Banner 1

Tuesday, 5 April 2016

Mengunjungi Gedung STPP di Kota Bogor

Arsitektur Peninggalan Belanda, Lonceng Jadi Ciri Khas

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) tetap mempertahankan bangunannya sejak awal berdiri. Seperti apa kini?

---

Mari bernostalgia. Menikmati tiap lekuk kota dengan arsitektur peninggalan Belanda.

 Selain Kebun Raya Bogor, Lapas Paledang, Museum Zoologi atau Kapel Regina Pacis.

Mari sejenak melipir ke pinggir Kota Hujan, di Jalan Aria Surialaga atau Cibalagung 1.

 Di sini, ada bangunan peninggalan Belanda yang mungkin belum banyak orang tahu, yaitu di STPP.

Dibangun sejak 1948 dan empat tahun kemudian mulai dibuka kali pertama bernama Middelhare Landbow School.

 Beberapa kali berganti nama, hingga akhirnya pada 2001 lalu berubah menjadi STPP.

Mengunjungi sekolah yang satu ini, kita akan dimanjakan dengan pilar-pilar berukuran tinggi yang berciri khas dengan atapnya yang tak kalah tinggi.

Meski dibangun di zaman Belanda.

 Siapa sangka, aktor di balik mengesan­kan­nya gedung STPP adalah orang pribumi, Frederich Silaban.

Ditemui Radar Bogor, kemarin (4/4), Kepala Sub Bagian Tata Usaha STPP Bogor, Deden Harmedi, mengatakan tidak banyak yang berubah. Bisa dipas­tikan, bangunan tersebut masih 100 persen asli.

"Kami memperbaiki tanpa mengubah bentuk asli. Ciri khas dari STPP Bogor ini adalah adanya lonceng," katanya.

Meski kini tidak lagi difung­sikan sebagaimana mestinya, Deden mengatakan, pada zamannya lonceng tersebut berfungsi sebagai penanda masuk, pergantian, istirahat maupun bubarnya sekolah. "Terakhir difungsikan pada 1989," bebernya.

Tak hanya lonceng, pilar-pilar tinggi juga patut dijadikan objek cuci mata.

 Bahkan, ada kelas yang didesain berundak. Setidaknya, ada dua kelas yang memiliki bentuk serupa.

Di dalamnya, terdapat kursi ber­material kayu yang masih sa­ma seperti saat kali pertama dibangun.

 "Disebutnya sekarang kelas film, hanya dipakai jika ada kelas gabungan," papar Deden.

Lanjut Deden, kelas-kelas tersebut menjadi bagian yang tidak banyak diubah, hanya mengganti sisi gorden pun dengan kini yang menggunakan white board.

 Alhasil, berkat masih kentalnya bangunan STPP, kerap pula dijadikan lokasi pengambilan gambar, dari mulai iklan hingga prewedding.

"Akhirnya mulai dikenal gara-gara salah satu iklan makanan ringan yang mengambil lokasinya di sini.

 Namun, semenjak 2005 ditiadakan dan kami hanya menerima pre- wedding," cetusnya.

Lebih lanjut Deden menga­takan, di sisi kiri pun ada taman bougenville yang juga jadi spot favorit.

 Maka tak heran, jika sejak 2013 lalu, gedung STPP dijadikan salah satu tempat yang tidak boleh dipugar dan menjadi cagar budaya yang patut dilestarikan.

"Ditentukan langsung oleh Disbudparekraf Kota Bogor. Ala­sannya karena menjadi bangunan bersejarah dan secara bentuk masih 100 persen asli," katanya.

Dari enam STPP yang ada di Indonesia, STPP Bogor menjadi yang tertua dengan jumlah mahasiswa kini 600 dari dua jurusan, Pertanian dan Peter­nakan.(ent)

0 komentar:

Post a Comment