Tuesday, 15 May 2018
Home »
» Kalau Macet Butuh Dua Jam
Kalau Macet Butuh Dua Jam
CIBUBUR–RADAR BOGOR, Kemacetan di kawasan Cibubur masih menjadi pekerjaan rumah (PR) empat pemerintah daerah, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Jakarta Timur, dan Kota Bekasi.
Bisa dikatakan, situasi ini sudah menjadi ‘sarapan’ rutin warga Cibubur, yang seolah tidak ada menu pengganti. Warga pun sangat berharap, pembangunan LRT dan tol yang saat ini tengah dikerjakan menjadi solusi mengurai kemacetan.
Penelusuran Radar Bogor, ada beberapa titik simpul kemacetan yang harus dibenahi. Di antaranya, Mall Cibubur, Plaza Cibubur, Buperta, perempatan Cikeas (Gunungputri) Jalan Raya Transyogi, flyover Cileungsi, Perumahan Duta, dan pertigaan Metland. Kemacetan di titik inilah yang paling krodit, terutama sore hari.
Dari arah Cibubur menuju Cileungsi, pengendara bisa membutuhkan waktu hingga dua jam. Padahal, dalam kondisi normal pengendara hanya membutukan sekitar 30 menit.
Penumpukan kendaraan di titik-titik ini biasanya terjadi pada pukul 16.00 hingga 20.00 WIB. “Sudah enggak aneh kalau macet di sini (Cibubur) apalagi waktu jam pulang kerja,” kata Dimas (32) warga Perumahan Nusa Indah Blok I, Desa Bojongkulur, Kecamatan Cileungsi.
Menurut dia, kemacetan biasanya terjadi di hari kerja. Sementara saat akhir pekan atau libur, kemacetan di jalur alternatif Cibubur-Transyogi justru tidak terlalu parah.
Terpisah, pengamat transportasi, Budi Arif, menyebut pemerintah harus paham jika Cibubur merupakan daerah yang tingkat sosial ekonominya mayoritas berada di menengah ke atas. Sehingga, setiap warga dipastikan memiliki kendaraan yang bergerak dari Cibubur ke Jakarta.
“Pastinya volume kendaraan tinggi, karena kan punya mobil semua, “katanya.
Untuk meminimalisasi penggunaan kendaraan pribadi, keberadaan moda transportasi massal menjadi solusinya. Hanya saja, pemerintah tetap harus melakukannya secara komprehensif.
“Butuh pemetaan pergerakan kendaraan pribadi, berikut dengan pekerja yang sifatnya membutuhkan kendaraan untuk mondar-mandir di lapangan. Jadi, bus tidak hanya beroperasi di jam-jam tertentu,” ujarnya.
Ia juga mengkritisi jika sistem ganjil genap bukanlah solusi yang tepat. Sebab, sistem ini masih bisa diakali.
“Masyarakat juga tidak hanya memiliki satu mobil, artinya mereka punya dua mobil dengan pelat sesuai aturan ganjil genap,” tandasnya.(cr2/c)
sumber : Radar Bogor
Related Posts:
Edit Foto Terlalu Cantik, Caleg Terpilih DPD NTB Digugat ke MK JAKARTA-RADAR BOGOR, Lantaran mengedit foto melewati batas kewajaran, caleg DPD RI asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Evi Apita Maya digugat ke MK. Yang menggugatnya caleg DPD NTB Farouk Muhammad. Dalam foto yang diedit te… Read More
Jelang Idul Adha, Pedagang Hewan Kurban di Sukabumi Mulai Menjamur SUKABUMI-RADAR BOGOR,Menjelang Hari Raya Idul Adha, pedagang hewan kurban di Kabupaten Sukabumi mulai menjamur. Seperti di jalan jalur lingkar selatan, Kampung Cibolang, Desa Cibolang Kaler, Kecamatan Cisaat. Di sepanjan… Read More
Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Tenjolaya BOGOR-RADAR BOGOR, Warga Kampung Ciangsana, Desa Tapos 1, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, digegerkan dengan penemuan mayat laki-laki paruh baya tanpa identitas, Sabtu (13/7/2019). Mayat laki-laki yang mengenakan jak… Read More
Buktikan Pencemaran, PT Mayora Minta Warga Lihat Aktivitas Produksi CARINGIN-RADAR BOGOR, Persoalan dugaan pencemaran lingkungan yang disebabkan produktifitas pabrik milik PT. Tirta Fresindo Jaya anak perusahaan PT. Mayora Group makin memanas. PT Tirta Fresindo Jaya (TFJ) sebagai an… Read More
Jokowi dan Prabowo Sepakat Hilangkan Sebutan Cobong-Kampret JAKARTA-RADAR BOGOR, Pertemuan presiden terpilih Joko Widodo dengan Prabowo Subianto di Stasiun Lebak Bulus, di atas MRT hingga Stasiun Senayan mungkin belum menghasilkan keputusan formal. Setidaknya yang bisa dikonsumsi… Read More
0 komentar:
Post a Comment