lebih dulu dari lainnya,” ujar Bhabin­kamtibmas Suka­mul­ya Brigadir Buana kepada Radar Bogor, kemarin.
Untuk mendistribusikan logistik pemilu ke Kampung Mulyasari, memang bukan hal mudah. Selain medan jalan yang hanya bisa dilalui motor trail, cuaca saat ini yang kurang bersahabat juga membuat penyaluran logistik pilkada terhambat. ”Minggu ini kawasan Sukamamur diguyur hujan. Ini yang menjadi kendala. Apalagi kotak suara yang dikirim ke wilayah ini dari kardus, sehingga harus benar-benar berhati-hati agar tidak rusak,” katanya.
Sementara itu, untuk daftar pemilih tetap (DPT) Kampung Mulyasari sendiri tercatat ada 155 orang. ”Jumlah DPT laki-laki ada 83 orang, sedangkan perem­puan 72,” tukasnya. (*/c)
RADAR BOGOR, Apel pagi di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, kemarin (26/6) menjadi awal dimulainya pendistribusian kotak dan surat suara. Sejumlah petugas gabungan mulai Bhabinsa, kamtibmas, Satpol PP, polisi dan TNI berkumpul di sana. Mereka bersiap men­distribusikan logistik ke sejum­lah TPS yang ada di Keca­matan Sukamakmur. Termasuk TPS di pelosok.
Salah satunya TPS 013. Salah satu TPS paling sulit dijangkau petugas. TPS di Puncak Gunung Pancaniti, Kampung Mulyasari, Desa Sukamulya. Untuk men­distribusikan kotak suara dan su­rat suara, petugas gabungan tersebut harus berangkat lebih pagi dari yang lainnya.
”Medan yang sulit, membuat pen­distri­busian dilakukan sehari lebih dulu dari lainnya,” ujar Bhabin­kamtibmas Suka­mul­ya Brigadir Buana kepada Radar Bogor, kemarin.
Untuk mendistribusikan logistik pemilu ke Kampung Mulyasari, memang bukan hal mudah. Selain medan jalan yang hanya bisa dilalui motor trail, cuaca saat ini yang kurang bersahabat juga membuat penyaluran logistik pilkada terhambat. ”Minggu ini kawasan Sukamamur diguyur hujan. Ini yang menjadi kendala. Apalagi kotak suara yang dikirim ke wilayah ini dari kardus, sehingga harus benar-benar berhati-hati agar tidak rusak,” katanya.
Sementara itu, untuk daftar pemilih tetap (DPT) Kampung Mulyasari sendiri tercatat ada 155 orang. ”Jumlah DPT laki-laki ada 83 orang, sedangkan perem­puan 72,” tukasnya. (*/c)

Sumber : Radar Bogor

Alumni Smanel Gelar Sunatan Massal



LEUWILIANG–RADAR BOGOR, Banyak cara untuk memuliakan momentum Idul Fitri 1439 H. FOSIL 2001 yang merupakan alumni SMA Negeri Leuwiliang (Smanel) kembali menggelar bakti sosial. Dipusatkan di halaman sekolah, 40 anak usia sekolah dasar disunat. Sunatan massal ini menjadi agenda tahunan alumni 2001.
”Kami bagi sembako di Desa Kiarasari sekaligus sunatan massal juga di sana,” ujar Agus Susanto, panitia acara kepada Radar Bogor.
Agus mengatakan, kegiatan tahunan ini selalu mendapat respons masyarakat sekitar sekolah. Terlebih, menjadi ajang silaturahmi sesama alumni 2001. Usai disunat, peserta sunatan yang diantar orang tuanya tersebut mendapat bingkisan sarung, ayam bakar, dan uang. Untuk kelancaran acara, panitia juga melibatkan siswa Smanel. Tahun ini menyertakan Pramuka dengan pembimbing dari staf pengajar.
”Pelibatan siswa ini semoga menumbuhkan sikap peduli sesama dan menjadi generasi penerus atau alumni yang peduli dengan masyarakat,’’ imbuh Agus.
Hadir dalam acara tersebut Endang Saepuloh, wakil ketua harian Forum Komunikasi Alumni Smanel Leuwiliang (FKAS) dan Andi Ahmadi, ketua umum Reuni Akbar Smanel 2018 yang akan dihelat pada 16 Desember mendatang.(*/cr3/a)

Sumber : Radar Bogor

Tiga Minggu Kabur, Julian Dibekuk



CIBINONG–RADAR BOGOR,Pelarian Julian (38), juru parkir yang menusuk bos toko kelontong, Eko Margono (49) warga Perumahan Griya Bukit Jaya, Blok E-2 RT07/28, Desa Tlajungudik, Kecamatan Gunungputri, hingga tewas, berakhir.
Selama tiga pekan melarikan diri ke kampungnya di Jalan Merdeka No 82 Pasar Buru, Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Polres Bogor berhasil meringkus Julian, hasil kerja sama dengan Polres Bengkulu. Pelarian Julian berawal dari ulahnya yang menusuk dada Eko lebih dari tiga kali hingga tewas, Sabtu (26/5).
Wakapolres Bogor Kompol Eko Prasetyo mengatakan, Julian yang merupakan juru parkir memarkirkan mobil tepat di depan toko milik korban, sehingga korban menegur pelaku agar menggeserkan mobil tersebut sedikit ke samping.
”Pelaku dan korban cekcok mulut persis di samping Alfamart Griya Bukit Jaya,” urai Eko dalam keterangan pers di Mapolres Bogor, kemarin (26/6).
Eko melanjutkan, pukul 19.00 WIB, usai mengantar pesanan Aqua galon dari pelanggan meng­­gunakan sepeda motor, di tengah perjalanan korban bertemu kembali dengan pelaku yang sama-sama menggunakan motor.
“Mereka sama-sama berhenti dan saling dorong. Pelaku menge­luarkan pisau dari belakang bajunya dan korban berusaha lari.Namun sempat dikejar pelaku dan korban pun ditusuk bagian dadanya,” ungkapnya.
Setelah korban sempoyongan, masih kata Eko, pelaku melarikan diri dan korban ambruk. Akhirnya korban ditolong warga dan dibawa ke Klinik Ikyapida Tlajung Udik.Belum sampai di klinik, korban tak tertolong.
”Motifnya dendam, sakit hati, pelaku tidak terima karena ditegur dengan kata-kata kasar oleh korban. Mereka pada dasarnya saling mengenal. Selepas keja­­dian, pelaku langsung melarikan diri,” tuturnya.
Lebih lanjut Eko menuturkan, barang bukti yang diamankan yaitu sebilah pisau milik pelaku, satu setel baju korban dan pelaku, serta satu unit hp.
”Pelaku dikenakan Pasal 351 KUHP ayat (3), jo 338 jo 340 KUHP dengan ancaman hukuman selama dua puluh tahun penjara,” tandasnya.(wil/c)

Sumber : Radar Bogor

Tumpukan Sampah Bikin Kumuh



LEUWILIANG–RADAR BOGOR,Tak PKL yang mem­buat kumuh Pasar Leu­wiliang. Tumpukan sampah yang menggunung pun me­­nambah kesemrawutan pasar terbesar wilayah Bogor Barat tersebut. Tak sedikit pedagang Pasar Leuwiliang memprotes gundukan sampah di area parkir belakang pasar.
Menurut para pedagang, tum­­pukan sampah sangat meng­ganggu aktivitas perniagaan di area PD Pasar Tohaga Leuwiliang. Di area yang semestinya dijadikan lahan parkir itu, saat ini malah dijadikan tempat pembuangan sampah.
Seperti diutarakan Hilman (32), salah satu pedagang.
”Tadi pagi sebagian pedagang protes ke kepala Pasar Leuwiliang. Mereka minta agar persoalan sampah cepat diatasi. Jangan menumpuk seperti itu. Kalau tidak bisa diatasi, sebaiknya ganti saja kepala pasarnya. Soalnya ini sudah sangat mengganggu,” ujarnya ketika ditemui Radar Bogor, kemarin (26/6).
Hal senada diutarakan Asep Saepuloh, ketua Paguyuban Pemuda Leuwiliang. Ia menilai, kepala Pasar Leuwiliang belum mampu mereformasi pasar.
”Kalau semua pihak serius menata dan membenahi pasar dari segala sisi, termasuk sampah, saya rasa tumpukan sampah di sini tidak akan ada. Efek psikologisnya, para pembeli juga enggan masuk ke area belakang. Yang dirugikan bukan hanya pedagang, tapi pembeli. Pasar seharusnya nyaman. Ini kan pasar terbesar di Bogor Barat,” ungkap Asep.
Terpisah, Kepala Pasar Tohaga Leuwiliang Wawan ketika dikonfirmasi Radar Bogor tak menampik adanya gunungan sampah tersebut. Pihaknya akan mengambil langkah-langkah penting untuk menangani persoalan sampah.
”Kami sedang koordinasi dengan pusat dan pihak ketiga untuk menangani persoalan sampah. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini sudah tidak ada lagi tumpukan sampah di sana,” tukasnya.(cr3/c)

