Banner 1

Monday, 16 September 2019

Pengunjung Wayang Kulit Empat Pilar di Terbanggi Besar Membludak


JAKARTA-RADAR BOGOR, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ikut berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya Indonesia. Khususnya wayang kulit, karena kerap digunakan untuk sosialisasi empat pilar.
Hal itu diungkapkan oleh Pimpinan Badan Sosialisasi MPR RI Alimin Abdullah saat membuka pagelaran seni budaya wayang kulit di lapangan sepak bola jalan VII, Dusun 4, Kampung Terbanggi Besar, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Sabtu (14/9) malam.
“Materi yang disampaikan adalah sosialisasi empat pilar. Tapi masyarakat dengan antusias mengikutinya, karena bagi mereka, sosialisasi melalui pagelaran wayang adalah hiburan yang jarang ditemukan,” kata Alimin.
Selain menghibur, kata Alimin metode sosialisasi melalui wayang kulit juga memiliki makna yang sangat dalam. Karena turut menjaga dan melestarikan warisan seni-budaya yang ditinggalkan nenek moyang.
Lebih lanjut Alimin menambahkan, bahasa yang dipakai dalam dialog wayang merupakan bahasa yang dimengerti dan digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat memudahkan dalam penyampaian materi sosialisasi.
Pertunjukan wayang tersebut mengambil lakon Noroyono Winisudo oleh dalang Ki Joko Purwanto. Ikut hadir pada acara tersebut, Kepala Biro Hubungan Masyarakat MPR RI Siti Fauziah SE, MM.
Menurut Alimin sosialisasi dengan metode wayang kulit, sangat mudah diterima oleh masyarakat. Bahkan sosialisasi dengan wayang kulit adalah metode yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat. Karena terhibur, masyarakat pun rela mengikuti acara tersebut meski harus begadang hingga pagi hari.
“Ke depan MPR harus dapat menambah porsi sosialisasi melalui wayang kulit. Metode ini jelas langsung berhubungan dengan masyarakat. Masyarakat terhibur, tujuan sosialisasi juga tercapai,” kata Alimin lagi.
Sebelumnya, Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah menyampaikan terimakasih karena apresiasi dan partisipasi masyarakat yang sangat besar dalam mendukung kegiatan wayang.
Birokrat senior yang akrab disapa Titi itu mengakui penonton wayang empat pilar di Terbanggi merupakan salah satu yang terbesar, dalam perhelatan wayang yang pernah diselenggarakan selama ini.
“Saya dengar, terakhir di sini ada wayang pada 2011, semoga kegiatan ini bisa menghapus kerinduan masyarakat terhadap seni wayang. Selain itu masyarakat juga bisa memberikan tontonan serta tuntunan tentang nilai Empat Pilar,” ujar Siti Fauziah, menambahkan. (JPG)

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment