Banner 1

Monday, 9 September 2019

Pakar Sebut Menteri Amran Banyak Dibenci Mafia Pangan


JAKARTA-RADAR BOGOR,Menteri pertanian (Mentan) Amran Sulaiman sedang ‘diserang’ sejumlah isu. Salah satunya soal viralnya pemberitan dirinya yang menyebut petani harus bisa berkerja 24 Jam.
Menanggapi itu, Pengamat ekonomi politik Ichsanudin Noorsy mengaku menyayangkan dengan adanya isu negatif yang menyerang Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman. Ia menduga serangan itu bisa saja dikirimkan melalui berbagai cara oleh pihak-pihak yang selama ini merasa terganggu akibat kebijakan Amran.
“Saya melihat Amran tidak banyak disukai oleh mafia pangan . Mereka sangat mungkin melakukan apa saja untuk bisa menyerang personal Amran,” ujar Noorsy, Jumat (6/9)
Noorsy menyesalkan, masih adanya kabar yang tidak diklarifikasi secara mendalam sehingga menyebabkan pemberitaan hoaks itu. “Seharusnya segala informasi diklarifikasi dulu apa benar atau tidak maksudnya. Jangan sampai salah atau malahan jadi hoaks. Nanti menguntungkan mafia pangan,” ungkap Noorsy.


Diketahui, terkait petani bekerja 24 Jam itu awalnya adalah muncul dari pernyataan Amran yang menegaskan dirinya siap bekerja sehari penuh demi mewujudkan swasembada pangan.
Ia mengatakan, maksud dari 24 jam ini bukan berarti petani atau pegawainya tidak pernah tidur, tapi bagaimana pemerintan sebagai aparatur siap melayani petani jika dibutuhkan.
Kalau saat mengolah lahan, misalnya setiap petani bisa sambil bergantian antara petani satu dengan yang lainnya, tetapi alat mesin pertaniannya tidak boleh berhenti atau terus bekerja untuk mengolah.
“Kemudian perihal ekspor. Layanan ekspor kan sudah online, jadi tidak perlu pegawainya menunggu sampai dengan 24 jam tidak tidur, biar server-nya terus berkerja 24 jam petugasnya tinggal mengontrol dari jauh, memantau, dan mengawasi selama 24 jam, “ tegas Amran.
“Jadi yang kerja 24 jam itu adalah mesin ekskavatornya, dia bekerja 3 shift dengan 8 jam per shift. Jadi yang selama ini dikerjakan di lokasi hanya kerja satu shift dan ini mubazir karena tidak optimal,” ujar Amran melalui keterangan tertulisnya.
Selama ini, untuk mendapatkan hasil yang maksimal kecepatan dalam melaksanakan pekerjaan tentu harus dimaksimalkan. Amran mengibaratkan jika pada lomba balapan mobil, pasti yang dituju oleh setiap pembalap adalah juara pertama.
“Tidak ada pilihan selain menginjak pedal gas untuk tetap dalam kondisi kecepatan tinggi, tetapi tentunya dengan kehati-hatian dan kontrol yang baik agar tujuan yang dituju tercapai dengan sempurna,” paparnya.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment