Tuesday, 15 May 2018
Home »
» Melihat Perkembangan Urban Farming dan Agrowisata di Margajaya
Melihat Perkembangan Urban Farming dan Agrowisata di Margajaya
Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB mempunyai cara sendiri dalam mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di kelas. Yakni dengan menggelar ekspose hasil praktikum akhir semester, kemarin (13/5).
Kali ini, mata kuliah Pengelolaan Lanskap dan Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan yang dikoordinasi oleh Prof Hadi Susilo Arifin, dengan tim dosen Kaswanto, Syartinilia, Prof Wahju Qamara, dan Aris Munandar bersama Kelurahan Margajaya, melaksanakan ekspose langsung “on the site”.
Prof Hadi mengatakan, momentum ini sangat tepat, karena Margajaya yang meraih Juara II Kampung Tematik 2017, akan me-launching Pasar Rakyat Tani sebagai wujud inisiasi Margajaya mengembangkan pertanian perkotaan dan agrowisata.
“Jadi, pemilik Pondok Syahir, Ibu Yunis Liana Suprapto menginisiasi ide pembukaan Pasar Rakyat Tani ini dikaitkan dengan event cucurak, yang biasa dirayakan dalam menghadapi awal Ramadan,” ujarnya.
Margajaya, kata Hadi, merupakan salah satu kelurahan di Kota Bogor yang memiliki potensi lanskap pertanian yang sangat luar biasa. Itu didukung dari hamparan sawah dan sistem irigasi yang baik, sehingga mampu menghasilkan padi yang diharapkan tetap berkelanjutan. “Saya melihat produksi ’pare anyar’, padi yang baru dipanen menjadi unggulan Margajaya,” bebernya.
Adanya lahan kering, berupa kebun campuran, talun tepi sungai dan pekarangan, sangat potensial untuk dipertahankan sebagai lanskap produktif, yang memiliki peluang sebagai objek wisata pertanian atau agrowisata. Apalagi, menurut Hadi, keberadaan Sungai Cisindangbarang, sumber air yang tidak pernah kering dan adanya saluran irigasi, dapat menjadi objek atraksi wisata pertanian yang tidak hanya untuk tanaman, tapi juga berpeluang bagi atraksi per-ikanan dan peternakan.
“Inisiasi pengembangan urban farming dan agrowisata ini sangat potensial dan prospektif. Melihat isu ketahanan pangan, kedaulatan pangan dan kemandirian pangan masih merupakan isu hangat, karena itu kita bergerak dari bawah. Dimulai pada skala keluarga melalui pemanfaatan lanskap pekarangan, dan lanskap pertanian lainnya yang ada di Margajaya,” ucapnya.
Sementara, selain pemerintah Kelurahan Margajaya dan Pondok Syahir yang mendukung inisiasi ini, juga ada Rumah Kepemimpinan, Posdaya, Nusagrow, kelompok tani, PKK dan Karang Taruna saling bergandeng tangan yang didukung oleh Bappeda Kota Bogor, dalam perencanaan dan pengembangan Margajaya sebagai ikon urban farming dan agrowisata.
“Harapannya, lanskap pertanian Margajaya tetap bisa menjadi oase di tengah maraknya pembangunan fisik kota yang pesat. Diupayakan agar bentang alam dengan produksi ragam hasil pertanian yang ada di Margajaya ini bisa berkelanjutan,” pungkasnya. (ran/*)
Sumber : Radar Bogor
0 komentar:
Post a Comment