Sumber : Radar Bogor

Orang Tua Harus Paham Sistem Zonasi



BOGOR–RADAR BOGOR,Selama ini calon siswa baru bisa memilih sekolah sesuai dengan keinginan masing-masing. Namun, pada 2018, kebiasaan itu tidak bisa diterapkan. Penerimaan peserta didik baru (PPDB) sudah berdasarkan zonasi. Sistem ini akan menyesuaikan calon peserta didik memilih sekolah sesuai dengan domisili tempat tinggalnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Fahrudin menuturkan, ada beberapa poin penting dalam PPDB tingkat SD dan SMP yang sudah menggunakan sistem zonasi. Dimana, sistem zonasi yang diterapkan dalam PPDB SD sudah berbasis rukun tetangga (RT).
“Dengan diterapkannya sistem zonasi itu, calon siswa dari RT yang sama dengan sekolah negeri yang dituju, harus diakomodasi,” ujar dia dalam kunjungannya di Graha Pena, Jalan KH Abdullah Bin Nuh, kemarin (26/6).
Ditemani Sekdis Jana Sugiana dan sejumlah kepala sub bagian, Fahmi –sapaan akrabnya– menjelaskan, syarat untuk masuk SD yaitu minimal usia anak enam tahun. Sekolah tidak bisa menerima anak yang umurnya di bawah enam tahun tanpa rekomendasi psikolog. Ini untuk mengantisipasi keadaan apabila anak mengalami kejenuhan atau stres.
Terkait umur dan sistem zonasi, orang tua yang mendaftarkan anaknya dalam lingkaran satu RT dengan sekolahnya, akan ditambah lima bulan pada umur anak tersebut sehingga dipastikan anak akan diterima berdasarkan umur.
“Peluang dia diterima semakin tinggi karena peringkatnya berdasarkan usia,” kata Fahmi.
Ia mengatakan, makin jauh lokasinya makin berkurang tambahan usianya. Sehingga, Fahmi berharap nantinya tidak ada lagi, misalkan, orang Bogor Baru bersekolah di Jalan Baru.
Berbeda dengan SD, sistem zonasi SMP mengalami naik tingkat yakni berbasis kelurahan. Jika peserta didik memilih sekolah yang berada dalam satu kelurahan dengan rumahnya, maka akan mendapatkan poin tambahan 20 ditambah total nilai ujian nasional.
“Poin tersebut akan terus berkurang 5 poin jika pemilihan sekolah di luar kelurahan,” ucapnya.
Fahmi melanjutkan, sistem zonasi ini berakar dari Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017. Untuk itu, para orang tua harus bisa memahami bahwa permendikbud ini tidak bisa segera memenuhi keinginan orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka ke sekolah unggulan.
Namun, Fahmi tak menampik sistem zonasi ini masih banyak keluhan, lantaran ada peserta didik yang tidak memiliki sekolah di kelurahannya. Tapi, menurutnya, sistem zonasi akan membuat kita sadar bahwa pendidikan khususnya di Kota Bogor sangat belum merata.
“Sehingga kami sangat optimis ini menjadi peru­bahan yang sangat baik ke depannya. Saya juga berharap ini didukung oleh masyarakat,” tutupnya. (ran/c)

Sumber : Radar Bogor

Warga Tolak Jasad Terduga Teroris



BOGOR–RADAR BOGOR,Sejumlah warga menolak jenazah para teroris dikubur di lingkungannya. Salah satunya adalah warga RT 04/07, Bantarkemang, Kelurahan Baranangsiang, Kota Bogor, yang menolak jasad terduga teroris AZW (31) yang ditembak mati Densus 88 Antiteror, Sabtu (23/6). AZW bersama rekannya diduga akan melakukan amaliah atau aksi teror saat pilkada Jawa Barat hari ini (27/6).
Ketua RT 04/07 Bantarkemang, Baranangsiang, Abdulrohman mengaku sudah didatangi oleh salah satu petugas Polda Metro Jaya untuk membicarakan nasib pemakaman jenazah AZW. Namun, pihaknya sama sekali belum ada obrolan dari pihak keluarga terkait pemakaman AZW. “Kalau kami, menunggu kesepakatan pengurus RT, RW, dan tokoh masyarakat dulu,” beber Abdulrohman kepada Radar Bogor.
Menurut dia, dari obrolan dengan beberapa pengurus secara pribadi, sebagian masyarakat tidak setuju bila jenazah AZW dimakamkan di Bantarkemang, Kelurahan Baranangsiang. Sebab, warga beranggapan bahwa almarhum telah mencoreng nama baik kampung, wilayah, dan juga jadi musuh negara.
“Walaupun memang keputusan rapat resmi belum ada. Tapi respons sementara dari obrolan-obrolan masyarakat kurang setuju. Toh keluarga juga belum lapor ke kami,” tegasnya.
Sebagai pengurus RT, Abdulrohman tidak merasa takut jika nantinya sikap warga menolak. Warga Baranangsiang siap menghadapi tekanan dan perlawanan apa pun. Sebab, penolakan pemakaman, menurut Abdulrohman, tidak sebanding dengan efek teror yang dibuat para pelaku teror.
“Lebih kejam mana antara membunuh dan bom bunuh diri? Apalagi sampai melukai orang yang tidak berdosa. Jadi, wajar jika saya pribadi tidak setuju dia dimakamkan di sini,” tegasnya.
Menurut dia, negara akan kuat bukan hanya karena kekuatan TNI dan Polri. Tapi, dari persatuan masyarakat dalam menjaga kedaulatan negara. “Di sinilah pemberantasan terorisme yang sesungguhnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Brigadir Jenderal Muhammad Iqbal mengatakan, AZW dan temannya, AS, pernah mengikuti pelatihan semimiliter di Gunung Gede pada 2014 bersama Bahrunsyah dan Ahmad Syarifudin. “Serta merencanakan amaliah dalam pelaksanaan Pilkada Jabar 2018,” bebernya.
Kedua terduga teroris itu ditangkap ketika naik sepeda motor di Jalan Tole Iskandar, Kota Depok, Sabtu (23/6).
“Dalam proses penyergapan, terduga teroris melakukan perlawanan dengan menyerang petugas dan mengancam nyawa petugas menggunakan pisau komando dan pistol,” ucap Iqbal.
Dari jenazah dan sepeda motor terduga teroris itu, polisi menyita barang bukti satu bilah pisau komando dan satu pucuk pistol FN beserta magasin dan 10 butir peluru kaliber 9 milimeter.(cr3/c)

Sumber : Radar Bogor 

Tega! Pria di Sukasari Dibacok Mantan Menantu




BOGOR–RADAR BOGOR,Aktivitas warga RT 04/03, Kelurahan Sukasari, Bogor Timur, Senin malam (25/6) kemarin pukul 21.36 WIB, dikejutkan adanya peristiwa tragis. Ahmad Sahbandi (57), warga Sukasari, dibacok oleh mantan menantunya, Hasan (38) di kediamannya, Jalan Sukamulya.
Kejadian mengenaskan itu, diduga lantaran pelaku tidak terima mantan istrinya, NT (35) yang juga anak korban, menikah lagi.
Kapolsek Bogor Timur, Kompol Marsudi Widodo, dalam keterangannya mengatakan, pelaku datang ke rumah korban dengan berteriak meminta korban untuk keluar rumah. Setelah korban keluar dan berdiri di halaman rumah, pelaku langsung masuk dan membacoknya.
“Pelaku membacok korban pakai golok,” katanya.
Marsudi menjelaskan, saat itu sabetan senjata tajam mengenai leher korban sebelah kanan sebanyak tiga kali. Akibatnya, korban mengalami luka sayatan dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
“Korban masih dalam perawa­tan intensif di RSUD Ciawi, sedangkan pelaku langsung melarikan diri,” ujarnya.
Marsudi menambahkan, dugaan sementara dari keterangan saksi, pelaku nekat melakukan penganiayaan karena dendam. Saat ini, polisi sudah mengamankan pelaku yang sempat melarikan diri tersebut.
“Motifnya karena cemburu istrinya nikah lagi. Kami tindak dengan perkara tindak pidana penganiayaan berat dengan ancaman lima tahun penjara,” ucapnya.
Korban, kata Marsudi, men­de­rita luka sayatan senjata tajam di leher, kepala dan telinganya. Berdasarkan kete­rangan warga sekitar, peristiwa cekcok tersebut sering terjadi namun diselesaikan di tingkat RT.
“Kami sudah men­datangi lokasi, memeriksa saksi, dan korban sudah divisum,” ucapnya.(don/c)

