Banner 1

Friday, 2 February 2018

Jalan Atma Asnawi Bebas Truk Tronton


GUNUNG SINDUR–Pemblo­kiran Jalan Raya Atma Asnawi oleh warga dan pelajar mem­buahkan hasil. Mereka kini bisa sedikit bernapas lega, sebab tak ada lagi truk pe­ngang­kut material tambang melintas sejak pagi hingga malam.

Truk hanya diperbolehkan memasuki Jalan Raya Atma Asnawi pada pukul 20.00-04.00 WIB setiap harinya. Saat siang hari, hanya boleh dilintasi Colt Diesel dengan beban muatan maksimal delapan ton. Selain itu, pihak quary (pertambangan) harus rutin merawat jalan dan melakukan penyiraman.

Meski demikian, mediasi antara warga, pengusaha, dan pemerintah tersebut berjalan alot. Bahkan sempat ditunda karena belum semuanya hadir. Pertemuan yang sejatinya dimulai pukul 07.00 WIB, baru berjalan pukul 09.00 WIB. Lalu ditunda dan kembali dilanjutkan pukul 13.00 WIB.

Warga dari empat desa diper­te­mukan dengan perwakilan pengusaha tambang, yakni PT Lotus SG, PT Lola Laut Timor, PT BSM, PT Musika, PT Holcim, PT Waskita dan PT Tarabatu. Empat jam bermediasi, akhirnya pihak perusahaan dan warga sepakat memenuhi tuntutan warga. Truk tronton hanya boleh melintas selepas Isa hingga menjelang waktu salat Subuh. ”Ini berlaku hingga Desember 2018,” ujar Camat Gunungsindur Yodi Ermaya.Hal ini disambut sorak-sorai belasan warga saat mengikuti mediasi dengan pengusaha tambang, unsur Muspika Gu­nung­sindur dan Dinas Perhu­bungan (Dishub) Kabupaten Bogor di aula kantor kecamatan, kemarin (31/1).

”Alhamdulillah. Tidak ada lagi truk tambang yang melintas. Sekarang menunggu jalan diperbaiki,” ujar warga Desa Gunungsindur, Neni Nuraeni (28) kepada Radar Bogor.

Dalam mediasi tersebut, warga meminta perbaikan jalan serta larangan truk tronton me­lin­tas kembali saat pagi hingga ma­lam. ”Kami menolak adanya truk tronton yang melin­tas,” tegas Ketua NU Kecamatan Gunungs­indur Hasan Nurofi.

Sebelumnya diberitakan, 459 warga dari empat desa mem­blokir jalan dan menahan setiap truk tambang yang melintas, Minggu (28/1) lalu.

Warga datang dari empat desa yaitu Desa Gunung Sindur, Jampang, Pabuaran dan Curug di Kecamatan Gunung Sindur. Meng­gu­nakan sepeda motor dan sebagian lagi berjalan kaki, warga tiba di lokasi sejak pukul 07.00 WIB. Mereka member­hentikan setiap truk tambang yang melintas.

Pemblokiran jalan ini bukan tanpa alasan. Warga kesal dengan kondisi jalan di Gu­nung Sin­dur yang sudah sa­ngat tidak layak. Ditambah ba­nyak­nya kecela­kan yang terjadi lanta­ran penge­mudi truk tam­bang. (all/c)

sumber :Radar Bogor

Related Posts:

  • Dua Kampung Hilang karena Bencana Tidak hanya akses jalan yang menjadi per­soalan di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Ka­bupaten Bogor. Letak geogra­fis yang dikeliling bukit, mem­buat kawasan ini menjadi langga­nan bencana. Tercatat, dua kam­pung hil… Read More
  • Derita Desa Tertinggal di Ujung Bogor Banyak warga meninggal di perjalanan menuju ke rumah sakit akibat akses jalan rusak parah. Terlebih ketika hujan. Inilah kenyataan pahit yang dialami warga Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Nyawa melay… Read More
  • Tiang Listrik Hambat Lalin BOGOR–RADAR BOGOR, Banyak faktor kemacetan Kota Bogor, mulai dari volume kendaraan, pembangunan, hingga kendaraan yang tidak tertib. Berbeda jika melintas di perempatan Jalan Raya Semplak, Kecamatan Bogor Barat.Arus lalu l… Read More
  • Aksi Positif Cileungsi Student Firm Maraknya tawuran antarsekolah yang kerap dilakukan para pelajar Cileungsi, menjadi awal terbentuknya komunitas ‘Cileungsi Student Firm’. Tujuannya, meminimalisasi tindakan negatif di sekolah-sekolah. Salah satu kegiatannya… Read More
  • Tol Borr Jadi Arena Lomba Lari BOGOR–RADAR BOGOR, Jelang peresmian tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi IIB, PT Marga Sarana Jabar (MSJ) terlebih dahulu menggunakan jalan tersebut untuk arena lomba lari.Pasalnya, pada 1 April mendatang, di Jalan Tol K… Read More

0 komentar:

Post a Comment