CIBINONG–RADAR BOGOR,
Wajah M. Faqih Muttaqien (16) -siswa kelas X SLB Fitria Bogor-
mendadak semringah dan terharu. Ya, penyandang tunarungu itu akhirnya
bisa mendengar. Pasalnya, sejak kecil, Faqih harus
berkomunikasi melalui bahasa isyarat.
Namun, berkat bantuan alat bantu dengar (ABD) dari Telkom Difabel
Care ‘Yayasan Diffable Action Indonesia bersama PT Telkom-Kick Andy
Foundation-ABDI’, Faqih bisa dengan jelas mendengar suara yang
ada. Faqih adalah satu dari 26 anak-anak penerima ABD.Ketua Harian Yayasan Kick Andy Foundation Ali Sadikin menuturkan, melalui program ADB, sangat berharap anak-anak penderita tunarungu bisa mendengar. ”Kami ingin lakukan ini terus. Makanya tadi ada teman-teman dari yayasan SLB di Bogor, nah kami kenalan di sini. Ke depan akan banyak sekali programnya,” urai Ali seusai pemberian ADB, di ruang VIP Stadion Pakansari, kemarin (14/5).
Ali melanjutkan, program Kick Andy Foundation tidak hanya ADB. Ada bantuan bagi penyandang tunadaksa, yakni kaki palsu. ”Kalau bukan kita siapa lagi? Mumpung masih bisa melakukan bersama, maka itu yang kami lakukan,” tegasnya.
Selain itu, Ali menjelaskan, ADB yang terpasang di masing-masing telinga penerima bukanlah ADB biasa. Sebelumnya, telah dilakukan pendataan, hingga ditentukan 26 anak penerima ADB, lalu diukur tingkat volume, lubang telinga dan dipesankan di Amerika melalui PT ABDI.
”Makanya se-Indonesia hanya 350 ADB, karena bentuknya tidak massal. Masuk ke Indonesianya pun butuh waktu dan proses,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Diffable Action Indonesia (YDAI) Isnurul Naeni memaparkan, data penyandang tunarungu yang dibina YDAI lebih dari 300 anak. Di sisi lain, kuota yang diberikan hanya 26. Karena itu pihaknya amat sangat menyaring anak-anak yang memang membutuhkan ADB dan masuk kategori parah.
”Rata-rata penerima ADB terhitung parah. Jadi selama ini mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat, atau membaca bahasa bibir. Tapi mereka semuanya sekolah.Karena itu, dengan ADB ini bisa lebih mempermudah proses belajar mereka,” bebernya.
Besar harapan, Is -anak-anak penerima ADB- bisa lebih mendengar dinamika kehidupan lewat suara, juga bisa menunjang pendidikan mereka, sebab ada beberapa di antaranya yang akan naik ke jenjang SMA.
”Saat dipakai, langsung aktif, bisa mendengar. Meski memang butuh pembiasaan, kalau anak yang belum pernah sama sekali menggunakan ADB, butuh waktu 1-2 minggu untuk pembiasaan, karena sebelumnya kan blank, pusing-pusing. Cuma biasanya lebih tertutupi oleh rasa senang,” tandasnya. (wil/c)
Sumber : Radar Bogor
0 komentar:
Post a Comment