Sumber : Radar Bogor

Segera Berlakukan Terminal Parkir Elektronik


BOGOR–RADAR BOGOR,Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) segera meluncurkan sistem pembayaran elektronik berbasis uang elektronik Multi Issuer pada terminal parkir elektronik (TPE).
Sistem pembayaran di TPE atau biasa disebut mesin e-parkir tepi jalan ini, nantinya akan dioperasikan di ruas-ruas jalan Kota Bogor, yang diawali di ruas Jalan Otista dan Jalan Suryakancana.
Kabid Sarana dan Prasarana Dishub Kota Bogor, Dody Wahyudin menjelaskan, melihat tertatanya pendapatan daerah dari retribusi parkir di Kota Jakarta dan Bandung, membuat Pemkot Bogor melalui Dishub tertantang menerapkan sistem yang sama di jantung pergerakan bisnis Kota Hujan, yaitu di bilangan Otista dan Suryakancana.
“Central business district Kota Bogor kan di sekitar Otista dan Suryakancana. Makanya, kami mengawali pilot project ini di dua tempat tersebut,” ungkapnya kepada Radar Bogor, kemarin (26/6).
Tujuan penggunaan TPE ini, kata Dody, adalah untuk meningkatkan pendapatan retribusi parkir. Selama ini, pendapatan dari parkir tidak sesuai dengan potensi yang ada. Meskipun demikian, ia tidak menampik bahwa program ini membutuhkan waktu agar sesuai dengan ekspektasi. Sosialisasi kepada masyarakat adalah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh Dishub.
“Ini kan hal baru di mana membayar parkir yang biasanya manual menjadi elektronik. Pastilah butuh waktu dari masyarakat yang puluhan tahun terbiasa bayar parkir ngambil uang kemudian bayar ke manusia, ke tukang parkir, tiba-tiba harus berubah meluangkan waktu,” katanya.
Dody mengatakan, akan ada dua alat yang dipasang di Jalan Otista dan 16 alat di sepanjang Jalan Suryakancana. Total ada 18 alat yang menghabiskan dana kurang lebih Rp2,6 miliar termasuk dana alat serta lain-lain.
Fokus utama Dishub meluncurkan sistem ini tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada puluhan tukang parkir yang berada di lokasi tersebut. Dody mengatakan, ada kurang lebih 40 petugas parkir sukarelawan di sana yang nantinya akan diangkat menjadi pekerja kontrak paruh waktu (PKPW) yang akan digaji.
“Namun, dari total sekitar 40 orang, yang akan dipekerjakan nantinya hanya sebanyak 16 petugas di Otista dan Suryakancana. Sisanya akan kami pindahkan ke lahan parkir lain yang selama ini masih dikelola oleh parkir liar,” tegas Dody.
Saat ini, lanjut Dody, proses masih menunggu pengiriman alat yang dibeli melalui e-katalog tidak melalui proses lelang. Dan rencananya, Agustus nanti alat tersebut sudah terpasang dan bisa digunakan masyarakat.
“Yang masih kami pikirkan juga ke depan bagaimana tidak ada kecurangan, entah itu penarikan uang lagi oleh petugas atau juga masyarakat yang tidak membayar. Ini masih menjadi evaluasi kami,” tutupnya. (ran/c)

Sumber : Radar Bogor

Terancam Longsor Susulan Oleh radbogmin2 - 27 Juni 2018




BOGOR – RADAR BOGOR,Guna mengisi 25 bangku kepala sekolah (kepsek) tingkat sekolah dasar di Kota Bogor pada 2019 mendatang, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor melakukan pembekalan terhadap 37 bakal calon kepsek di Aula Dinas Pendidikan Kota Bogor, kemarin (26/6).

Kasubag Umum dan Kepegawaian Disdik Kota Bogor, Ayub Cahyono menjelaskan, pada 2019 mendatang, sebanyak 25 kepala SD akan memasuki masa purnabakti atau pensiun. Hal ini mengharuskan Disdik untuk mengikutsertakan sejumlah peserta guna mengisi kekosongan jabatan tersebut.
“Jadi, kami lakukan pembekalan dari sekarang, sehingga nanti mereka tinggal langsung dilantik dengan syarat-syarat yang sudah lengkap,” bebernya kepada Radar Bogor.
Sesuai dengan Permendikbud No 28/2010 yang diganti dengan Permendikbud No 6/2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, ada syarat tertentu yang harus diikuti. Pertama, sebelum ikut diklat sampai mendapatkan sertifikasi harus mengikuti seleksi dulu. Dimulai dari seleksi administratif yang berlanjut ke seleksi akademik.
“Pembekalan ini berkaitan dengan seleksi akademik untuk mereka di awal Juli mendatang,” kata Ayub.
Dari seleksi akademik, Ayub mengatakan, kemungkinan yang lolos paling banyak setengahnya dari yang ikut serta. Atau dalam angka, dari 37 ini mungkin hanya 15 orang yang akan lolos. Sisanya, Disdik pun sebenarnya saat ini sudah punya sebanyak 12 stok calon kepala sekolah yang sudah lulus seleksi yang menjadi persyaratan dalam permendikbud.
“Karena bagaimanapun juga kami harus memiliki stok kepala sekolah agar tidak kosong terlalu lama. Begitu juga bagi yang lolos seleksi tahun ini, akan ada beberapa yang harus menunggu, seperti waiting list,” tambahnya.
Melalui pembekalan ini, Ayub mengatakan bahwa peran Disdik nantinya hanya sampai di pembekalan-pembekalan seperti ini. Karena nantinya mereka harus mengikuti seleksi yang ketat yang diselenggarakan pemerintah pusat.(ran/c)

Sumber : Radar Bogor

Disdik Geber 37 Bakal Calon Kepsek



BOGOR – RADAR BOGOR,Guna mengisi 25 bangku kepala sekolah (kepsek) tingkat sekolah dasar di Kota Bogor pada 2019 mendatang, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor melakukan pembekalan terhadap 37 bakal calon kepsek di Aula Dinas Pendidikan Kota Bogor, kemarin (26/6).
Kasubag Umum dan Kepegawaian Disdik Kota Bogor, Ayub Cahyono menjelaskan, pada 2019 mendatang, sebanyak 25 kepala SD akan memasuki masa purnabakti atau pensiun. Hal ini mengharuskan Disdik untuk mengikutsertakan sejumlah peserta guna mengisi kekosongan jabatan tersebut.
“Jadi, kami lakukan pembekalan dari sekarang, sehingga nanti mereka tinggal langsung dilantik dengan syarat-syarat yang sudah lengkap,” bebernya kepada Radar Bogor.
Sesuai dengan Permendikbud No 28/2010 yang diganti dengan Permendikbud No 6/2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, ada syarat tertentu yang harus diikuti. Pertama, sebelum ikut diklat sampai mendapatkan sertifikasi harus mengikuti seleksi dulu. Dimulai dari seleksi administratif yang berlanjut ke seleksi akademik.
“Pembekalan ini berkaitan dengan seleksi akademik untuk mereka di awal Juli mendatang,” kata Ayub.
Dari seleksi akademik, Ayub mengatakan, kemungkinan yang lolos paling banyak setengahnya dari yang ikut serta. Atau dalam angka, dari 37 ini mungkin hanya 15 orang yang akan lolos. Sisanya, Disdik pun sebenarnya saat ini sudah punya sebanyak 12 stok calon kepala sekolah yang sudah lulus seleksi yang menjadi persyaratan dalam permendikbud.
“Karena bagaimanapun juga kami harus memiliki stok kepala sekolah agar tidak kosong terlalu lama. Begitu juga bagi yang lolos seleksi tahun ini, akan ada beberapa yang harus menunggu, seperti waiting list,” tambahnya.
Melalui pembekalan ini, Ayub mengatakan bahwa peran Disdik nantinya hanya sampai di pembekalan-pembekalan seperti ini. Karena nantinya mereka harus mengikuti seleksi yang ketat yang diselenggarakan pemerintah pusat.(ran/c)

Sumber : Radar Bogor

Melihat Wisuda Kedua Universitas Pakuan Bogor



Momen wisuda menjadi salah satu peristiwa yang menggembirakan bagi seorang mahasiswa dan keluarganya. Terlebih jika merengkuh gelar tersebut tepat pada waktunya.
Kegembiraan inilah yang dirasakan oleh 713 mahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) Bogor yang diwisuda di gedung Braja Mustika, Jalan dr Semeru, kemarin (26/6).
Rektor Unpak Bogor, Bibin Rubini mengungkap, seharusnya wisuda gelombang kedua ini digelar pada Mei. Namun karena bertepatan dengan bulan Ramadan, wisuda terpaksa diundur pada Juni.
“Ada 713 wisudawan yang diluluskan oleh Unpak. Terdiri dari program doktor, magister, sarjana, dan diploma,” ujarnya.
Ratusan wisudawan itu akan menambah jumlah alumni yang kini sudah berkiprah di berbagai macam instansi. Baik pemerintah maupun swasta.
Bahkan, sebagian dari mereka ada juga yang berwiraswasta. Bibin berharap agar para wisudawan ini dapat membuka lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Menurut Bibin, bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan saja tidak cukup untuk dapat berkiprah di masyarakat.
Maka itu, harus ditambah dengan keterampilan lain berupa soft skill yang bisa menjadikan mereka bermanfaat di masyarakat.
“Soft skill ini mulai dari keterampilan berkomu­nikasi, kemudian akhalakul kharimah atau karakter. Terutama bagaimana mereka bisa menerapkan nilai-nilai dasar kemanusiaan, keadilan, kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab. Sehingga bisa membangun perekonomian negara,” tuturnya.
Dia berpesan, kebermaknaan hidup seseorang itu tidak hanya diukur dari gelar pendidikan, kekayaan, maupun pangkat dan jabatan. Akan tetapi, dari seberapa besar dia memberikan kontribusi dan manfaat bagi masyarakat.
Sesuai dengan visi Universitas Pakuan yang unggul, mandiri, dan berkarakter. Sebab, apa artinya kita cerdas namun tidak memiliki etika dan tata krama.
“Jadi, yang terpenting ada keseimbangan antara pe­ngetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Di sisi lain, juga baik dalam bersikap dan berperilaku,” imbuhnya.(cr4/c)

Sumber : Radar Bogor

Ini Pesan Bupati Bogor Nurhayanti saat Nyoblos di Rumahnya



BOGOR-RADAR BOGOR, Jelang masa akhir jabatannya, Bupati Bogor Nurhayanti turut menyalurkan hak suaranya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 gubernur, bupati dan walikota.
Yanti – sapaan akrabnya- selain mengajak masyarakat turut menyalurkan hak pilih, ia juga berpesan kepada calon yang terpilih nanti agar dapat melanjutkan program berkesinambungan bagi kesejahteraan rakyatnya.
“Kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Bogor, saya mengingatkan hari ini adalah pesta demokrasi masyarakat Kabupaten Bogor, untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat. Serta Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bogor,” kata ujar Yanti kepada radarbogor.id  di TPS 06 Kelurahaan Ciomas Rahayu, Rabu  (27/6/2018).
Oleh karenanya, lanjut dia, gunakan hak pilih anda dengan mendatangi TPS seusai dengan jadwal waktu yang sudah ditetapkan.  Yanti memastikan Pikada Serentak yang berlangsung di Kabupaten Bogor berjalan aman sukses tanpa ekses.
“Ini merupakan pesta demokrasi yang berintegritas. Insya Allah akan melahirkan pemimpin yang berintegritas pula,” imbuhnya.
Yanti  berharap bisa mengacu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ia pun berpesan bagi calon bupati yang terpilih nanti merupakan putra terbaik masyarakat Kabupaten Bogor. Oleh karennya,  wajib melakukan program berkesinambungan yang telah dilaksanakan pemerintahan sebelumnya.
“Jadi mudah-mudahan akan memberikan percepatan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor,” pesan Yanti.
Bupati Bogor berangkat menuju TPS pada pukul 08:00 WIB dengan menggunakan pakaian batik sambil berjalan kaki untuk menyalurkan hak suaranya.
“Saya mengajak kepada paslon dan tim kemenangan agar bisa menjaga kondusivitas. Siapapun nanti pemenangnya, itu adalah pilihan masyarakat untuk memimpin Jawa Barat dan Kabupaten Bogor, lima tahun kedepan, ” pungkasnya. (don)

Sumber : Radar Bogor

Bersaing Ketat



BOGOR – RADAR BOGOR, Salah satu Calon Walikota Bogor, Achmad Ru’yat menyalurkan hak pilihnya ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) 16 RW 12 Bogor Raya Permai, Curug Bogor Barat.
Dengan t-shirt polo dan topi koboy serta celana jeans biru, Ru’yat  didampingi istri dan anak-anaknya, berjalan kaki dari rumah menuju TPS sekitar pukul 08:34.
Sembari menyapa pemilih lain, istri Ru’yat langsung mendaftar dan tanpa harus menunggu lama sudah mendapatkan giliran untuk mencoblos. Ru’yat sendiri mendapat nomor urut 80 sedangkan istrinya 81.

Ru’yat berharap Pilkada Serantak berjalan kondusif dan berkualitas, damai serta sesuai jadwal. “Bisa berjalan lancar dan pastinya berkualitas,” terang Ru’yat kepada Radar Bogor, kemarin.
Pilkada yang berjalan lancar dan damai, kata dia dapat menghasilkan pemimpin yang dibutuhkan masyarakat. Apalagi, banyak hal yang harus diselesaikan di Kota Bogor sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Siapapun yang menang nanti, pemimpin baru harus bisa cepat merespon keinginan masyarakat,” tegas Ru’yat. Bahkan pemimpin baru yang terpilih mendatang harus bisa kerja lebih keras dan serius.
Terkait dengan persiapan sebelum ke TPS, Ruyat mengaku tidak ada aktivitas khusus. Sebelum berangkat, ia hanya berdoa bersama begitu juga saat mencoblos. “Hanya lebih banyak berdoa, membaca Al Fatihah dan istigfar serta membaca Surat Yasin,” ungkapnya.
Usai menyalurkan hak pilihnya, Ruýat menyempatkan diri bersilahturahmi dengan warga. Sekitar pukul 09:23, ia pun meninggalkan TPS dilanjutkan berkeliling sekitar kediamannya. (mer)
BOGOR- RADAR BOGOR,Ketat dan menegangkan. Itulah suasana yang diprediksi bakal berlangsung di pemilihan bupati (Pilbup) Bogor kali ini. Dari lima nama pasangan calon yang sedang bersaing, pertarungan sengit justru hanya akan terjadi antara dua Ade.
Hal itu diungkap pengamat politik Bogor, Yusfitriadi. Pilbup 2018 merupakan arena pertarungan politik milik dua Ade; Ade Yasin dan Ade Ruhandi. Sebab, melihat hasil sigi sejumlah lembaga survei dan opini di masyarakat, tingkat keterpilihan duo Ade memang yang paling dominan.
“Kalau saya lihat di lapangan, selama ini dua paslon itu yang dominan menjadi perhatian. Masyarakat akan terfokus pada dua pasangan ini, begitu pun serangan-serangan akan didominasi keduanya. Head to head,” kata pria yang juga peneliti senior Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) itu.
Tanpa harus mengecilkan tiga pasangan calon lain, Ade Yasin dan Ade Jaro, dilihat Yus, memiliki basis massa yang lebih kuat. Ade Yasin memiliki topangan figuritas hebat lewat sosok Rachmat Yasin. Sementara citra putra daerah begitu menempel kuat pada Ade Ruhandi. Terlebih, mereka sama-sama pernah menjabat sebagai pimpinan DPRD Kab Bogor.
“Masing-masing dari mereka saling mengetahui kekuatan dan kelemahan. Terlebih, merupakan mantan pimpinan DPRD Kabupaten Bogor,” ujarnya.
Apa yang diprediksikan Yus mengobarkan rasa optimisme yang tinggi di benak masing-masing tim pemenangan mereka. Kedua kubu ini bahkan saling klaim menang karena memiliki kekuatan di sejumlah wilayah.
Optimisme diungkapkan Direktur Pemenangan Hj Ade Yasin–Iwan Setiawan (Hadist), Haris Setiawan. Dia haqqul yakin bahwa pasangan Hadist yang akan tampil sebagai pemenang di Pilbup 2018.
Alasannya, kata Haris, Ade Yasin-Iwan memiliki kekuatan terbesar di beberapa dapil (daerah pemilihan). “Ada di dapil 2 (sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor bagian Timur) dan unggul di dapil 1, dapil 3, serta dapil 6,” ujar Haris, kemarin (26/6).
Untuk pemilihnya, kata Haris, mayoritas merupakan anak muda dan ibu-ibu. “Pertama kami memiliki anak muda. Karena ada relawan khusus anak muda seperti Taruna Ade Yasin (TRY), jadi segmennya milenial. Kemudian ibu-ibu, karena perempuan cenderung memilih perempuan,” bebernya.
Meski merasa persiapannya sudah matang jelang pencoblosan, berbagai kegiatan tetap akan dilakukan timnya. Salah satunya mengerahkan saksi-saksi ke seluruh TPS yang ada di Kabupaten Bogor.
“Persiapan akhir kami masih konsolidasi. Kami sudah punya saksi di masing-masing TPS. Jadi, selain menggerakkan kader yang militan untuk segera ke TPS, juga mengamankan pilkada,” kata Haris.
Keyakinan bakal memenangkan kursi bupati Bogor juga diungkapkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Bapilu Jaro Ade-Ingrid (Jadi), Arman Salman. Dia meyakini pasangan Jadi akan menang di Pilbup 2018.
Sebab dari hasil survei, diakuinya pasangan ini menempati hasil paling tinggi di berbagai kecamatan Kabupaten Bogor. Namun, paling dominan diakuinya berada di Kabupaten Bogor bagian Barat. “Kita tahu di sana tempat kelahiran Jaro Ade yang merupakan basis,” ujarnya.
Selain itu, menurut Arman, pasangan Jadi juga dominan di wilayah tengah seperti Cibinong. Sebab, pemilih di daerah tersebut sudah cukup realistis. “Di wilayah selatan juga kami bersaing karena memang di situ juga ada salah satu pasangan calon yang cukup kuat. Di utara kita bersaing. Di timur juga bersaing. Tapi akhir-akhir ini berdasarkan survei justru unggul dari hasil survei terbaru,” kata Arman.
Arman juga mengklaim pemilih pasangan Jadi berasal dari masyarakat yang tingkat pendidikannya tinggi. Menurutnya, semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat yang disurvei maka mereka akan memilih pasangan nomor tiga ini. Sedangkan untuk gender bisa dibilang seimbang karena keduanya merupakan pasangan laki-laki dan perempuan.
Terkait persiapan akhir, menurut Arman, ditutup dengan rangkaian sosialisasi melelui kampanye akbar di Ciampea beberapa waktu lalu. “Saya kira tidak ada proses sosialisasi formal, artinya hanya sebatas ketemu konsolidasi tim-tim saja karena sesuai aturan persiapan itu sudah selesai per tanggal 23 kemarin. Sekarang sudah berada di titik TPS masing-masing untuk mengawal,” tukasnya.(fik/c)

