Thursday, 8 February 2018
Home »
» Telat Sekolah, Latihan Berbaris
Telat Sekolah, Latihan Berbaris
BOGOR–Keterlambatan siswa masuk sekolah adalah persoalan klasik yang sering terjadi. Pasti ada saja yang mengalaminya dengan berbagai macam alasan seperti bangun kesiangan, kemacetan, rumahnya jauh, dan sebagainya.
Terlebih sekarang ini Bogor terus diguyur hujan, membuat semakin banyak siswa yang terlambat. Untuk mendisiplinkan siswanya, setiap sekolah punya caranya masing-masing, termasuk di SMA Kosgoro.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Kosgoro Sugito Suef menjelaskan, kedisiplinan menjadi ciri khas sekolahnya.
Upaya tersebut diawali dengan memberikan peraturan pada siswanya yang harus tiba di sekolah pada pukul 07.00 WIB, dan diberi toleransi keterlambatan selama sepuluh menit. ”Jika lewat, akan mendapatkan penanganan khusus yang telah diatur dalam tata tertib sekolah,” ujarnya.
Sugito menambahkan, dalam tata tertib itu disebutkan siswa yang terlambat jika baru satu hingga tiga kali, akan dicatat oleh guru piket dan diberikan pembinaan.
Sedangkan bagi yang lebih dari tiga kali terlambat, akan ditindaklanjuti oleh wali kelas dan guru BP.
”Dalam pembinaan siswa terlambat ditangani guru piket dan pembina kesiswaan. Dengan materi pokok adalah latihan baris-berbaris dan selanjutnya melaksanakan salat Duha bagi yang muslim dan kegiatan lainnya bersifat edukatif,” jelasnya.
Ia juga menuturkan alasan memberikan latihan baris-berbaris kepada siswa yang terlambat. Sebab, masih banyak yang belum baik gerakannya, terutama saat mengikuti upacara bendera.
”Kami telah menyiapkan tenaga khusus dari purnawirawan TNI untuk membantu di kesiswaan yang salah satu tugasnya menangani siswa terlambat, terutama dalam baris-berbaris. Dengan penanganan siswa terlambat seperti ini, siswa mendapat pendidikan yang baik meskipun tidak diizinkan masuk selama dua jam pelajaran,” tukasnya.
Kepala SMA Kosgoro Tri Atmojo menambahkan, penanganan siswa yang tidak tertib termasuk yang terlambat ada beberapa tahapan penanganannya mulai dari usaha preventif, persuasif, dan represif.
”Kuncinya, dalam penanganan siswa ini adalah guru harus tetap dalam koridor sekolah sebagai wiyata mandala dengan berpegang pada tata tertib sekolah. Kami juga berharap para guru tetap memberikan pelayanan yang terbaik.
Andai kata harus menghukum, maka harus edukatif dengan tujuan untuk perbaikan kepribadian siswa,” tegasnya. (cr1/c)
sumber :Radar Bogor
Related Posts:
Jalan Drabas Ditutup Dua Minggu Karena Dicor DRAMAGA-RADAR BOGOR,Akses Jalan Drabas tempatnya di Kampung Drabas Rt 02, Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga ditutup dua pekan. Warga Kampung Drabas, harus memutar arah lewat Jalan Lingkar Dramaga (JLD). “Akses jalan Drab… Read More
Seren Taun di Desa Malasari Berlangsung Meriah NANGGUNG-RADAR BOGOR, Acara Seren Taun berlangsung meriah di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Sabtu (7/9). Ditempuh perjalanan 4 jam dari Kota Bogor, begitu indah pemandangan alamnya dari sawah be… Read More
Pengelolaan PSU Harus Kesepakatan Seluruh Warga, Bukan Klaim Sepihak BABAKAN MADANG – RADAR BOGOR, PT Sentul City Tbk (SC) sebagai pengembang perumahan sepenuhnya memahami bahwa penyerahan aset Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) merupakan kewajiban pengembang kepada Pemerintah Daer… Read More
FORMI Kabupaten Bogor Resmi Terbentuk CIBINONG-RADAR BOGOR, Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Kabupaten Bogor, resmi terbentuk. Pembentukan wadah olahraga tradisional ini dilakukan di rumah malan Kabayan, Jalan Tegar Beriman, Cibino… Read More
Putra Mantan Kapten Brasil Meninggal Dunia setelah Main Bola SAO PAULO-RADAR BOGOR, Kabar duka datang dari keluarga mantan kapten Timnas Brasil, Cafu. Putra pertama legenda sepakbola dunia itu, Danilo dikabarkan meninggal dunia setelah bermain sepak bola. Dikutip Pojoksatu.i… Read More
0 komentar:
Post a Comment