Banner 1

Monday, 2 September 2019

Perluasan Ganjil Genap Dinilai Membunuh Pelaku Usaha



JAKARTA-RADAR BOGOR, Perluasan wilayah ganjil genap yang akan berlaku pada 9 September 2019 di DKI Jakarta terus menuai protes dari berbagai kalangan. Salah satunya disuarakan oleh anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Darmadi Durianto.

“Banyak pelaku usaha, khususnya konstituen di daerah pemilihan saya yang mengadu, mengeluhkan tentang perluasan ganjil genap di 25 ruas jalan di Jakarta. Mereka mengatakan peraturan itu sama saja membunuh usaha mereka,” ungkap Darmadi Durianto di Jakarta, Sabtu (31/8/2019).
Menurut Darmadi, peraturan ganjil genap jelas akan berdampak bagi pelaku usaha dalam mendistribusikan barang. Hanya kendaraan angkutan barang khsusus bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar gas yang terbebas dari peraturan tersebut.
“Jika mobil angkutan barang lewat jalan alternatif di luar 25 ruas jalan, berapa lama barang akan sampai? Ini jelas akan menghambat kelancaraan distribusi, ekonomi akan terganggu,” kata Bendahara Umum Megawati Institute itu.
“Jakarta sebagai kota bisnis dan jasa memerlukan kecepatan serta kelancaran dalam distribusi barang, hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing para pelaku usaha,” sambungnya.
Ia juga menyuarakan nasib para pengemudi angkutan barang yang notabene rakyat kecil. Selain pejuang keluarga, mereka juga pejuang yang mengerakan roda perkonomian.
“Meski waktu jam berlakunya ganjil genap diatur, tetap saja bagi angkutan barang jadi kendala,” kata wakil rakyat daerah pemilihan DKI Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu) ini.
Darmadi juga menyebutkan, ganjil genap bukan satu-satu solusi mengurai kemacetan dan polusi di Jakarta. “Kita semua sepakat harus mengurai kemacetan dan mengurangi polusi di Jakarta, tetapi kebijakan ini jangan membunuh perekonomian, pedagang di Glodok banyak yang mengeluh sepi pembeli, sekarang ditambah lagi ada perluasan aturan ganjil genap,” ungkapnya.(fri/jpnn)

0 komentar:

Post a Comment