Sumber : Radar Bogor

Dengan T-Shirt Polo dan Topi Koboy, Ru’yat Gunakan Hak Pilih di TPS 16




BOGOR – RADAR BOGOR, Salah satu Calon Walikota Bogor, Achmad Ru’yat menyalurkan hak pilihnya ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) 16 RW 12 Bogor Raya Permai, Curug Bogor Barat.
Dengan t-shirt polo dan topi koboy serta celana jeans biru, Ru’yat  didampingi istri dan anak-anaknya, berjalan kaki dari rumah menuju TPS sekitar pukul 08:34.
Sembari menyapa pemilih lain, istri Ru’yat langsung mendaftar dan tanpa harus menunggu lama sudah mendapatkan giliran untuk mencoblos. Ru’yat sendiri mendapat nomor urut 80 sedangkan istrinya 81.

Ru’yat berharap Pilkada Serantak berjalan kondusif dan berkualitas, damai serta sesuai jadwal. “Bisa berjalan lancar dan pastinya berkualitas,” terang Ru’yat kepada Radar Bogor, kemarin.
Pilkada yang berjalan lancar dan damai, kata dia dapat menghasilkan pemimpin yang dibutuhkan masyarakat. Apalagi, banyak hal yang harus diselesaikan di Kota Bogor sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Siapapun yang menang nanti, pemimpin baru harus bisa cepat merespon keinginan masyarakat,” tegas Ru’yat. Bahkan pemimpin baru yang terpilih mendatang harus bisa kerja lebih keras dan serius.
Terkait dengan persiapan sebelum ke TPS, Ruyat mengaku tidak ada aktivitas khusus. Sebelum berangkat, ia hanya berdoa bersama begitu juga saat mencoblos. “Hanya lebih banyak berdoa, membaca Al Fatihah dan istigfar serta membaca Surat Yasin,” ungkapnya.
Usai menyalurkan hak pilihnya, Ruýat menyempatkan diri bersilahturahmi dengan warga. Sekitar pukul 09:23, ia pun meninggalkan TPS dilanjutkan berkeliling sekitar kediamannya. (mer)

Sumber : Radar Bogor

Cakada Bermasalah Tetap Bisa Menang



JAKARTA–RADAR BOGOR,Kemenangan Samsu Umar Abdul Sumain dalam Pilkada Buton tahun lalu memberi semangat bagi calon kepala daerah (cakada) yang tengah menjalani proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini.
Meski berstatus tahanan, Samsu Umar tetap bisa menang pilkada. Dia mengalahkan kotak kosong dengan memperoleh suara 55,08 persen kala itu.
Fenomena tersebut bisa saja terulang dalam pilkada serentak tahun ini. Cakada yang berstatus tersangka atau terdakwa tetap berpeluang menang seiring belum adanya aturan yang melarang untuk memilih mereka.
”Semua bergantung pada pemilih,” kata peneliti Indonesia Legal Roundtable (ILR) Erwin Natosmal Oemar, kemarin (26/6).
Saat ini, ada sembilan cakada yang terbelit persoalan hukum di KPK. Delapan diantaranya berstatus tahanan KPK. Mereka adalah Nyono Suharli Wihandoko (cabup Jombang), Moch. Anton (cawalkot Malang), Mustafa (cagub Lampung), Marianus Sae (cagub NTT), Imas Aryumningsih (cabup Subang), Asrun (cagub Sulawesi Tenggara), Ya’qud Ananda Gudban (cawalkot Malang) dan Syahri Mulyo (cabup Tulungagung).
Satu cakada, yakni cagub Maluku Utara Ahmad Hidayat Mus (AHM) belum ditahan oleh KPK. Cakada yang terbelit kasus dugaan korupsi pembebasan lahan Bandara Bobong Kepulauan Sula pada 2009 tersebut beberapa kali mengajukan permohonan penjadwalan ulang ketika hendak diperiksa penyidik KPK.
Erwin mengatakan, karakteristik setiap daerah penyelenggara pilkada memang beragam.
Begitu pula pemilih di masing-masing daerah. Hal itu lah yang mempengaruhi apakah seorang cakada yang terbelit persoalan hukum berpeluang menang atau tidak dalam pilkada hari ini (27/6).
Menurut dia, tingkat pendidikan pemilih menentukan peluang menang cakada yang bermasalah.
Dia memberi contoh, di daerah perkotaan dengan tingkat pendidikan yang relatif lebih baik, cakada yang terbelit kasus hukum hampir pasti tidak akan terpilih.
”Sebaliknya, di daerah dengan pendidikan yang relatif lebih rendah, peluangnya menang relatif besar,” ungkapnya.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah menerangkan pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk memfasilasi pencoblosan cakada yang berstatus tahanan KPK. Hal itu merupakan kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara pilkada.
”KPK belum menerima surat apapun dari KPU terkait apakah para tahanan di KPK perlu difasilitasi untuk pemungutan suara atau tidak,” kata Febri.
Dengan demikian, para tahanan KPK yang memiliki hak pilih dalam pilkada serentak tahun ini dipastikan tidak bisa ikut mencoblos.
”Yang berwenang melaksanakan hal tersebut adalah KPU sesuai dengan aturan yang berlaku,” imbuhnya.
Terkait masih adanya peluang menang bagi calon yang terjerat kasus korupsi, KPK berharap tidak terjadi dalam pilkada kali ini. Lembaga superbodi itu mengharapkan proses demokrasi tersebut dapat menghasilkan pemimpin berintegritas yang tidak melakukan rasuah.
”Sampai saat ini, 95 kepala daerah telah kami proses dalam kasus korupsi,” ujar Febri.
Sementara itu, Ketua KPU RI Arief Budiman menyatakan pihaknya tidak memiliki perlakuan khusus untuk para tahanan yang ditahan di luar wilayah penyelenggara pilkada.
Berdasarkan aturan, pemungutan suara untuk pilkada hanya dilakukan di daerah penyelenggara pilkada.
”Pilkada Jawa Timur TPSnya hanya ada di Jawa Timur. Pilkada Kota Surabaya TPSnya hanya ada di Surabaya,” terang Arief saat ditemui di hotel Shangrila Surabaya kemarin (26/6).
Dalam kasus tahanan di KPK, aturan tersebut tetap berlaku. ”KPU tentu tidak bisa melayani di sana (Jakarta),” lanjutnya. Para tahanan itu statusnya sama seperti WNI yang sedang berada di luar negeri.
Ketika daerah mereka menyelenggarakan pilkada, mereka harus pulang bila ingin menggunakan hak suaranya.
Meskipun demikian, Arief mempersilakan bila KPK ingin memfasilitasi para tahanannya untuk menggunakan hak suara.
”Bisa saja tahanan itu dibawa ke tempat asalnya, setelah itu dibawa pulang kembali,” tutur mantan anggota KPU Jatim itu. Fasilitas mencoblos bagi para tahanan hanya berlaku di lapas yang berada di wilayah penyelenggara pilkada.
Lain halnya bila momennya adalah pemilu, baik legislatif maupun presiden. Negara wajib memfasilitasi warganya di manapun dia berada. Termasuk WNI yang sedang berada di luar negeri.
Sehingga, tidak ada masalah bila tahanan KPK ingin menggunakan hak pilihnya saat pemilu 2019 mendatang.
Di sisi lain, terkait status tersangka, Arief kembali mengingatkan bahwa itu tidak akan menggugurkan posisi mereka sebagai kandidat kepala daerah.
”Maka di dalam proses pemungutan suara, dia masih ada di dalam surat suara itu. silakan masyarakat memilih dnegan bijak,” tuturnya.
Tugas KPU, lanjutnya, hanya berhenti sampai penetapan hasil rekapitulasi penghitungan suara. Begitu ditetapkan, siapapun peraih suara terbanyak akan ditetapkan menjadi calon terpilih.
Setelahnya, KPU akan menyerahkan hasilnya ke pemerintah untuk ditindaklanjuti.
”Itu sudah di luar otoritas KPU. Dilantik atau tidak kan nanti pemerintah yang akan menentukan,” tambahnya. (tyo/byu)

Sumber : Radar Bogor

Warga Sinargalih Ditangkap Densus 88



BOGOR-RADAR BOGOR,Bogor masih menjadi tempat yang nyaman bagi para teroris. Buktinya, Densus 88 kembali melakukan penggerebekan di Kecamatan Tamansari.
Kali ini, BS warga RT 02/09, Desa Sinargalih langsung dibawa petugas, Senin (25/6).
Kemarin, kediaman BS seluas 350 meter kembali digeledah dan sejumlah barang bukti disita. Ketua RT setempat, Hani Maryani mengatakan, satu jam rumah diperiksa dan BS pun digelandang aparat bersenjata lengkap.
Tak hanya itu, istri BS, NN sempat diperiksa di Polsek Tamansari dan diperbolehkan pulang. Sehari-hari, kata dia, BS yang sudah tinggal setahun di kawasan tersebut dikenal jarang berinteraksi dengan tetangga.
Padahal, sambung Hani, BS disebut-sebut sebagai pegawai salah satu BUMN.
“Awalnya, membeli sebidang rumah dan langsung membangun,” katanya.
Ia mengaku, pernah meminta beberapa kali meminta kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK), namun tidak pernah berhasil bertemu.
“Saya dapat fotocopy KTP dari pembayaran iuran sampah,” ujarnya. (don/c)

Sumber : Radar Bogor 

Hore! Tarif Kereta Ekonomi Turun



JAKARTA–RADAR BOGOR,PT Kereta Api Indonesia (KAI) kembali menyesuaikan tarif kereta ekonomi. Per 1 Juli nanti, masyarakat dapat menikmati harga yang lebih murah. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 31 Tahun 2018 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Pelayanan Kelas Ekonomi untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik (PSO).
Penyesuaian tarif juga diberlakukan di wilayah Daop 1 Jakarta. Ada enam KA yang mengalami penyesuain. Seluruhnya berangkat dari Stasiun Pasar Senen.
Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Edy Kuswoyo mencontohkan tarif penyesuaian tersebut dengan KA Serayu. Rangkaian kereta tersebut berangkat Stasiun Pasarsenen ke Stasiun Tasikmalaya. Sebelum 1 Juli diberlakukan tarif sebesar Rp67.000. ”Nantinya, per 1 Juli karena kurang dari 332 Km, maka penumpang hanya membayar sebesar Rp63.000,” ujarnya.
Edy menjelaskan jika penumpang yang telah membeli tiket kereta api dengan tarif yang lebih tinggi dari tarif PSO yang sudah disesuaikan, berhak atas pengembalian biaya.
”Alur pengembalian bea dilakukan di stasiun tujuan penumpang dengan cara menyerahkan boarding pass kepada petugas loket. Apabila bukti transaksi berupa e-boarding, maka silahkan diperlihatkan kepada petugas loket untuk diverifikasi,” kata Edy kemarin.
Edy menambahkan, penyesuaian tarif ini diharapkan semakin memudahkan masyarakat yang bepergian menggunakan KA ekonomi bersubsidi. Penyesuaian tarif ini dijamin Edy tidak mengurangi pelayanan sedikit pun.
”Saat ini, pembelian tiket sudah bisa dilakukan secara sistem online, sehingga para pelanggan tidak perlu repot ke stasiun untuk membeli tiket. Cukup menggunakan perangkat elektronik atau gadget para pelanggan sudah bisa memesan tiket,” paparnya.
Di tempat terpisah Manajer Humas Daop 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko mengatakan jika pemberlakuan tarif parsial ini merupakan bentuk penyesuaian terhadap jarak tempuh kereta api (KA).
Pada peraturan sebelumnya, Peraturan Menteri Perhubungan No. 113 Tahun 2017, penumpang diharuskan membayar dengan tarif yang flat. Permenhub baru sekarang menerapkan tarif parsial.
”Misalnya untuk perjalanan dengan KA Logawa dari Stasiun Purwokerto ke Stasiun Surabaya Gubeng dengan jarak kurang dari 502 Km sebelum 1 Juli tarifnya sebesar Rp74.000. Namun setelah 1 Juli penumpang hanya membayar sebesar Rp70.000,” tuturnya kemarin.(lyn)

Sumber  : Radar Bogor

TPS Ini di Komplek Makam, Dijaga Pocong hingga Kuntilanak. Ada Keranda Mayatnya, Hiii..Serem!



SEMARANG-RADAR BOGOR, Ada-ada saja usaha yang dilakukan untuk menarik para pemilih agar berbondong-bondong datang ke Tempat Pemunggutan Suara (TPS). Seperti yang dilakukan TPS 007, Gunung Brintik, Randusari, Semarang Selatan, Kota Semarang.
TPS ini mengangkat tema horor. Seluruh petugasnya mengenakan busana makhluk halus mulai dari pocong, kuntilanak hingga drakula. Bahkan, lokasi TPS nya juga berada di Makam Bergota, Kota Semarang. Di depan pintu terpasang dua karangan bunga yang ditempeli tulisan TPS 007. Kemudian terdapat dua linmas yang memakai seragam prajurit.
Sedang saat masuk, suasana menjadi lebih seram lagi, petugas Kelompok Penyelenggara Pemunggutan Suara (KPPS) memakai kostum pocongan. Selain itu ada drakula, hantu, demit, kuntilanak lengkap dengan taburan bunga mawar di lantai di ruangan itu.

TPS 007 ini menggunakan Balai RT 07. Untuk menambah kesan horor di dalamnya terdapat dua keranda dan mirip mayat dimandikan.
“Kami mengangkat tema honor karena berada di lingkungan sekitar pemakaman Bergota. Ini kami lakukan agar warga tertarik datang ke TPS melakukan pencoblosan,” kata Ketua KPPS TPS 007, Gunung Brintik, Randusari, B Krisyanto saat ditemui di lokasi, Rabu (27/6/2018).
Jumlah pemilih di TPS ini, kata dia, ada 340 terdiri pemilih laki-laki ada 171 dan pemilih perempuan ada 169.
Anggota KPPS lainnya, Kristiawan menambahkan, sengaja dibuat seperti ini agar menarik para pemilih berdatangan.
Salah seorang pemilih, Sukarni (56), warga RT 08, mengaku, pertama saat memasuki TPS mengaku merasa merinding karena ada bunga mawar ditaburkan di lantai dan terdapat pocongan juga.
“Awalnya sempat merinding, tapi setelah duduk jadi biasa. Kebetulan, tinggalnya kami berada di sekitar makam juga,” ujarnya.
Untuk merias ini pun, petugas KPPS mengundang juru rias dari Sanggar Widoro Kandang, Surtkanti Tengah, Semarang Utara.
“Kami dimintai tolong untuk merias baru tadi malam, kami terus berimajinasi mencari tema horor ini,” kata dia. (ysp)

Sumber : Radar Bogor

Pengelola Akui Minim Fasilitas P3K



SUKAMAKMUR– RADAR BOGOR, Adanya korban yang tidak tertangani dengan baik di tempat wisata Panorama Curug Cipamingkis, sempat membuat kerabat korban kesal dan mengeluhkannya. Hal itu lantaran kawasan wisata yang kini menjadi primadona warga Jabodetabek itu, belum dilengkapi ruang evakuasi dan P3K bagi pengunjung yang mengalami kecelakan.
Hal itu pun diakui Kepala LMDH Curug Cipamingkis Deden Hidayat. Kepada Radar Bogor ia mengatakan bahwa saat ini memang belum ada ruangan khusus jika terjadi kecelakaan terhadap pengunjung. “Betul memang belum ada. Kami juga lagi pembenahan. Secepatnya akan saya siapkan,” katanya kepada Radar Bogor, kemarin (26/6).
Hal ini pun dikeluhkan para pengunjung Curug Cipamingkis. Salah satunya Fadli, pengunjung dari Cikarang, Bekasi, ini mengatakan jika dengan harga tiket masuk yang cukup mahal, tentunya pengelola harus lebih memperhatikan hal tersebut. Apalagi saat ini kawasan Curug Cipamingkis sudah menjadi destinasi wisata yang sering dikunjungi.
”Masuk ke sini kan cukup mahal, Rp80 ribu. Seharusnya pengelola lebih maksimal. Dan ruang medis P3K itu sudah jadi hal wajib,” ujar Fadli saat ditemui di kawasan Curug Cipamingkis, kemarin.
“Apalagi, jarak antara Curug Cipamingkis dan Puskesmas Sukamamur itu sangat jauh. Dan ini urusannya nyawa. Jadi pengelola jangan mencari keuntungan semata, melupakan nyawa pengunjung,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Kosasih (55) -pengunjung asal Jakarta- mengalami kecelakaan di kawasan wisata Curug Cipamingkis. Keterlambatan penanganan medis, kini membuat Kosasih lumpuh.(all/c)

Sumber : Radar Bogor

Wednesday, 27 June 2018

Swadaya Bangun Rumah Warga



CARINGIN–RADAR BOGOR, Komitmen membantu masyarakat ku­rang mampu kembali ditunjuk­kan mantan pegawai Pemerintah Kabupaten Bogor Heri Rahmawanto atau Heri Ortega melalui salah satu kegiatan sosialnya. Kemarin (25/6) Heri mulai memperbaiki rumah tidak layak huni (rutilahu) mi­lik Asib (87) di Kampung Ciburial RT 3/6, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin.
“Alhamdulillah, ini perbai­kan rutilahu kali ketujuh yang sa­ya laksanakan dengan meng­­­gan­deng beberapa elemen lain, termasuk ketua RT dan RW serta warga setem­pat,” beber Heri.
Ia mengaku, dirinya bisa konsisten melakukan kegiatan sosial berkat dukungan dari berbagai pihak. ”Saya me­nge­tahui ada rumah tidak layak huni di desa ini berawal dari posting-an salah satu warga di media sosial. Hanya dalam hitungan jam, alham­dulillah setelah berkoordinasi saya dan teman-teman dari berbagai daerah bisa membantu me­ngumpulkan dana. Selanjutnya kami pun langsung kroscek ke lokasi,” paparnya.
Dari sekian banyak lokasi perbaikan rutilahu yang su­dah disambangi, lanjut Heri, me­nu­rutnya akses menuju ru­­mah milik Asib medannya cu­­kup berat. Namun begitu, diri­­­nya mengaku bersemangat ketika mengetahui gotong royong warga setempat cu­kup tinggi.
”Ini yang terberat, tapi sa­ya merasa begitu bersema­ngat ketika melihat semangat war­ga untuk membantu perbai­kan ru­mah Pak Asib ini,” tandasnya.
Sementara, sang penerima bantuan, Asib mengaku ber­syukur karena rumah yang ditem­patinya bersama ke­ti­ga putranya sejak 15 tahun s­ilam, yang semula sangat mem­prihatinkan, kini diperbaiki.
”Hanya bisa bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,” ucapnya.
Asib berkisah, sebelum rumah bilik bambu miliknya ber­diameter 7 x 5 meter ini diperbaiki, setiap turun hujan kerap kali kerepotan karena atap bocor serta lantai yang hanya beralaskan tanah.
Terlebih, sudah sejak beberapa bulan terakhir, kakek yang hanya bekerja serabutan ini mengalami gangguan per­napasan, sehingga kondisi fisiknya tak lagi memungkinkan untuk melakukan pekerjaan berat.(dka/c)

Sumber : Radar Bogor

Longsor Terjang Dua Kecamatan



CIJERUK–RADAR BOGOR, Intensitas hujan yang lebat hingga sore hari kemarin (26/6), membuat sebagian wilayah selatan Kabupaten Bogor tergerus longsor. Seperti di Kampung Bojong Kopi RT 03/05, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk.Jembatan sepanjang kurang lebih 5 meter dengan lebar 3 meter tersebut ambles. Aki­batnya, jalan peng­hubung dua kampung tersebut putus.
Tak hanya itu, bencana longsor juga terjadi di Kampung Pangkalan RT 01/01, Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong. Tebing setinggi 17 meter dengan lebar 15 meter ambrol menutupi akses jalan warga setempat.
Beruntung tidak ada korban jiwa. Sementara, warga yang me­miliki kendaraan ber­mo­tor, harus memutar arah. Da­ri Wa­rung Kupa ke Bojong Ko­pi. Un­tuk pejalan kaki ma­sih bisa lewat, karena warga akan mema­sang jembatan bambu dulu.
”Sebelum jembatan diper­baiki, butuh biaya besar untuk perbaikan sebab long­sor­nya cukup dalam, sehingga jem­batan perlu ada perbaikan seperti semula,” ungkap Kasi Pembangunan Desa Cipelang Deden, kemarin.
Lain halnya longsor di Kam­pung Pangkalan. Material long­sor yang menutup jalan sedikit demi sedikit telah diber­sihkan sehingga kondisi ken­da­raan yang tadinya tidak bisa le­wat kini berangsur pulih. Material yang menutupi jalan telah diangkut menggunakan truk warga.
”Longsornya kema­rin, pukul 15.40 wib. Warga di­bantu Babinsa, Bhabin­katibmas, Satpol PP, serta petugas desa mem­ber­sihkan sisa longsoran tersebut. Sehing­ga yang tadi­nya menutupi jalan se­ka­rang bisa dilewati ken­daraan,” tambah Rudi Irawan, kepala Desa Wates Jaya, Keca­matan Cigombong.(dka/c)

Sumber : Radar Bogor 

Ayam Turun, Sayuran Naik



CIBINONG–RADAR BOGOR,Harga sejumlah komoditas pangan mayoritas mengalami kenaikan menjelang Ramadan juga Lebaran. Komoditas yang mengalami kenaikan paling tinggi saat itu adalah harga daging ayam.
Namun, harga tersebut kini turun dari Rp45 ribu menjadi Rp40 ribu. Meski demikian, ada beberapa kebutuhan seperti sayur-mayur yang justru naik setelah Idul Fitri. Seperti buncis dan kacang panjang.
Dikatakan Kepala Bidang Perdagangan pada Disperdagin Kabupaten Bogor, Jona Sijabat, seperti telur ayam ras yang menjelang Idul Fitri Rp26.000 pper kilogram, kini turun menjadi Rp23.000. Selain itu, komoditas lainnya yang juga turun yakni daging sapi dari Rp130.000 per kilogram menjadi Rp110.000.
”Masih ada juga yang stabil menjelang dan usai Lebaran. Seperti beras premium masih Rp12.000 per kilogram, gula pasir masih Rp12.000 per kilogram, minyak goreng kemasan juga masih Rp13.000 per liter, dan yang curah masih Rp12.000 per kilogram,” bebernya.
Lebih lanjut Jona menjelaskan, untuk komoditas sayur-mayur dan ikan ada beberapa yang turun dan stabil meski ada juga yang naik. Cabai hijau misalnya, turun dari harga Rp35.000 per kilogram menjadi Rp25.000. Juga ada cabai rawit merah dari Rp60.000 per kilogram menjadi Rp40.000.
”Bawang merah sama bawang putih juga turun. Cabai merah keriting juga turun, dari Rp40.000 per kilogram, jadi Rp25.000,” ungkapnya.
Untuk komoditas stabil, ungkap Jona, mulai dari kol, kacang kedelai, ikan kembung, ikan tongkol, ikan mujair dan ikan mas. “Yang naik itu hanya buncis dari Rp8.000 per kilogram menjadi Rp12.000, kacang panjang Rp8.000 per kilogram menjadi Rp12.000, dan ikan bandeng Rp28.000 per kilogram menjadi Rp30.000,” tandasnya.(wil/c)

Sumber : Radar Bogor

PJU Rancabungur Terealisasi 2019



RANCABUNGUR–RADAR BOGOR, Sejumlah warga Kecamatan Rancabungur kerap mengeluhkan minimnya penerangan jalan umum atau PJU di hampir seluruh ruas Jalan Rancabungur. Seperti dikeluhkan Tria Ayu (23) warga Bantarkambing, Rancabungur, yang sering pulang dari kantornya malam dan melintasi jalan utama Rancabungur.
“Saya pulang kerja biasanya malam pake motor. Kadang suka takut juga, karena di beberapa ruas jalan itu ba­nyak pohon rindang. Ja­dinya kalau malam hari cukup gelap. Saya suka kha­watir kalau terjadi apa-apa di jalan,” ujar Tria kepada Radar Bogor, kemarin (25/6).
Terkait keluhan tersebut, Camat Rancabungur Cecep Imam pun angkat bicara. Ia menjelaskan, usulan untuk penambahan sejumlah PJU di wilayahnya sudah diajukan dalam usulan 2018. Menurut rencana, pembangunan PJU akan direalisasikan 2019.
”Sudah kami masukkan di usulan tahun ini terkait PJU. Mudah-mudahan 2019 bisa direalisasikan. Seluruh jalan utama, bahkan ruas jalan ka­bu­paten yang melintasi beberapa desa kami harapkan terang tahun depan,” ujar Cecep ketika ditemui Radar Bogor di ruang kerjanya.
Cecep menambahkan, se­pan­jang jalan utama wilayah Rancabungur dari mulai perbatasan Atang Sendjaja sampai perbatasan arah Ciseeng, akan dipancang tiang-tiang PJU. Jalan-jalan yang melintasi desa seperti Candali, Bantasari, Bantarjaya, terma­suk arah Cimulang, akan dipasang pula PJU.
”Kita berharap dengan diterangi jalan tersebut, nanti­nya kondusivitas masyarakat di malam hari semakin baik. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tutupnya.(cr3/c)

Sumber : Radar Bogor

Lantik Dua Pejabat



CIBINONG–RADAR BOGOR,Bupati Nurhayanti melantik Guru Ahli Utama Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor Achsan Husairi dan Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor Budi Ariyanto di Pendopo Bupati Bogor, kemarin (25/6).
Yanti -biasa ia disapa- meng­­harapkan agar kinerja bidang perlindungan dan jaminan sosial mampu memberikan kontribusi terputusnya mata rantai kemiskinan hingga mengurangi angka kemiskinan menjadi tujuh hingga lima persen, sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengubah perilaku masyarakat yang kurang mendukung peningkatan kesejahteraan keluarga.
”Upaya tersebut sangat penting dan strategis untuk mencegah dan mengatasi timbulnya berbagai masalah sosial, termasuk kaitannya dengan perlindungan sosial bagi korban bencana alam dan bencana sosial, korban tindak kekerasan, pekerja imigran dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, kepada pejabat fungsional guru ahli utama, Yanti mengungkapkan bahwa tugas guru adalah membentuk sumberdaya insan yang potensial, unggul, berdaya saing dan berkarakter positif dengan tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal, terutama di jenjang pendidikan dasar yang menjadi peletak dasar pembangunan karakter.
”Mutasi, rotasi dan promosi adalah hal wajar dalam organisasi. Jalankan amanah dengan baik dan penuh tanggung jawab, sebagai representasi dari komitmen dan kesadaran untuk mengabadikan kemampuan dan pengetahuan bagi kepentingan masyarakat serta meraih kemuliaan hidup dengan menjadi diri bermanfaat bagi sesama,” tandasnya.(wil/c)

Sumber : Radar Bogor

Parung Butuh Transjabodetabek



PARUNG–RADAR BOGOR,Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di Parung, menuntut banyak perubahan di segala bidang. Salah satunya dalam hal transportasi. Menurut tokoh pemuda Parung, Atma, Parung belum memiliki moda trans­­por­tasi yang benar-benar layak dan dapat diandalkan masyarakat.
”Saya rasa sampai saat ini Parung belum memiliki moda transportasi layak. Kalau melihat kebutuhan masyarakat, sudah semestinya Parung memiliki moda transportasi sekelas Transjabodetabek,” bebernya kepada Radar Bogor, akhir pekan lalu.
Atma menilai, moda trans­­portasi yang ada saat ini sudah sangat memprihatinkan. Sebut saja beberapa perusahaan oto­bus seperti Pusaka, Perdana Jaya, Alinda, dan Batur Salem­­bur. PO yang melayani rute Baranangsiang, Parung, sampai Tangerang itu sering dikeluhkan warga Parung.
”Dari mulai ngetem terlalu lama, ongkos yang relatif tinggi, dan saya lihat banyak armadanya yang sudah uzur. Yang saya tahu, PO tersebut tidak terkelola dengan manajemen profesional. Saya sendiri sering menyaksikan antar-PO saling kebut-kebutan di jalan. Itu sangat mem­bahayakan. Jadi saya minta agar Dishub kaji ulang armada-armada itu. Termasuk izin dan ramp check-nya,” paparnya.
Salah satu solusi transportasi masyarakat Parung, menurut pria yang hendak maju di Dapil VI, itu adalah Transjabodetabek. Menurutnya, keberadaan Transjabodetabek sangat diharapkan masyarakat Parung.
Terpisah, Kepala Desa Parung Nurwidia mengungkapkan hal senada. ”Murah, mudah, tidak perlu lama ngetem, dan terpen­ting nyaman dan selamat. Saya sangat berharap peme­rintah memper­hatikan momen ini,” harapnya.(cr3)

Sumber : Radar Bogor

Eratkan Silaturahmi lewat Halal Bihalal



BOGOR–RADAR BOGOR,Suasana meriah dan penuh keakraban terlihat ketika ratusan civitas akademika Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor berkumpul, kemarin (25/6). Mereka menghadiri halal bihalal di aula kampus UIKA Bogor, Jalan Sholeh Iskandar (Sholis).
Rektor UIKA Bogor, Ending Bahruddin menuturkan, acara ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang sengaja digelar untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi antara pembina, pengawas, pengurus, dewan pertimbangan, rektorat, dekan program studi serta para dosen dan karyawan. “Agar tidak ada sekat-sekat antara satu dengan yang lainnya, dan untuk membentuk kebersamaan. Karena hanya dengan kebersamaan segala pekerjaan akan terbangun dengan ringan,” ujarnya.
Ending juga tak lupa mengingatkan kepada civitas akademika UIKA untuk menggunakan hak suaranya pada momen pilkada serentak yang akan berlangsung besok (27/6).
“Karena ini merupakan hak istimewa, jadi jika tidak digunakan, sangat sungguh disayangkan,” ucapnya,
Sebagai warga negara yang baik, kata dia, maka semuanya wajib ikut dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Untuk itu, jangan sampai salah pilih dan tidak memilih.
Dalam artian, jangan memilih karena materi atau pemberian uang. “Harus cerdas dalam memilih, karena nasib Bogor lima tahun ke depan akan jadi seperti apa akan ditentukan besok. Itulah pentingnya sebuah pemilihan di dalam berbangsa dan bernegara,” tukasnya.(cr4/c)

Sumber : Radar Bogor