Banner 1

Tuesday, 17 September 2019

Fenomena Narsisme di Balik Tersebarnya Foto-foto Korban Kecelakaan


BOGOR-RADAR BOGOR, Warga Desa Parung, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Reza Mulyadi (34) masih nampak shock berat. Itu terjadi ketika dia dapat informasi bahwa salah satu keluarganya menjadi korban begal di bilangan Pengasinan, perbatasan antara Depok dan Kabupaten Bogor.
Yang membuatnya tambah sedih adalah informasi dari sosial media dan percakapan daring WhatsApp. Sebuah foto korban penuh dengan luka dan darah terpampang jelas di hadapannya.
Korban begal itu tak lain keluarga Reza sendiri. Kejadiannya memang sudah lama. Sekitar enam bulan lalu. Namun, jejak-jejak digital peristiwa itu masih bisa dicari sampai sekarang.
“Saya tidak sangka kalau keluarga jadi korban. Foto-fotonya banyak disebar dan langsung viral. Ada satu orang yang memfoto, terus dia sebar lewat grup sosial media. Akhrinya jadi bahan konsumsi banyak orang,” kata Reza membuka kisahnya kepada Radar Bogor.
Dia pun berusaha menghubungi orang-orang yang menyebarkan foto kerabat dekatnya itu. Di antara respon mereka, ada yang berkenan menghapus, namun ada juga yang enggan menghapus.
Beruntungnya, kerabat terdekatnya sempat diselamatkan warga. Namun, jejak pilu peristiwa itu masih membekas di benak Reza dan keluarga hingga saat ini. Reza merasa dirinya dua kali menjadi korban.
“Yang pertama korban pembegalan pada saat peristiwa terjadi. Yang kedua korban psikologis. Ini yang membekas sampai sekarang. Kalau meliat fotonya berlumuran darah, keluarga pasti ada perasaan tidak nyaman sampai sekarang,” terangnya.
Reza berharap agar kejadian yang dialami keluarganya tidak sampai terjadi kepada orang lain. Di satu sisi, Reza mengaku beruntung saat masyarakat memberikan informasi tentang keluarganya yang menjadi korban begal itu.
Tapi, sisi lainnya ia merasa tidak nyaman dengan jejak digital foto keluarganya yang viral.
“Kalau mau difoto dan disampaikan tidak masalah. Cukup ke kita saja sebagai keluarga. Supaya kita bisa tahu kondisinya. Jangan sampai orang lain tahu. Tidak enak. Itu juga kan bagian dari aib korban. Otomatis jadi aib keluarga juga. Atau kalau mau posting, jangan terlalu lama. Segera dihapus,” pintanya.
Apa yang dialami Reza sebenarnya hal yang wajar. Apalagi, akhir-akhir ini masyarakat disuguhkan dengan fenomena menyebarnya foto-foto kecelakaan di sosial media. Di antara peristiwa kecelakaan yang baru-baru ini terjadi adalah kecelakaan di KM 91 Tol Cipularang dan Tol Jagorawi yang menelan tiga korban jiwa.
Bahkan, Kasatlantas Polres Bogor AKP M. Fadli Amri sampai angkat bicara. Ia mengatakan, sebenarnya tidak ada larangan untuk mendokumentasikan sebuah peristiwa kecelakaan.
Malah, kadang-kadang dokumentasi dapat membantu petugas dalam mengungkap fakta awal sebuah peristiwa kecelakaan maupun kriminal di jalan raya. Hanya saja, ia memberikan rambu terkait penyebaran suatu konten peristiwa kecelakaan. Pria yang akrab disapa Fadli itu juga mengatakan, tidak perlu sampai ikut memposting foto korban.
“Terkait transfer informasi, semua sudah diatur dalam UU ITE. Jika ada kaitan dengan hak-hak privasi, sebaiknya diperhatikan batasannya. Bisa saja nanti keluarga korban merasa tidak senang, lalu membuat laporan,” ujarnya kepada wartawan.
“Mungkin teman-teman Reserse yang paham detail pasalnya. Saya lebih melihat dari kacamatan sosial. Di satu sisi informasi kecelakaan yang diposting bermanfaat, tapi disisi lain harus diperhatikan batasannya. Kita harus melihat kepentingan keluarga korban juga,” terangnya.
Media saja, lanjutnya, dalam mengambil gambar sebuah peristiwa setidaknya harus ada izin dan memperhatikan batasan mana yang layak untuk ditampilkan dan mana yang tidak.
Bila sebuah gambar dokumentasi dikhawatirkan menimbulkan kengerian, media kadang tidak menampilkan atau memfilter sehingga mengurangi unsur ngeri saat publik melihat.
Sebagai petugas, ia menyarankan gambar-gambar yang bersifat sensitif cukup menjadi konumsi pribadi saja. Tidak untuk disebarluas ke ruang publik.
“Kalau pun harus menginformasikan ke khalayak publik, mungkin bisa dibagian kendaraan saja. Misal jalannya seperti apa, kondisi, plat kendaraan, situasi. Untuk korban jiwa, bisa dijelaskan melalui tulisan,” paparnya.
“Atau kalau menemukan video rekaman kronologis, bisa sampaikan ke petugas kepolisian. Hubungi anggota terkait. Itu tentu berguna untuk penyelidikan kami. Tapi ingat, ini bukan untuk dikonsumsi publik ya,” tegasnya.
Memberikan informasi kepada petugas kepoilsian langsung, sambungnya, itu lebih baik dari pada harus disebar ke publik secara vulgar. Masyarakat pun diminta jangan takut menjadi saksi.
Petugas pasti akan memberikan hak-hak privasi jika memang masyarakat meminta anonimitas identitas. Petugas tidak mungkin menyampaikan sebuah informasi ke ruang publik tanpa disaring.
“Saya juga berpesan ke anggota di lapangan, dokumentasi itu penting. Tapi secukupnya saja. Kita lihat korbannya, kita foto di awal untuk mengatahui posisi. Paling berapa detik saja kan. Terus kita tolong korbannya. Karena apa? Dokumentasi itu juga bisa jadi bahan kita yang fresh terkait posisi kendaraan, sudut tabrak, itu kan belum digeser-geser,” jelasnya.
“Itu berguna sekali untuk kepentingan penyelidikan. Tapi kita juga tidak bisa mengesampingkan sisi kemanusiaan kita untuk menolong korban. Sekarang berapa lama sih dokumentasi awal? Paling 5 detik. Nah ada segelintir masyarakat yang salah kaprah. Dia yang sibuk foto-foto, tapi dia juga tidak menolong korbannya sama sekali. Dimana naluri kemanusiaan kita?” imbuhnya.
Sementara itu Sekretaris Fatwa MUI Kota Bogor, Khotimi Bahri meminta agar masyarakat tetap mengindahkan aturan-aturan moril saat hendak menginformasikan sesuatu ke ruang publik.
Ia menegaskan, agama tetap memiliki etika dan adab dalam segala hal, termasuk saat mengumumkan suatu informasi ke khalayak publik. Secara agama, Khotimi menegaskan jika memberikan informasi adalah sesuatu yang mubah atau boleh-boleh saja.
“Terkait foto-foto korban yang beredar itu, bisa jadi akan menimbulkan kegelisahan keluarga korban. Ada ketidaknyamanan. Secara tidak langsung menimbulkan kegelisahan di keluarga korban. Sudah jadi korban, eh fotonya malah disebar lagi,” ujarnya.(pin/iki)

