Banner 1

Friday, 2 February 2018

Calon Perseorangan Lebih Berat


BOGOR-Siapa pun calon kepala daerah yang maju dalam kontestasi Pilkada 2018, tentunya berharap menang. Empat pasangan bakal calon kepala daerah yang akan maju di Pilwalkot Bogor pun tentunya siap bertarung dengan mengeluarkan strategi pemenangan masing-masing pada kompetisi demokrasi lima tahunan tersebut.

Peneliti senior Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Yusfitriadi menilai, masing-masing pasangan yang maju di Pilwalkot Bogor memiliki kelebihan dan kekurangan. Ketua STKIP Muhammadiyah Bogor tersebut melihat jika pasangan Achmad Ru’yat dan Zaenul Mutaqin (ZM) memiliki keunggulan dengan figur nyantri. Terlebih melihat kontur wilayah Kota Bogor masih religius.

Selain itu, kekuatan yang dimiliki pasangan tersebut yakni ada pada organisasi kemasyarakatan. Menurutnya, ZM juga pernah memimpin OKP. ”Banyak atau tidak, tetapi cukup populis,” ujar dia.

Selanjutnya, pasangan Dadang Danubrata dan Sugeng Teguh Santoso (STS). Keduanya, kata dia, bahkan memiliki modal awal yang sangat besar. ”Belum lagi perilaku pemilihnya yang sangat mendukung, karena kota berbeda dengan kabupaten. Mungkin jika disatukan muslim abangan dengan nonmuslim dan muslim tradisional, mereka punya peluang,” tuturnya.

Selain itu, pasangan Dadang-STS juga lebih memperhatikan isu-isu marjinal, plurarisme dan mengangkat isu kebangsaan. ”Itu luar bisa. Tapi di sisi lain ada juga kelemahannya.Selain minim prestasi, sedikit tidak populis,” ujarnya.

Sedangkan bagi calon perseorangan yang maju di Pilwalkot Bogor, Edgar Suratman dan Sefwelly Ginanjar Djoyodiningrat, diakuinya harus bekerja lebih keras.

Terakhir, pasangan Bima Arya-Dedie A Rachim. Menurutnya, Bima memiliki kelebihan dalam pencitraan pemimpin muda yang luar biasa besar. Sekilas mirip Ridwan Kamil, ia membangun tata kota permukaan seperti Lapangan Sempur, taman-taman, pedestrian termasuk maintance terhadap media sosial juga besar. ”IG (Instagram, red) setiap saat, itu (pengikutnya,red) kelompok ngota (Kota Bogor,red), pengguna medsos. Bima Arya juga memiliki banyak ’kaki’, tidak usah dibentuk sudah jalan,” ujarnya.

Jabatannya sebagai wali kota juga berpengaruh besar. Meski banyak kelebihan, bukan berarti tidak memiliki kelemahan. ”Bima seorang akademis di atas rata-rata, kelompok rasional, yang ngota menilai lebih. Yapi Bima sejak awal jadi (wali kota, red) tidak pernah bersinergi dengan aktor politik lokal, sekalipun dengan DPRD. Ia juga lebih mementingkan program eksternal dan meninggalkan basis, kurang dekat dengan ulama dan pesantren,” tukasnya.(ded/c)

sumber :Radar Bogor

Related Posts:

  • Warga Kam­pung Muara Tolak Minimarket Warga Kam­pung Muara RT 02/03, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigom­bong, menolak dengan tegas keberadaan minimarket di lingkungannya. Masyarakat beralasan, kehadiran minimar­ket tersebut berimbas pada warung di sekitarnya.Sepert… Read More
  • Shelter Cidangiang Butuh Perbaikan BOGOR–RADAR BOGOR,Menjadi halte andalan, tak lantas membuat shelter Transpakuan Cidangiang tersentuh perbaikan. Kondisinya tak kalah mengkhawatirkan dari halte-halte yang belakangan diperbaiki Dinas Perhubungan (Dishub) Ko… Read More
  • Beli Rokok Wajib Bawa KTP BOGOR–RADAR BOGOR,Membeli rokok saat ini tidak bisa sembarangan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor tampaknya mengambil sikap tegas dalam membatasi penggunaan rokok di kalangan remaja usia kurang dari 17 tahun.Kepala Bida… Read More
  • PKK Desa Tanjungsari Masuk Enam Besar Desa Tanju­ngsari, Kecamatan Tanjung­sari masuk enam besar Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tingkat Kabupaten Bogor. Kemarin (11/4) tim monitoring dan evaluasi (monev) Penggerak PKK Kabupaten Bogor melaku­kan penilai… Read More
  • Menang Gugatan, PKPI Jadi Peserta Pemilu JAKARTA-RADAR BOGOR,Gugatan banding yang diajukan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dikabulkan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Hakim juga meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menetapka… Read More

0 komentar:

Post a Comment