Wednesday, 21 February 2018
Home »
» Diskusi Kebudayaan Beduk, Masjid, dan Islam Nusantara
Diskusi Kebudayaan Beduk, Masjid, dan Islam Nusantara
BOGOR-RADAR BOGOR,Beduk merupakan hasil budaya yang dapat bersanding dalam kehidupan umat Islam. Dalam sejarahnya, pada awal masa kerajaan di Indonesia, beduk merupakan alat tradisional.
Beduk juga disebut sebagai tanda berkumpul di alun-alun sejak abad pertama masehi. Sedangkan, pada masa perkembangan syiar Islam yang disyiarkan sembilan wali, fungsi beduk bertambah.
Untuk mengetahui lebih dalam, Yayasan Islamic Center Al Ghazaly menggelar diskusi Kebudayaan Beduk, Masjid, dan Islam Nusantara.
Laporan: M. Aprian Rhomadoni
Pimpinan YIC Al-Ghazaly KH Muhammad Mustofa Abdullah bin Nuh mengatakan, umat Islam dapat mengambil hikmah dengan menyegarkan kembali kolektif sejarah kebudayaan di Indoensia. Sebab, Islam di Indonesia memiliki tradisi kebudyaan yang berbeda dengan di negara lain.
Mulai dari di Tiongkok, tradisi Islam di Turki, subkontinen India, Islam Afrika.
“Juga tradisi di negara asalnya Arab Saudi sekalipun. Jadi, yang dipaparkan KH Tantowi Johari amat berkelas, bagaimana melihat tradisi dalam positif Islam,” ujarnya usai diskusi dengan tema ‘Antara Budaya dan Agama, Nusantara, dan Arab’, kemarin (18/2).
Menurut pria yang juga ketua MUI Kota Bogor ini, beduk bisa menjadi kebanggaan Kota Bogor. Sebab, beduk pertama di dunia terbuat dari bambu. “Inilah kebanggan kami, sangat inovatif, baru ada beduk yang terbuat dari bambu. Terus terang, kebanggaan kami membingkai identitas solid tentang keislaman nusantara ini,” papar pria yang disapa Kiai Toto ini.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi Fatwa MUI Kota Bogor, KH Hotimi Bahri menjelaskan bahwa beduk sudah ada sejak abad pertama masehi. Tradisi ini sudah mengakar di Nusantara dan menjadi tradisi di kala Islam masuk ke Indonesia. Hukum jika beduk masuk masjid adalah mubah.
Namun, kata dia, menjadi sunah jika bermanfaat dan menjadi pahala.
“Kembali ke ushul fiqih, hukum beduk mubah, kecuali ada hukum sifat yang berfungsi menjadi pahala dan bermanfaat. Ketika masuk masjid jadi pahala dan sunah,” tuturnya dalam diskusi ini juga diisi budayawan dan Pimpinan Pondok Pesnatren Al Wasilah, Garut, KH Tantowi Johari.
Sementara itu, Lembaga Pendidikan Seni Nusantara (LPSN), memberikan beduk yang terbuat dari bambu oleh Profesor dr Endo Suanda, seniman bambu asal Bandung.
Endo menjelaskan, beduk lahir dari minatnya untuk mengembangkan teknik pengolahan bambu sebagai alternatif dari kayu. Beduk dari bambu ini, kata dia belum ada di dunia. “Kita bangsa yang kaya budaya, akan tetapi kita belum mampu mengelola budaya,” imbuhnya.(/c)
sumber :Radar Bogor
Related Posts:
Lahan Tersedia, Pembangunan Jalur Tambang Butuh 300 Miliar RUMPIN–RADAR BOGOR,Rencana pembangunan jalur tambang bukan hanya persoalan pembebasan lahan. Dari segi anggaran pun, cukup besar sekitar Rp300 miliar. Sehingga tak mudah dan cepat untuk dianggarkan Pemkab Bogor, kendat… Read More
Elite Nasdem: Anies Bukan Orang Baru Bagi Bang Surya Paloh JAKARTA-RADAR BOGOR, Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem, Tengku Taufiqulhadi mengatakan, pertemuan antara ketua umumnya Surya Paloh dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan momentum penting. Taufiqulhadi men… Read More
Ada 115 Rumah Tak Layak Huni, Pemkab Bogor Kembali Kucurkan Anggaran TAMANSARI-RADAR BOGOR,Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor kembali menyalurkan bantuan anggaran pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari. Selasa (23/7), penyerahan bantuan ter… Read More
1.700 Pencari Suaka Ada di Kabupaten Bogor, Puncak jadi Favorit CIBINONG–RADAR BOGOR,International Networking for Humanitarian (INH) baru-baru ini mendata ada sekitar 1.700 pengungsi di Kabupaten Bogor, yang mencari suaka dari berbagai negara. Hal itu dikatakan Ketua INH, Lukmanul H… Read More
Marcus/Kevin Lolos dengan Rekor Waktu Kemenangan Tercepat JAKARTA-RADAR BOGOR,Keberhasilan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto melaju ke babak kedua Japan Open 2019 kemarin, disusul oleh tiga ganda putra Indonesia lainnya. Hari ini, pasukan Merah Putih melangkah tanpa hambatan… Read More
0 komentar:
Post a Comment