Related Posts:

  • Ternyata Ini Penadah Mobil Curian di Bogor BOGOR – Unit Reskrim Polsek Leuwiliang menangkap satu orang penadah  kendaraan bermotor hasil curian, khususnya roda empat, Senin (24/04/2016). Pelaku bernama M. Ali Imron (36) ditangkap dirumahnya Kampung Bay… Read More
  • Nih Jadwal SIM Bogor Hari Ini BOGOR – Warga Kota Bogor khususnya yang ingin memperpanjang SIM A dan C.  Silahkan datang ke Pasar Bogor Jalan Suryakancana (Depan Toko Bata) mulai pukul 09.00 hingga selesai, hari ini Senin (25/04/2016). … Read More
  • Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini BOGOR – Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan akan terjadi hari ini di Bogor, Senin (25/04/2016). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan sedang akan terjadi di Kota Bogor sedangk… Read More
  • Rumah Plus Furnitur di Bogor Kini Mulai Dilirik BOGOR – Sebagai kota penyangga Jakarta, Bogor terus mengalami perkembngan. Terutama di bidang property.  Bahkan berbagai pengembang property menganggap Bogor sebagai surga properti sudah dikenal hampir ke selu… Read More
  • Warga Bogor Utara Terus Giatkan Jumsih BOGOR – Untuk menyukseskan lomba kebersihan antar RT se-Kota Bogor, Muspika Kecamatan Bogor Utara beserta masyarakat mengadakan jumat bersih (jumsih), Jumat (22/04/2016). Kegiatan yang digagas Koramil 06-05/Bogor Ut… Read More

0 komentar:

Post a Comment